ikatlah ilmu dengan menuliskannya"sanitomichie"

Tuesday, August 28, 2007

Melangkah dalam satu tujuan menuju ridho illahi

ALLAHUMMA BARIKLANA FI RAJABBA WA SYABAN WA BALIGHNA RAMADHAN

Monday, August 27, 2007

Melangkah dalam satu tujuan menuju ridho illahi

Brain Drain” dan Kebangkitan Bangsa
Oleh ARY GINANJAR AGUSTIAN

ADA sebuah pepatah Cina yang intinya menyatakan kalau bangsa mau sukses, yang harus dilakukan adalah membangun SDM-nya. Kebangkitan nasional adalah hasil dari cemerlangnya kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia pada awal tahun 1900-an.

SDM unggul yang mampu menjadi agen perubahan, seperti Dr. Wahidin Sudiro Husodo, lahir dari sistem pendidikan yang terarah dan terukur. Pertanyaannya, bagaimana dengan SDM dan sistem pendidikan kita dewasa ini?

Setelah generasi para "Bapak Bangsa" berlalu, sistem pendidikan nasional kita tak kunjung tuntas dan jelas. Ungkapan "ganti menteri, ganti kebijakan" terus berlaku. Akibatnya, kualitas anak didik tak bisa diunggulkan. Untuk mendapatkan pendidikan berkualitas banyak pelajar dan mahasiswa kita "lari" ke luar negeri, termasuk yang disponsori negara dengan jumlah ribuan tiap tahunnya.

Tetapi, dengan alasan minimnya kesempatan, pekerjaan, dan kurangnya penghargaan yang layak, setelah lulus mereka enggan kembali ke tanah air. Banyak putra Indonesia yang jenius, memilih hidup di luar negeri. Fenomena itu disebut brain drain (hengkangnya otak-otak cemerlang).

Ketidakpulangan mereka jelas merugikan bangsa dan negara. Terutama yang berangkat dengan beasiswa negara, yang berasal dari pajak rakyat. Berapa banyakkah otak cemerlang Indonesia yang menyeberang? Indonesia tidak punya data lengkap. Sebagai perbandingan, dalam konferensi PBB untuk perdagangan dan pembangunan (1996) disebutkan, paling tidak benua Afrika kehilangan 60.000 tenaga terampilnya antara tahun 1985-1990 atau hampir senilai US$ 12 miliar (sekitar Rp 110 triliun).

Mereka adalah aset bangsa, SDM yang unggul. Akan tetapi, di negeri sendiri, para cerdik pandai itu merasa tidak bahagia lahir dan batin. Bayangkan, gaji peneliti lulusan program doktoral (S-3) hanya Rp 1,5 juta per bulan, lebih rendah dari gaji sopir busway yang mencapai Rp 3 juta per bulan.

Demikian pula penghasilan guru besar di perguruan tinggi negeri hanya Rp 2,5 juta per bulan, lebih kecil dari beasiswa yang didapat 15 tahun lalu sebesar US$ 600 (sekitar Rp 5,5 juta). Dengan kenyataan itu, jelas, mereka tidak mendapatkan kebahagiaan emosi maupun fisik karena tidak mendapatkan pengakuan dan penghargaan yang layak.

Majalah Gatra terbitan 10 Oktober 2003 pernah mewawancarai salah seorang dari mereka, Dr. T, yang mengaku sangat ingin pulang ke Indonesia dan berkarya di negeri sendiri. Selain mengajukan syarat gaji dan bidang keilmuan yang cocok, "Saya cuma minta fasilitas laboratorium yang memadai dengan akses internet, serta komitmen untuk membantu pengembangannya," katanya. Dengan itu saja tanpa perlu fasilitas rumah dan mobil, maka vocation (panggilan jiwanya) akan terpenuhi.

Bagaimana untuk mengatasi hal ini? Sebelum berangkat ke luar negeri, sebaiknya mereka diberikan pembekalan mengenai komitmen spiritual hingga memahami makna kehidupan tertinggi. Tak lupa komitmen emosional agar memiliki wawasan kebangsaan (nasionalisme). Jadi, mereka tidak hanya mengandalkan komitmen intelektual yang berorientasi pada materi belaka.

Gerakan repatriasi, yaitu kembalinya SDM kita ke pangkuan ibu pertiwi, harus dimulai. Taiwan telah melakukannya, dan kini produk domestik brutonya (GDP) per kapita di atas US$ 20.000 per tahun. Di India, sejak awal 2000 sampai kini, diperkirakan 35.000 warganya pulang, dan India sekarang melaju menyusul Cina.

Thailand membuat program "Reserve Brain Drain" dengan iming-iming gaji dua kali lipat standar domestik. Di Pakistan, Menteri Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan, Prof. Attaur Rahman, meningkatkan insentif mereka sebesar empat kali gaji menteri. Ayo, pulangkan para putra bangsa yang bersinar, untuk sebuah "Indonesia Emas"! ***kutipan dari HU PR Bdg

Thursday, August 16, 2007

Melangkah dalam satu tujuan menuju ridho illahi

Seni Memimpin Diri
Oleh ARY GINANJAR AGUSTIAN

KETIKA baru pulang dari perang terhebat di zaman Rasulullah, yakni Perang Badar, maka nabi yang mulia memberikan nasihat-nasihatnya. Perang itu berlangsung di bulan Ramadan ketika nabi dan para sahabatnya tetap menjalankan ibadah puasa.

"Kita baru saja kembali dari perang kecil menuju ke perang yang lebih besar. Perang besar itu adalah menghadapi hawa nafsu," kata Rasulullah saw.

Frederick Agung, Raja Prusia yang terkenal itu, suatu hari berjalan-jalan di pinggiran Kota Berlin, Jerman. Ia bertemu dengan seorang laki-laki tua yang sedang berjalan ke arahnya, kemudian ia bertanya:

"Kau siapa?" tanya Frederick.
"Saya raja," jawab sang laki-laki tua.
"Raja?" Frederick tertawa. "Atas kerajaan mana kau memerintah?"
"Atas diri saya sendiri," jawab laki-laki tua itu dengan bangga.

Potongan kisah Nabi Muhammad dan pembicaraan Raja Frederick itu mengingatkan kita bahwa seorang pemimpin harus mampu memimpin dirinya sendiri sebelum memimpin orang lain. Apabila seseorang telah mampu memimpin dirinya, berarti dia telah berhasil menjelajahi diri dan mengenal secara mendalam siapa dirinya. Sebelum memimpin ke luar, ia telah mampu memimpin ke dalam.

Muhammad, sebelum menjadi nabi dan pemimpin besar, telah berhasil memimpin diri sendiri. Tak heran apabila pada usia belia telah mendapat gelar dalam hal integritas dan kejujuran yaitu "Al-Amin" dari masyarakat Quraisy yang kelak menjadi penentang utamanya. Sampai saat ini belum ada satu pun universitas di dunia yang memberikan gelar "Al-Amin" kepada lulusannya.

Pengenalan diri lebih intensif dilakukan Muhammad di Gua Hira, sebuah gua yang berada di puncak Bukit Cahaya (Jabal Nur) di pinggiran Kota Mekah. Perenungan tersebut yang selanjutnya mengantarkan pada pengenalan Sang Pencipta, Allah SWT.

Begitu pula dengan yang terjadi pada Nelson Mandela, pemimpin besar Afrika Selatan, yang membawa bangsanya dari negara yang rasialis menjadi negara yang demokratis dan merdeka. Dalam sebuah wawancara, Nelson Mandela menceritakan selama penderitaan 27 tahun dalam penjara pemerintah Apartheid, justru melahirkan perubahan dalam dirinya.

Ia mengalami perubahan karakter dan memperoleh kedamaian dalam dirinya sehingga menjadi manusia yang mampu mengendalikan diri, memaafkan orang yang memusuhinya. Karena itulah, Mandela kemudian diakui sebagai pemimpin sejati.

Memimpin diri adalah pekerjaan yang amat berat. Tak mudah bagi seseorang untuk selalu mampu memimpin diri sendiri melawan penjajahan hawa nafsu. Hal ini berkaitan dengan kedisiplinan diri yaitu mencapai apa yang sungguh-sungguh diharapkan dan melakukan yang tidak diinginkan. Musuh yang paling berat untuk ditaklukkan adalah diri sendiri.

Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan ke luar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Kepemimpinan adalah transformasi internal dalam diri seseorang. Sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out).

Karena itulah, ketika usai Perang Badar, Rasulullah mengatakan masih ada peperangan yang lebih besar, yaitu perang melawan diri sendiri. Itulah perang sepanjang hayat, yaitu mengendalikan dan memimpin diri ke jalan kebenaran. Wallahu-a'lam.***

http://www.istanasurgaku.blogspot.com


Melangkah dalam satu tujuan menuju ridho illahi

Hidup Proporsional
Oleh K.H. ABDULLAH GYMNASTIAR

Semoga Allah Yang Mahakaya mengaruniakan kekayaan yang penuh berkah, dan melindungi kita dan tipu daya kekayaan yang menjadi fitnah.

SAUDARAKU, salah satu hal yang harus kita waspadai saat ini adalah kegemaran sebagian orang terhadap kemewahan dan menggejalanya pola hidup konsumtif. Apa kerugian hidup bermewah-mewah? Di zaman sekarang kemewahan bisa membawa bencana. Minimal dicurigai orang lain. Siksaan pertama dari kemewahan adalah ingin pamer, ingin diketahui orang lain. Siksaan kedua dari kemewahan adalah takut ada saingan. Pemuja kemewahan akan mudah dengkinya kepada yang punya lebih. Penyakit ketiga cemas, takut rusak, takut dicuri. Makin mahal barang yang dimiliki, kita akan semakin takut kehilangan.

Hidup mewah juga sesungguhnya membuat biaya hidup menjadi tinggi, apalagi orang yang hobi kepada merek, karena kita bisa jadi seperti etalase. Bukan tidak boleh memakai barang bermerek, tetapi apa artinya merek bagus jika diri kita murahan. Apalah artinya memakai jam tangan mahal, tetapi untuk sedekah pelitnya luar biasa. Persoalan sebenarnya adalah dia kehilangan jati dirinya. Apalagi, barang-barang mewah itu membutuhkan biaya perawatan yang tinggi dan harus dijaga dengan baik sehingga biaya pengamanannya juga tinggi. Oleh karena itu, sejak sekarang mulailah merujuk kepada teladan kita Nabi Muhammad saw.

Nabi Muhammad adalah puncak kemuliaan, puncaknya prestasi yang bagi kita umat Islam sudah tidak ada keraguan lagi akan kemuliaannya. Beliau adalah pemimpin sebuah negara, tetapi beliau tetap dikenal sebagai orang yang bersahaja, bahkan sampai sekarang tidak kurang kemuliaannya.

Kalau mau jujur, sebenarnya orang-orang yang bersahaja itu selalu mencuri hati kita. Kalau ada pejabat tinggi yang bersahaja, hati kita akan tercuri. Kalau ada artis kaya dan terkenal tetapi bersahaja, kita kagum kepadanya. Begitu pun kalau ada orang yang sukses tetapi hidup bersahaja, selalu saja dia memiliki pesona tersendiri.

Memang bersahaja itu membuat seseorang lebih berharga dari apa yang dimilikinya. Mungkin dia mempunyai mobil bagus, tetapi dirinya jauh lebih berharga daripada mobilnya. Dengan begitu, ketika mobilnya tiada, tidak pernah berkurang kemuliaannya. Seseorang yang mempunyai kedudukan tinggi di sebuah institusi, tetapi dia begitu bersahaja, maka ketika pensiun atau dimutasi, tidak pernah berkurang kemuliaannya karena kemuliaannya melekat pada dirinya.

Orang yang bersahaja itu hidup tenteram dan tidak jadi bahan iri orang lain. Karena tidak ada yang membuat orang lain jadi iri, tidak membuat orang lain kotor hati, dan juga tidak membuat dirinya kotor hati.

