Melangkah dalam satu tujuan menuju ridho illahi.
Seharusnya rumah tangga itu dapat menjadi pangkalan ketentraman batin dan pangkalan ketentraman jiwa.Sehingga ketika suami itu berlumur keringat,bersimbah peluh,bekerja dengan keras,ia akan selalu merindukan unyuk pulang kerumah,karena rumah tangga adalah sumber ketenangan dan ketentraman yang tidak akan diperoleh dalam hiruk pikuknya kehidupan sehari-hari.
Demikian pula,sepatutnya seorang anak begitu rindu untuk pulang kerumah karena disana ia akan dapati ibu dan ayah bagaikan air pelepas dahaga dikala haus.
Sepatutnya pula seorang istri selalu merasa aman,nyaman,dan tenteram berada dirumah untuk menikmati perjumpaan dengan suami serta anak-anaknya,sehingga semua anggota keluarga sepakat menjadikan rumah sebagai pusat ketentraman batin dan ketenangan jiwa.
Namun kenyataan yang kita dapati saksikan dikiri kanan,tidak sedikit suamiyang enggan pulang kerumahnya,hanya karena setiap ia memasuki rumah yang dirasakannya adalah ketidaknyamanan lantaran sikap istri dan anak-anaknya,Bayangkan akan pulang kemana lagi seorang suami bila ia tidak mendapatkan ketentraman dirumahnyasendiri.
Demikian pula,dapat kita saksikan bagaimana anak-anak yang banyak berkeluyuran,enggan pulang kerumah karena mereka tidak mendapatkan ketentraman berada dirumah,Bahkan ada juga istri-istri yang lebih sibuk mengutamakan aktifitas diluar,disebabkan karena tidak bisa juga merasakan serta mendapatkan kenyamanan dan ketentraman hatidirumah yang ia urus.
Mengapa semua itu dapat terjadi...? padahal kalau diperhatikan,rumah sudah lapang,hartanya sudah banyak,kedudukan penghuni rumahnya begitu tinggi,mengapa...?sebab,ketentraman dan ketenangan jiwa itu hanya akan ditemui dengan satu-satunya jalan"Alaa bi dzikrillahitatmainnul quluub"( Qs Ar-Ra'd 13 ; 28 )Camkan hati ini hanya akan tenang tentram jikalau ingat kepada Allah. Dengan kata lain rumah tangga yang dibangun tanpa mengingat Allah,tanpa mengenal Allah tidak taa
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment