ikatlah ilmu dengan menuliskannya"sanitomichie"

Sunday, April 22, 2007

Lelaki Dan Air Mata




Lelaki Dan Air Mata

Rasanya mungkin aneh sewaktu saya mengatakan pada seseorang "Ayolah kawan, menangislah, Jangan simpan tangismu kalau memang ada yang ingin kamu tangisi". Mungkin (lagi !) hal tersebut tidak akan menjadi aneh kalau saya mengatakan hal tersebut pada seorang teman wanita, tapi masalahnya saya mengatakannya pada seorang teman lelaki. Namun, apakah pendapat seperti itu memang benar ataukah salah ? Tapi satu hal yang pasti, saya mengatakan hal tersebut bukan lantaran ingin menunjukkan saya lebih tegar dibanding dia dan ingin menunjukkan kelemahannya, atau biar saya bisa berbicara " ternyata dia seorang yang cengeng" atau pendapat-pendapat yang bertendensi melemahkan kaum lelaki lainnya. Tentu saya tidak berani, sebab dia ataupun kaum lelaki lainnya pasti tidak menyukai hal tersebut dan saya pasti akan mendapatkan kritik yang begitu banyak.

Ya, saya berbicara seperti itu pada teman saya karena saya merasa bahwa airmata itu bukan hanya milik kaum hawa saja, dan ini diperkuat oleh tazkiah dari sesorang yang dimuat disalah satu majalah ibukota.

Airmata hanya bisa keluar dari kehalusan perasaan ketika bersentuhan dengan hal-hal yang mengusik hati nurani kita. Tangis dan airmata tidak lantas identik dengan wanita. Namun demikian, bukan berarti lelaki itu makhluk yang tidak punya perasaan, cuma kadarnya saja yang berbeda. Yang jelas, secara umum laki-laki itu lebih "miskin" perasaannya dari pada wanita.

Lelaki yang gampang menangis juga bukan lelaki banci, dan tentu saja predikat ini sungguh sangat merendahkan derajat dan martabatnya serta sangat menyinggung harga dirinya sebagai makhluk yang (maaf) superior, sehingga menangis adalah hal yang tabu dan pantangan bagi laki-laki. Maka, sebagai laki-laki harus tahan dalam situasi apapun, jangan sampai ada butir-butir bening yang menetes dikedua pipinya, apalagi sampai dilihat orang lain. Kurang proporsionalnya laki-laki dalam memandang tangis dan airmata ini pada akhirnya akan menjadikan kaum lelaki bertambah "miskin" kehidupan emosionalnya. Sehingga sosok yang tampak adalah sosok yang kaku, penuh dengan perhitungan-perhitungan, matematis dan jauh dari sosok yang lembut hati.

Lelaki boleh menangis dan tetesan air matanya bukan sesuatu hal yang tabu untuk disaksikan, selama tangisannya bukan karena kecengengan, tapi menunjukkan betapa halus dan lembutnya persaan yang ia miliki. Kehalusan dan kelembutan perasaan ini, sama sekali tidak akan mengurangi sosok pribadi yang tegar dan tegas, tapi justru akan menjadian ia sebagai sosok pribadi yang ideal untuk dijadikan teladan bagi orang lain. Sebab kehalusan dan kelembutan perasaan akan menghasilkan sikap sabar, sedangkan ketegaran dan ketegasan akan menghasilkan sifat benar, sementara sabar dan benar adalah dua pilar yang harus dimiliki oleh laki-laki yang ingin sukses menjalankan fungsi ke-qowam-annya.

Memupuk sikap benar dengan mengenyampingkan sifat sabar, menyebabkan sayap' ke-qowam-an menjadi tidak seimbang. Mengasuh kehalusan, kelembutan, dan kepekaan rasa, sebenarnya bukan hanya untuk kaum wanita, sebab dalam batas yang proposional menjadi hal yang harus dimiliki juga oleh laki-laki. Misalnya dalam hal kewajibannya mendidik wanita yang menjadi istrinya, maka mau tidak mau dia harus menyelami kehidupan emosional dan karekteristik perasaan istrinya, sehingga dia akan mampu 'mengendalikan' istrinya itu. apalagi bila istrinya itu memiliki karekteristik yang khas dan sedikit 'rumit', tentu saja ini semua membutuhkan kepekaan rasa.