Bagi orang yang hidupnya bersahaja dia akan tenang-tenang saja, karena dia tidak merasa perlu diistimewakan, tidak ingin dispesialkan, sehingga melangkah ke mana pun baginya teramat ringan tanpa beban. Seperti halnya Rasulullah saw. naik unta atau naik keledai, bagi beliau sama saja. Bahkan, rumah beliau juga begitu sederhana dan tidak dilengkapi perabotan yang mahal-mahal.

Oleh karena itu, hidup ini harus proporsional. Lalu apakah kita harus hidup miskin? Tidak! Namun, setidaknya kalau kita hidup bersahaja, selain hemat dan terhormat, insya Allah juga akan menjadi ladang ibadah bagi kita, karena mengikuti sunah Rasulullah saw. dan kita tidak membuat orang lain sakit hati. Dari sana, kita juga bisa bergaul secara nyaman dengan siapa pun.

Tidak apa-apa kita berpakaian bagus, yang penting proporsional. Misalnya, ketika pergi ke sebuah resepsi, tampaknya tidak layak jika kita berpakaian kumuh dan lusuh karena ingin dianggap bersahaja. Justru malah sebaliknya, orang akan mual melihat kita. Demikian halnya jika kita berangkat ke resepsi dengan memakai segala macam aksesori, tentu itu juga akan menjadikan kita bahan tontonan. Yang penting niat kita berpakaian itu untuk apa? Seharusnya kita semaikan niat yang utama untuk menutup aurat sesuai dengan syariat Islam, sehingga dari sana orang lain dapat melihat kemuliaan Islam.

Di pihak lain, kita juga harus mendefinisikan dulu pengertian mewah agar kita tidak mudah menilai orang lain hidup mewah, sementara kita sendiri tidak mengerti maksudnya. Mewah itu adalah sesuatu yang melampaui keperluan dan melampaui kemampuan. Kalau kita di rumah punya sandal jepit sepuluh pasang, bisa jadi kita termasuk orang yang mewah, karena kita tidak memerlukan sandal sebanyak itu. Seandainya seseorang membeli helikopter miliaran rupiah, maka itu belum tentu mewah kalau itu sesuai dengan keperluan dan kemampuannya. Rumah besar juga belum tentu tergolong mewah kalau pemiliknya memang meniatkan untuk hal-hal positif, seperti menampung anak yatim misalnya atau karena keluarganya memang banyak sehingga memerlukan tempat yang luas.

Jadi, dalam menilai sesuatu itu mewah atau tidak adalah dengan melihat apakah sesuai dengan keperluan dan kemampuan atau tidak. Kalau sesuatu tidak sesuai dengan keperluan dan kemampuan, itulah yang disebut mewah. Jadi, sekali lagi jangan menilai orang lain hanya menurut versi kita. Seperti halnya ukuran kaki, kita hanya boleh mengukur kaki kita dan tidak boleh kita iri dengan ukuran kaki orang lain yang lebih besar.

Yang paling penting adalah niat di dalam hati. Kalau kita terbiasa hidup bersahaja, hidup kita juga akan tenang dan tidak ada beban. Jadi, mulai sekarang latihlah untuk tidak rindu pujian orang dan tidak tamak dengan penilaian orang lain. Bersyukurlah apabila setiap barang yang kita miliki halal dan sesuai kemampuan. Terserah orang mau menganggap kita miskin, tidak apa-apa, karena kita tidak bisa hidup dengan penilaian orang lain terus-menerus.

Apa artinya kita dipuji orang lain, tetapi kita hidup tertekan. Apa artinya bila kita dipuji orang lain, tetapi kita menderita. Apakah seperti itu hidup yang kita inginkan? Mulai sekarang marilah kita evaluasi diri, jika masih berminat untuk hidup bermewah-mewah, bersiaplah dengan segudang penderitaan. Akan tetapi, kalau kita hidup bersahaja, itulah yang akan selalu membuat orang menjadi terhormat.

Tampaknya, pola hidup sederhana harus dibudayakan kembali di masyarakat. Tak terkecuali di keluarga kita. Kalau orang tua memberikan contoh pada anak-anaknya tentang kesederhanaan, maka anak akan terjaga dari merasa diri lebih dari orang lain, tidak senang dengan kemewahan, dan mampu mengendalikan diri dari hidup bermewah-mewah.

Semoga dengan hidup sederhana dan proporsional; tidak berlebihan, kita memiliki anggaran berlebih untuk ibadah, untuk meningkatkan kemampuan kita, dan untuk beramal saleh menolong sesama. Amin. Wallahualam.***PR Bdg"

Saturday, August 11, 2007

Melangkah dalam satu tujuan menuju ridho illahi

Meraih Kasih Sayang
Oleh K.H. ABDULLAH GYMNASTIAR

ANDAI kata kita merindukan hidup ini indah, bermakna, mulia, dan bermartabat, maka tak bisa tidak kita harus berjuang keras menghidupkan hati kita, yaitu menghidupkan kasih sayang yang menjadi fitrah kita semua dengan beberapa cara sederhana.

Merasa bersaudara

Sungguh berbeda perasaan dan sikap kita andai kata kita merasa bersaudara. Kecendrungan ingin menolong, membela, berkorban, dan memaafkan lebih besar dibanding bila kita tidak merasa bersaudara dengan orang lain. Kini, saatnya kita gelorakan semangat bersaudara seiman - bagi yang seakidah - saudara sesuku, saudara sebangsa bahkan saudara seketurunan Nabi Adam dan Hawa.

Jika perasaan ini berusaha kita tanamkan dan menghujam di hati kita, maka bila kita memandang orang lain niscaya akan ada perasaan kasih sayang. Ketika melihat anak jalanan kita merasa sebagai saudara yang kurang beruntung dan manakala melihat para preman kita akan merasa bahwa mereka saudara kita yang belum mendapat hidayah.

Begitu pula ketika melihat orang yang berbuat buruk kepada kita, maka kita beranggapan sebagai saudara yang sedang khilaf. Jika demikian, maka kita akan menyikapinya secara arif dan bijaksana; cenderung lebih memaklumi, memaafkan, dan lebih bersemangat membalas dengan kebaikan.

"Tidak beriman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri." (H.R. Bukhari-Muslim)

Tentu saja kebatilan tetap harus diberantas, namun hanya kepada kekejiannya bukan benci kepada manusia itu sendiri.

Mengenang budi baik

Entah mengapa jika kita teringat keburukan seseorang terhadap kita, maka sertamerta hati ini akan dongkol, marah, perasaan tak enak, gelisah, serta ingin membalasnya. Namun, bila kita mengenang jasa baik seseorang entah kenapa pula hati ini luluh. Kenanglah jasa baik orang tua yang sudah mengandung kita selama 9 bulan, melahirkan, menyusui, menjaga kita siang dan malam, dan seterusnya. Semakin terasa hutang budi kepada orang, semakin ingin membalas dengan segala kebaikan yang mampu kita lakukan. Demikian pula bila kita kenang jasa baik para guru-guru, teman-teman, aparat, atau siapa pun yang berbuat baik.

"Yang paling pandai bersyukur kepada Allah ialah orang yang paling pandai bersyukur kepada manusia." (H.R. Thabrani)

Melembutkan hati ini adalah dengan belajar meraba dan merasakan derita saudara kita lainnya, yang sedang ditimpa kemalangan. Cobalah hidupkan hati ini dengan memikirkan bagaimana anak yatim yang amat merindukan kasih sayang orang tuanya yang telah tiada. Bagaimana para pengemis dan keluarganya harus menahan lapar siang dan malam, bagaimana perasaan gelandangan yang sedang sakit dan berbaring di pinggir jalan atau kolong jembatan, tak ada selimut, tak ada yang memberi obat, dan tak ada yang menengok.

Lihat pula saudara kita yang berada di pengungsian yang harus menenangkan anak-anaknya yang menangis, karena lapar meminta makan sementara makanan tidak ada. Atau lihat pula orang yang sedang di penjara yang amat kesepian, rindu kepada anak-anaknya, atau bahkan yang tersiksa dan teraniaya. Bila kita melihat dan mendengar musibah yang menimpa seseorang lalu kita berusaha empati, meraba perasaan dan deritanya, Insya Allah akan tersentuh dan tergerak hati ini untuk berbuat sesuatu, minimal turut merasa pedih dan ingin berbuat sesuatu, atau paling tidak melayangkan sebait doa buat mereka.

Silaturahmi

Silaturahmi adalah menyambungkan kasih sayang. Percaya atau tidak, bila kita rajin sekali silaturahmi akan menimbulkan perasaan akrab, saling mengerti, saling memahami, komunikasi yang baik, dan bisa memupus kecurigaan atau prasangka. Di samping itu, akan timbul pula sinergi saling memberi ilmu, wawasan bahkan tak jarang terjalin kerja sama. Bisa juga menjadi jodoh jika silaturahmi itu dilakukan dengan tulus karena Allah semata. Ini semua akan berdampak besar sekali untuk menghidupkan fitrah kasih sayang kita.

Oleh karena itu, milikilah program bersilaturahmi dengan sungguh-sungguh sebagai aset untuk kebahagiaan dan kesuksesan kita. Tak hanya kepada saudara tapi juga kepada orang lain, tak hanya dengan atasan atau orang kaya atau orang yang kita segani, tapi juga kepada karyawan kecil dan orang papa. Tak hanya kepada orang yang berbuat baik, tapi juga kepada orang yang pernah menyakiti, yang kikir, yang menjauhi bahkan yang tak menyukai kita. Dari Abu Hurairah bahwa dia berkata, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya, maka hendaklah ia melakukan silaturahmi." (H.R. Bukhari - Muslim)

Berkirim hadiah

Bagaimana perasaan kita jika ada orang yang berbuat baik, menolong dan berkirim hadiah kepada kita, tentu saja sangat senang dan semakin menyayanginya. Rasullullah pun bersabda dalam hal ini. "Dari `Aisyah katanya: Rasulullah saw. sering menerima hadiah dan membalasnya."

Sepertinya, hal ini harus menjadi program kehidupan kita. Carilah terus kemampuan agar kita bisa membahagiakan orang lain baik berupa senyuman, wajah ceria, hadiah berupa ucapan yang baik, hadiah berupa barang yang bermanfaat, atau paling tidak hadiah berupa doa yang tulus kita panjatkan kepada Allah agar orang lain selalu mendapat perlindungan kasih sayang Allah. Wallahua'lam.***

myspace codes
http://www.istanasurgaku.blogspot.com

Ikhsan


Melangkah dalam satu tujuan menuju ridho illahi

Keajaiban di Bulan Rajab
Oleh HABIB ALWI ASSEGAF

FIRMAN Allah SWT, "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas, dalam ketetapan Allah ketika Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah ketetapan agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya dirimu sendiri dalam bulan yang empat itu" (Q.S. At-Taubah: 36).

Bulan Haram pada ayat di atas ialah bulan yang dihormati dan dimuliakan oleh Alquran, mayoritas ahli tafsir mengemukakan bahwa keempat bulan haram (mulia) tersebut yaitu, Dzul Qa'dah, Dzul Hijjah, Muharram, dan Rajab. Setiap bulan ataupun hari-hari tertentu yang dimuliakan oleh Alquran pasti memunyai makna sejarah dan nilai filosofis yang sangat berarti bagi kita, demikian halnya dengan Rajab.

Banyak sekali peristiwa-peristiwa besar yang terjadi pada bulan ini, namun ada dua kejadian sangat penting, paling spektakuler dan paling menarik bagi orang-orang yang mau menggunakan akal sehat dan hati nuraninya. Kedua peristiwa yang merupakan keajaiban alam semesta itu adalah Isra Miraj Nabi Muhammad saw. dan kelahiran Sang Putera Kabah.