Demikian juga tangis dan air mata, bukan hanya milik wanita, tapi juga milik laki-laki. Maka, jangan simpan tangismu wahai lelaki, bila ada sesuatu yang membuat kau ingin menangis, sebab tangis tidak selamanya identik dengan kecengengan kalau itu benar keluar dari kehalusan dan kelembutan rasa. sementara kehalusan dan kelembutan rasa bukan hanya milik kaum wanita, tapi juga milik lelaki, sebab adalah sesuatu yang universal, setiap orang pasti punya meski dengan kadar yang bebeda.

Wallahu A'lam bisshawab. (** Imdp)




ROXETTE lyrics
">" border="0" alt="" />
Melangkah dalam satu tujuan menuju ridho illahi.



















Ada Band Manusia Bodoh


Rasulullah saw. bersabda, "Aku tidak menyuruh kamu membangun masjid-masjid untuk kemewahan (keindahan) sebagaimana yang dilakukan kaum Yahudi dan Nasrani." (HR Ibnu Hibban dan Abu Dawud)


ROXETTE lyrics
">" border="0" alt="" />
Melangkah dalam satu tujuan menuju ridho illahi.






JAMRUD lyrics
">" border="0" alt="" />
Melangkah dalam satu tujuan menuju ridho illahi.
Melangkah dalam satu tujuan menuju ridho illahi.





ADA BAND lyrics


ADA BAND lyrics







ADA BAND lyrics


ADA BAND lyrics

Menuju Sukses Karir,Perlu,.....

Melangkah dalam satu tujuan menuju ridho illahi.

Orang-orang yang menafkahkankan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhan-nya, Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.al-Baqarah: 274)



Menuju Sukses Karier: Perlu Penyesuaian Diri






Dibanding yang menjadi pekerja mandiri, dalam era industri ini lebih banyak orang yang berpikir untuk bekerja di bawah payung organisasi (institusi, perusahaan). Ada indikator sederhana, yaitu kita lebih sering menemukan pertanyaan “Setelah lulus mau bekerja di mana?” atau “Mau mendaftar kerja di mana?” daripada pertanyaan “Setelah lulus mau melakukan (kerja) apa? Indikator lainnya, pemerintah dinilai gagal bila tidak mampu menyediakan “lowongan pekerjaan”, bukannya “peluang kerja”.

Meski pekerjaan di organisasi lebih banyak tidak berkaitan dengan media massa, banyak juga yang terkenal dan mendapat pengakuan publik karena kedudukannya memberikan kewenangan besar atau menentukan kesejahteraan banyak orang. Contohnya pejabat pemerintah, direktur/manajer.

Merintis pekerjaan dari bawah hingga akhirnya memiliki posisi karier yang tinggi di merupakan fenomena menarik. Bukan saja karena mencapai penghasilan tinggi, melainkan juga karena keberhasilan itu memiliki konsekuensi perasaan berharga bagi orang yang mengalaminya.

Bagaimana mewujudkan hal itu?
Beberapa hal seperti pentingnya memaknai pekerjaan untuk kepentingan yang luas (bukan hanya untuk diri sendiri) dan memiliki kompetensi tinggi, telah dikupas dalam edisi sebelum ini.

Berikut adalah beberapa hal khusus yang bermanfaat bagi pengembangan karier dalam organisasi.

Leader-Member Exchange
Satu hal yang perlu mendapat perhatian khusus adalah perihal keadaan saling bergantung (interdependence), seperti telah dikupas dalam tulisan edisi sebelum ini. Khususnya untuk pekerjaan di dalam organisasi (institusi/perusahaan/dll), saling ketergantungan antara pimpinan dan anak buah (follower) menunjukkan keterkaitan efektivitas kerja antardua belah pihak yang berbeda kedudukan ini.