Cucu Nabi saw, al-Husein bin Ali bin Abi Thalib (Radhiyallaahu 'anhum) berkata, "Tidak termasuk umat kakekku Muhammad Rasulullah saw, orang yang tidak yakin akan 3 hal, peristiwa Isra Miraj, pertanyaan Munkar Nakir, serta keberadaan syafaat". Isra Miraj termasuk di antara mukjizat khusus yang Allah berikan hanya kepada Nabi Muhammad, tidak kepada nabi-nabi yang lain. Isra ialah perjalanan malam Rasulullah dari Masjidil Haram (Mekah) ke Masjidil Aqsha (Palestina). Miraj ialah dari Masjidil Aqsha, Rasulullah meneruskan perjalanannya ke alam langit.

Mulai langit pertama, kedua, ketiga sampai ke tujuh, sampai ke Sidratul Muntaha, bahkan sampai di satu tempat, Malaikat Jibril pun berhenti di situ dan tidak mampu lagi bergerak, akhirnya Rasulullah meneruskan perjalanan seorang diri menuju ke haribaan Allah SWT, Tuhan Penguasa alam semesta ini, setelah itu beliau kembali lagi ke Masjidil Haram. Semua rangkaian peristiwa yang luar biasa menakjubkan ini beliau tempuh hanya dalam waktu sepertiga malam, tanggal 27 Rajab tahun 10 Kenabian. Allah SWT berfirman, "Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat" (Q.S. Al-Isra: 1). Allah juga menjelaskan peristiwa Miraj ini lebih detil pada Q.S. An-Najm, ayat 1-18. Sesungguhnya dalam peristiwa Isra Miraj ini banyak sekali kejadian-kejadian hebat yang dialami Nabi Muhammad saw, demikian juga pemandangan-pemandangan sangat menakjubkan yang Allah perlihatkan kepada hamba tercintaNya ini.

(Untuk lebih detilnya tentang peristiwa ini, silakan merujuk kepada kitab-kitab tafsir tentang Q.S. Al-Isra: 1 dan Q.S. An-Najm: 1-18). Kita juga harus yakin bahwa Nabi Muhammad saw. melakukan Isra Miraj ini dengan ruh dan jasadnya, sebab jika hanya dialami oleh ruhnya saja tentu tidak akan menjadi satu mukjizat yang super spektakuler, karena manusia lain pun memiliki kemungkinan untuk mengalami peristiwa seperti itu, misalkan mimpi terbang ke langit ke tujuh, sebab kejadian mimpi hanya dialami oleh ruh seseorang.

Pada bulan ini juga telah terjadi peristiwa ajaib yang menggemparkan sejarah umat manusia. Sebab peristiwa ini tidak pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan pernah terjadi sampai hari kiamat, demikian Nabi bersabda. Pada hari Jumat 13 Rajab, 23 tahun sebelum hijrah telah lahir seorang bayi suci di dalam Kabah. Singkat cerita: Fatimah binti Asad, ibunda Ali bin Abi Thalib yang merupakan seorang wanita salehah, mukminah dan pengikut agama tauhid, pada suatu hari ia memperoleh ilham dari Allah SWT supaya pergi ke Baitullah untuk bertawaf.

Ketika sedang mengelilingi Kabah, tiba-tia ia merasakan sakit akan melahirkan. Lalu Fatimah memegang kain penutup Kabah sambil bersimpuh ke dindingnya, kemudian berdoa: "Ya Allah, wahai Tuhan Pemilik rumah suci ini, sesungguhnya aku ini seorang wanita yang beriman kepada-Mu. Aku juga beriman kepada agama yang dibawa kakekku Ibrahim a.s., kepada para nabi yang telah Engkau utus serta kitab-kitab suci yang telah Kau turunkan. Ya Allah, demi kemuliaan rumah ini dan demi kesucian bayi yang sedang aku kandung ini, maka permudahlah proses kelahiran ini".

Tiba-tiba suatu keajaiban benar-benar terjadi, seketika terdengar suatu gemuruh karena dinding Kabah yang di hadapan Fatimah binti Asad terbelah. Fatimah masuk ke dalam Kabah, kemudian dinding Kabah yang retak itu tertutup kembali. Abbas bin Abdul Muthalib dan kawan-kawannya yang menyaksikan kejadian itu segera memberitahu suami Fatimah binti Asad, yaitu Abu Thalib. Mereka berusaha membuka pintu dan dinding Kabah, tetapi tidak berhasil. Akhirnya mereka hanya bisa menunggu, sambil berdoa dan berharap cemas.

Tiga hari kemudian dinding Kabah itu terbelah lagi, Fatimah binti Asad keluar dengan memangku bayi mungil Ali bin Abi Thalib yang telah lahir di dalam Kabah.

Nabi saw bersabda: "Ada yang aku miliki dan tidak dimiliki Ali, dan ada yang dimiliki Ali namun aku tidak memilikinya.

Yang aku miliki dan tidak dimiliki Ali adalah bahwa aku seorang nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT, sedangkan yang dimiliki Ali namun aku tidak memilikinya ialah bahwa ia satu-satunya manusia yang lahir di dalam Kabah". Imam Ali bin Abi Thalib yang merupakan salah seorang Ahlul Bait Nabi yang telah disucikan oleh Allah sesuci-sucinya di dalam Alquran (Q.S. Al-Ahzab: 33), dia lahir di dalam rumah Allah yang suci, tumbuh besar dalam buaian dan pangkuan Nabi paling suci, pada malam Lailatul Qadr yang suci (19 Ramadan 40 H) ketika sedang melakukan sujud di Masjid Kufah ia dihantam oleh pedang si manusia paling terkutuk dan paling celaka yang bernama Ibnu Muljam, akhirnya pada malam Lailatul Qadr berikutnya (21 Ramadan 40 H) ruh manusia suci ini terbang menuju ke haribaan Ilahi. Kalimat terakhir yang keluar dari lisannya yang suci ialah: "Fuzhu wa rabbilka'bati. Sungguh aku telah meraih kemenangan, demi Tuhan pemilik Kabah".***
Penulis, Ketua Majelis Habib, Jln. Kembar VI No.8 Bandung

Saturday, August 4, 2007

Melangkah dalam satu tujuan menuju ridho illahi.