Seorang pemimpin dapat bekerja efektif bila didukung oleh karyawan yang berani, bertanggung jawab, dan proaktif. Sebaliknya, dalam proses membantu pemimpin, follower sekaligus belajar dan berkembang.

Selain itu, dengan aktif membantu pemimpin (loyal) dan memberikan kontribusi yang besar terhadap organisasi, karyawan akan menerima berbagai hal yang dapat diberikan oleh pemimpin. Hal-hal tersebut dapat meliputi peran/tugas baru yang menarik, delegasi tugas yang memerlukan kewenangan dan tanggung jawab lebih besar, pemberian informasi lebih banyak, pelibatan dalam pengambilan keputusan, dan hadiah-hadiah yang dapat dilihat (tangible) seperti kenaikan gaji dan fasilitas kerja yang lebih nyaman, dukungan dan persetujuan pribadi, serta fasilitas karier (promosi jabatan, kesempatan pengembangan diri).

Gambaran di atas merupakan bentuk hubungan pertukaran antara pemimpin dan bawahan (leader-member exchange/LMX) seperti yang diuraikan Gary Yukl, dalam bukunya Leadership in Organization. Konsep LMX ini dapat dibaca sebaliknya, yakni bila kita tidak memberikan kontribusi yang berarti bagi organisasi (melalui pemimpin), kita pun sulit untuk berharap memperoleh kemajuan dalam karier.

Untuk dapat mencapai tangga karier yang tinggi kita harus berproses tahap demi tahap dalam hubungan pertukaran yang sehat dengan pemimpin, sampai akhirnya kita menerima kepercayaan memegang posisi dengan kewenangan luas, beserta hak-hak lain yang mengikuti.
Berikut ini tahapan (life cycle) yang dilalui sampai pemimpin dan bawahan mencapai hubungan pertukaran yang matang.
-Pada fase awal bekerja, belum banyak yang dapat diberikan seorang karyawan baru. Pada masa seperti itu pemimpin dan anggota baru masih saling menguji kemampuan, motivasi, dan sikap kerja masing-masing. Anggota baru perlu kesiapan belajar yang tinggi untuk mendapatkan kepercayaan dari pemimpin.
- Fase berikutnya, setelah tercapai rasa saling percaya, peran-peran baru akan diberikan oleh pemimpin. Apabila hal ini dapat berlangsung terus secara baik, dengan berkembangnya saling percaya, loyalitas, dan saling menghormati, hubungan pemimpin dan bawahan akan mencapai fase matang.
- Pada fase matang, terjadi transformasi dalam hubungan pertukaran, yakni yang semula berorientasi pada kepentingan pribadi beralih menuju orientasi pada kepentingan unit/organisasi.

Keanakbuahan (Followership)
Meskipun loyalitas merupakan hal penting dalam hubungan pertukaran dengan atasan, hal itu tidak memosisikan bawahan sebagai pihak pasif. Seperti disebutkan di atas, untuk dapat mendukung efektivitas kerja pemimpin, bawahan justru perlu memiliki sikap berani, bertanggung jawab, dan proaktif.