Kisah" Cinta Yang Berarti Birahi"

Kisah dibawah ini sebagai bukti,betapa pacaran sangat erat dengan birahi.siapapun yang mencoba menjadi budak nafsu akan terjerumus tak terkecuali mereka yang kelihatannya bersikap islami.walaupun santri tapi jika berteman dengan syetan pasti akan terjerumus,berikut kisahnya.."Sebenarnyaku malu mengungkapkan kisah ini,tapi sekedar ibrah untuk yang lain,aku ungkapkan apa adanya ,kisah ini bersifat pribadi bukan keumuman ,aku yakin hanya aku yang mengalami hal tragis semacam ini,wanita berjilbab lainnya insya Allah bisa menjaga diri.
Aku yakin dari keluarga taat beribadah sekalipun ibu dan ayah bukan dari keluarga mubaligh atau ustadzh,namun kehidupan keluarga selalu diliputi suasana keagamaan ,aku anak keetiga dari lima bersaudara.kakak pertama laki laki dan dan kedua perempuan serta adik semuanya laki laki.
Aku anak bandel dikeluarga ,jilbabku tidak layak disebut jilbab,ketat kadang transparan,entah pergaulan terbawa sejak SMP aku menjadi tomboy walaupun demikian aku anak penurut tak pernah membantah jika disuruh oleh orang tua,kewajiban lima waktu tak pernahterlewatkan setiap ada kegiatan positif tak pernah ketinggalan,aku pandai jaga diri ,sekalipun tomboy,aku bukan wanita murahan,presatai sekolah pun tak mengecewakan ,walaupun tak pernah ranking pertama aku selalu masuk enam besar.
Aku juga tampikan( tidak mudah menerima cinta laki laki).Banyak laki laki yang cintanya aku tolak ,aku sangat selektif,saat SMU kelas 3 aku baru resmi menjalin cinta sengan seorang teman seangkatan,namun beda kelas dia orangnya baik dan pintar,saat jalan berdua dia tak pernah berbuat macam macam. Namun keimanan seseorang ada batasnya,semula kami tidak berani pegangan tangan akhirnya terbiasa.awalnya merasa berdosa namun akhirnya tidak ,lambat laun aku sering jalan bergandengan ,awalnya memang takut dosa namun akhirnya aku terbiasa sedikit demi sedikit pergaulan kami kearah yang membahayakan ,namun saya masih bisa menjaga diri. Saat tidak ada seorangpun dirumah kadang aku berani digendong,awalnya aku berani menolak akhirnya aku terbiasa syetan terus menghembuskan nafsu birahi pada kami berdua sehingga kadang kami mengalamai cinta berat dan kerinduan yang mendalam ,saat bertemu selalu diawalai dengan dekapan, berdekapan pertama kali kami lakukan tidak sengaja ketika ditempat wisata dia mengucapkan slamat atas kelulusanku.
Tamat SMU aku mengambil D-1 PGTK sedangkan dia melanjutkan S-1 disalah satu PTN di Bandung .Pertemuan kami paling seminggu sekali,kadang juga seminggu dua kali,kerinduan yang memuncak menyebabkan kami saling melepas rindu,hal hal yang terlarang terbiasa kami lakukan. Akibat pacaran dan pertemuan rutin ,apalagi pertemuan umumnya,dilakukan berduaan tanpa sepengetahuan orang lain menyebabkan kami makin permisif.awalnya aku marah saat ia menciumku ,namun dia pandai merayu menyebabkan aku terbiasa dan terlena,lama kelamaan tak segan membuka kerudung dihadapan dia.Syetan telah menjadikan aku budajnya sehingga sedikit demi sedikit menjerumuskan aku tanpa aku sadari.Ironisnya menampakan aurat yang merupakan dosa besar bagiku menjadi hal biasa dilakukan didepan pacar ,maka benar apa kata ustadzh bahwa syetan menjerumuskan anak manusia sejengkal lagi pula pacaran memang tidak menguntungkan.
Pernah suatu waktu aku ingin segera bertunangan ,dia malah diam katanya terlalu dini,belum dapat kerja dan masih kuliah.kondisi kami saat itu bukan lagi anak remaja,tapi sudah sangat dewasa ,apalagi kami sudah hampir terjerumus kedalam lembah perzinahan,lulus D-1 pacaran terus berjalan bahkan pertemuannya lebih rutin kadang kami bertemu di mall atau ditempat wisata.sementara bertemu dirumah jika keadaan memungkinkan.
Hari minggu orag tua mengajak berwisata saya memilih tinggal dirumah,alasannya tidak berminat ,tempat wisata itu sering disinggahi,aku telepon dia agar menemaniku,tentu saja dia mau,aku berdua dirumah menumpahkan segala kerinduan,obrolan kami sangat romantis,saya bermanja manjaan kadang juga pengen digendong kami berdua terlelap dalam nafsu birahi,darah telah sampai ubun ubun saya seolah dialam surga yang sangat indah dan menikmati selaksa keindahan itu.Terjadilah kenistaan yang keluar dari batas kewajaran saya kehilangan harga diri sebagai seorang wanita ,saya sadar setelah semuanya selesai ,saya nangis dan meukul mukul dia ,berkali kali dan meminta maaf.
Saat itu dia bergegas pulang takut keluarga keburu pulang .saat aku buang air kecil merasakan sakit disekitar vagina,muncul perasaan takut yang sangat,saya telah melakukan dosa besar bagaimana jika hamil,bagaimana jika orang tua tahu..?dan seribu pertanyaan lainnya menghantuiku. Seminggu itu saya sering melamun muncul rasa benci pada apacarku yang telah menodaiku tapi aku sangat mencintainya,saat aku bingung dia nelpon,berkali kali dia minta maaf dan pasti jika terjadi sesuatu akan bertanggung jawab penuh.
Apap yang kutakutkan memang terjadi aku terlambat bulan bahkan sudah menginjak bulan kedua .aku suruh dia beli pengetes alat kehamilan,hasilnya menunjukan garis dua merah,menandakan positif hamil aku strees berat malam sulit tidur dia juga katanya begitu.
Sebelum semuanya benar benar gawat kami memberanikan diri untuk segera dinikahkan,sebenarnya orang tua kami berdua telah lama mendesak kami berdua agar segera menikah kami sepakat untuk merahasiakan bayi dalam kandungan,dua bulan dalam kandungan ,dua bulan kemudian kami menikah saat itu kandunganku sekitar 3 bulan.
Namun aneh akhir bulan ketiga aku keluar darah ,tepatnya lima hari setelah pernikahan darah yang keluar tidak seperti biasa kali ini sangat banyak ,mungkin aku keguguran ketika aku bilang pada orang tua bahwa aku berdarah,dia malah memandangku sambil tertawa,katanya iu biasa ibuku menyangka itu darah malam pertama.Akhirnya memang aku keguguran bulan berikutnya aku haidl,keguguran itu disebabkan aku sangat capek saat pernikahan siang malam menerima tamu,tapi kejadian ini membuat aku lega suamiku bahkan sujud syukur .dia lebih sayang lagi ketika tiga bulan setelah pernikahan aku hamil.
Walaupun masih numpang dirumah orang tua,tapi rumah tangga kami bahagia ,Cinta yang menyebabkan kami saling menyayangi dalam kondisi apapun,namun perasaan berdosa tidak pernah hilang dalam ingatan kami.

myspace codes
http://istanasurgaku.blogspot.com

IKhsan

Melangkah dalam satu tujuan menuju ridho illahi.

Pacaran Masa Kini

"Jangan Membeli Kucing Dalam Karung"Sebuah ungkapan membeli kucing dalam karung ,nampaknya menjadi sebuah alasan klasik untuk membenarkan pacaran ."Biarkan muda mudi menentukan nasib hidupnya dengan menentukan pasangan yang tepat. Biarkan mereka mengenali mengenali pasangan tanpa intervensi orang tua.Zaman kini sudah berubah bukan zaman batu lagi,anak anak tidak boleh dikekang,kinibukan zaman siti nurtbaya,jodoh itu harus ditangan anak sendiri,sudah menjadi tuntutan zaman bila muda mudi itu harus asyik bersenag senang."Ungkapan ungkapan itu menjadi trend diera modern ini,sungguh ungkapan yang tidak bertanggug jawab.
Zaman sudah menjadi kambing hitam,kebobrokan moral sudah dianggap zamannya,zina itu modern dan pacaran itu trend,orang tua masa kini membukakan pintu selebar lebarnya untuk kemaksiatan .akibatnya tak sedikit muda mudi mereka melakukan perzinahan justru dirumah orang tuanya sendiri.Jika hamil orang tua seolah bangga dan segera mempestakan anaknya dengan pesta yang meriah .sungguh perilaku yang tidak berorientasi ke akhirat.
Pacaran dianggapnya upaya mengenali pacar,padahal adalah saat saat paling munafik dalam kehidupan seseorang.Munafik karena masing masing akan menutupi kelemahannya dan dengan ponggahnya menampakan kelebihan masing masing bahkan haltak lebih pun ditonjol tonjolkan.
Itulah pacaran ,saat remaja mulai belajar menjadi penbohong besar ,rayuan gombal berkali kali dilontarkan,segudang janji menjadi hal yang teramat murah "bulan madu keawan biru "dalamnya lautan akan kuselami ,luasnya samudra akan kusebrangi,belahlah dadaku ,hidupku untukmu semuanya,dihatikku hanya ada kamu,cintaku tak akan lapuk,aku rela mati demi cintaku,dan lain lain," adalah ungkapan ungkapan yang sesungguhnya bohong,sekali lagi bohoooong.
Jadi perkenalan model apa jika keduanya menjadi pembohong ,padahal yang paling penting dalam hidup adalah bukan bicara yang manis manis melainkan siap menghadapi hidup yang paling buruk sekalipun.apalagi yang diungkapkan itu cenderung hanya kearah duniawi dan melupkan bekal diakhirat.
Jadi pacaran adalah bukan mengenal calon pasangan melainkan upaya menyalakan tungku birahi .biasanya muda mudi yang berpacaran berpakaian menantang ,parfum yang menusuk hidung ,dan susana dibikin seromantis mungkin,semuanya adadh api yang dapat memanaskan birahi bahkan menghanguskannya.melihat aurat sang pacar yang begitu menantang ,nafsu laki laki mana yang tidak bangkit,akhirnya tungku itu benar benar menyala dan perilaku nista ( Zina ) itu benar benar terjadi ,hanguslah kehormatan kedua insan itu dihadapan Allah SWT sementara syetan tertawa riang.
Jika zina telah terjadi sang pria itu kini telah benar benar mengenal si wanita nantinya ia ingin lebih mengenalnya lebih sering,asalnya malu malu namun akhirnya dengan alasan cinta sipria akhirnya minta lagi dan lagi secara terang terangan .sementara siwanita dengan alasan "demi bukti cinta"dia rela menyerahkan kehormatannya hingga tak terasa lagi madunya,rusak harga dirinya dan jadilah ia pelacur yang lambat laun akan dicampakan oleh pria pasangannya,atau hamil dan harus menaggung aib seumur hidup,dunia dan akhirat.
Itulah pacaran,racun yang berbalut madu ,tawa yang sesungguhnya adalah tangisan ,dan keindahan yang sesunggguhnya adalah fatamorgana,hindari atau anda akan menyesal.


myspace codes
http://www.istanasurgaku.blogspot.com

Melangkah dalam satu tujuan menuju ridho illahi.

Garam & Telaga

Suatu ketika hiduplah seorang tua yang yang bijak ,pada suatu pagi ,datanglah seorang pemuda yang sedang dirundung banyak masalah,langkahnya gontai dan air ,mukanya ruwet,tamu itu memang seperti orang yang tak bahagia.
Tanpa mambuang waktu orang itu menceritakan semua masalahnya ,pak tua yang bijak hanya mndengarkannya dengan seksama ia lalu mengambil segenggam garam dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air dimasukannya garam itu kedalam gelas lalu diaduknya perlahan coba minum ini dan katakanh apa rasanya ...?ujar pak tua itu ,pahit....pahit.......pahiiit sekali jawaban sang tamu sambil meludah kesamping.
Pak tua itu sedikit tersenyum ia lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ketepi telaga didalam hutan dekat tempat tinggalnya ,kedua orang itu berjalan berdampingan akhirnya sampailah mereka ketepi telaga yang sepi dan tenang itu.
Pak tua itu ,lalu kembali menaburkan segenggam garam ,kedalam telaga itu dengan sepotong kayu yang dibuatnya gelombang dan mengaduk ngaduk dan tercipta riak air,mengusik ketenangan telaga itu ..." coba ambilah air dari telaga ini ,dan minumlah ,saat tamu itu selesai mereguk air itu ,pak tua berkata lagi bagaimana asanya ..?.."segar...sahut tamunya ...apakah kamu merasakan garam didalam air itu..."tanya pak tua lagi tidak jawab sianak muda.
Dengan bijak pak tua itu menepuk nepuk punggung sianak muda ,ia lalu mengajaknya duduk berhadapan bersimpuh disamping telaga itu,anak muda dengarlah pahitnya kehidupan adalah layaknya segenggam garam tak lebih dan tak kurang jumlah dan rasa pahit itu adalah sama .dan akan tetap sama.....Tapi,kepahitan yang kita rasakan akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki ,kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakan segalanya.itu semua akan tergantung pada hati kita jadi saat kita merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup hanya ada satu hal yang dapat kita lakukan ,lapangkanlah dadamu menerima semuanya luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.
Pak tua itu lalu kembali memberikan nasehat"Hatimu adalah wadah itu "Perasaanmu adalah tempat itu'Kalbumu adalah tempat kamu manampung segalanya jadi jangan jadikan hatimu itu seperti gelas,buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadikan kesegaran dan kebahagiaan .Keduanya lalu beranjak pulang mereka sama sama belajar hari itu,dan pak tua siorang bijak itu kembali menyimpan segenggam garam"untuk anak muda yang lain ,yang sering datang kepadanya dengan membawa keresahan jiwa.
http://www.mpar-ugm.com/images/kur1-Telaga-Warna-02.jpgtelaga warna,by Ikhsan

Friday, August 3, 2007

Melangkah dalam satu tujuan menuju ridho illahi.

Pacaran Dengan Memakai Simbul Islam Adalah Pelecehan Seksual

Musuh dalam selimut itu lebih berbahaya dari pada musuh yang nampak jelas didepan mata .Musuh dalam selimut sulit untuk diidentifikasi sehingga memerlukan ketelitian ekstra.Begitu banyak umat yang mengaku islam tetapi perilakunya merusak islam,tetapi perampok ,penjamret atau pencuri,selalu berpakaian koko tao koruptor,titel haji tapi bandar judi dan masih banyak lagi semuanya adalah upaya pembusukan islam dari dalam.
"Dan apabila kamu melihat orang orang memperolok olokan ayat ayat kami ,maka tinggalkanlah mereka ,sehingga mereka meninggalkan pembicaraan yang lain ,Dan jika syetan menjadikan kamu lupa ( akan larangan ini) maka janganlah kamu duduk bersama orang orang yang jalim itu sesudah teringat akan larangan itu)."( QS.Al-An'am:68a).
Simbol simbol islam banyak yang disalah gunakan .Tak sedikit remaja masjid yang tampak berpakaian islami:wanita dengan jilbabnya atau lelaki dengan baju koko dan kopiahnya,namun mereka asyik mesum bergerombol dan bercengkrama tanpa ada batas ( IKhtilat),Atau tak sedikit yang mengatas namakan kegiatan masjid,namun mereka bercampur baur dalam satu kantor yang sempit tanpa hijab.
Tak sedikit pula santri santri yang sudah berani bepacaran dengan mengatasnamakan pacaran islami mereka mencoba mencampurkan yang hak dengan yang bathil,padahal sudah jelas pacaran bukan dari islam sehingga mustahil ada pacaran islami,hanya karena saat berkunjung memakai baju koko,masuk rumah pacar mengucapkan salam,mau pegangan tangan mengucapkan bismillah,saat selesai ciuman mengucapkan alhamdulillah dan selesai Zina cukup mengucapkan istighfar,sungguh perilaku yang melecehkan islam.
"Apakah kamu tidak memperlihatkan orang orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu..?mereka hendak menghakim kepada taghut,padahal mereka telah diperintah mengingkari taghut itu ,dan syetan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh jauhnya." ( QS An-Nisaa:60).Taghut yang dimaksud ayat diatas menurut Syeikh Abdurrahman Bin Alu Syeikh dalam kitab Tauhiid adalah segala sesuatu yang disembah selain Allah SWT ,atau syariat yang ada diluar islam .melakukan suatu ibadah yang tidak pernah diperintahkan islam bahkan mereka berani mengambil dari hukum luar islam padahal syetan mengetahui dirinya muslim,adalah pengikut taghut yang nyata.
Melegalisasi pacaran dengan dihiasi simbulsimbul islam merupakan perilaku biadab,sama dengan mengotori islam secara terang terangan dan pelecehan yang nyata .Akibatnya muncul image yang tidak baik terhadap islam dianggap mensahkan pacaran .Padahal sampai kapanpun hukum hukum islam akan senantiasa dipelihara Allah SWT .Tidak seperti hukum hukum dalam agama yahudi dan Nasrani yang dapat diubah sesuai selera pada pendetanya.
ilmu adalah investasi tiada henti