Tiga hal ini oleh Gary Yukl dijabarkan sebagai petunjuk praktis, yaitu:
- Temukan apa yang diharapkan untuk Anda kerjakan
Tidak semua organisasi memiliki deskripsi jabatan yang jelas. Bila terdapat kekaburan tugas dan peran ketika perlu mencari kejelasan dengan beberapa pihak, terutama dengan atasan. Bila tidak, kita mungkin harus bekerja sangat keras, tetapi tidak tepat sasaran. Dalam rangka mencari kejelasan mengenai tugas dan peran ini kita harus asertif (mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan tegas, menghargai diri sendiri maupun pihak lain).
- Ambillah inisiatif untuk memecahkan masalah
Inisiatif dalam memecahkan masalah-masalah sehubungan dengan tugas, konflik antarekan kerja, dsb, sangat diperlukan. Hal ini memberikan kesempatan untuk terus belajar dan unjuk kinerja. Namun, diperlukan kehati-hatian agar tidak melangkahi wewenang orang lain.
- Beritahukan kepada atasan tentang keputusan-keputusan Anda
Inisiatif merupakan hal yang berharga dan perlu dilakukan. Meski demikian, hal ini harus dapat dipertanggungjawabkan. Apa yang kita lakukan sebagai inisiatif pribadi perlu diinformasikan kepada pemimpin, terutama bila hal itu merupakan sesuatu yang dapat sangat berbeda dengan hal-hal yang telah direncanakan dan diputuskan oleh pemimpin. Kemukakan alasan yang tepat atas tindakan Anda.
- Uji ketelitian informasi yang Anda berikan kepada atasan
Pemimpin tidak harus serba tahu. Dalam beberapa hal ia mengalami keterbatasan informasi. Dalam kondisi seperti itu kita dapat berperan membantu menemukan informasi yang dibutuhkan. Namun, kita harus meneliti terlebih dahulu keakuratan informasi yang kita berikan, agar tidak menyesatkan.
- Dorong atasan untuk memberikan umpan balik jujur
Untuk membangun rasa saling percaya, minta umpan balik dari pemimpin mengenai kinerja kita. Tak semua pemimpin merasa nyaman menyampaikan umpan balik apa adanya. Karena itu, mereka perlu didorong untuk memberi tahu kekuatan dan kelemahan kita, serta memintanya memberi saran agar kita bekerja lebih efektif.
- Dukung usaha pemimpin untuk membuat perubahan yang diperlukan
Tidak mudah melaksanakan perubahan, sekalipun sudah direncanakan dan sangat dibutuhkan organisasi. Untuk itu diperlukan dukungan semua pihak dan loyalitas karyawan. Dengan demikian pemimpin yang kadang pikirannya tenggelam dalam krisis perubahan merasakan bantuan untuk mewujudkan perubahan itu.
- Tunjukkan penghargaan dan berikan pengakuan bila diperlukan
Pemimpin dapat merasa tidak dihargai. Beri penghargaan saat ia berhasil dan sukses dalam melakukan usaha khusus atau mengatasi kesulitan. Cara-cara semacam ini merupakan salah satu bentuk umpan balik, dukungan bagi cara kepemimpinannya, serta membantu terbentuknya hubungan yang menyenangkan.
- Nyatakan keberatan terhadap kekurangan yang ada dalam rencana dan usulan yang dibuat oleh atasan Anda
Salah satu sumbangan bernilai bagi pemimpin adalah memberikan umpan balik yang tepat terhadap kekurangannya. Caranya dengan memberikan komentar, dengan tetap menunjukkan rasa hormat dan kemauan untuk membantu mewujudkan maksud dan tujuannya.
- Tolak pengaruh tidak relevan yang didesakkan atasan
Pemimpin kadang memerintah atau memaksakan kehendaknya untuk hal-hal yang tidak relevan. Pemaksaan demikian dapat ditolak dengan mengingatkan akibat negatif yang bakal timbul dan mengganggu pekerjaan lain yang lebih penting.
- Bila diperlukan, berikan coaching dan konseling
Memberikan coaching biasanya dilakukan oleh pemimpin. Namun, ada kalanya bawahan dapat memberikan coaching kepada pemimpin, khususnya yang baru diangkat atau belum berpengalaman. Konseling dapat diberikan bila pemimpin dapat menerima dan menghargainya, serta dalam situasi tepat. Salah satu bentuk konseling adalah membantu pemimpin memahami tindakannya yang tidak efektif. @

Racun-Racun Hati


Melangkah dalam satu tujuan menuju ridho illahi.

Racun-racun hati

Kategori: Oase Iman | Date post : 21 December 2004

jagalah hati dari maksiat
Jangan meremehkan dosa! Sebab banyak manusia yang masuk neraka dan menjadi penghuninya disebabkan dosa-dosa yang mereka anggap ringan. Seperti juga banyak manusia yang terjerumus dalam perbuatan zina karena meremehkan pandangan mata. Mengira tidak ada pengaruh negatif dari mata mereka yang liar, memandang hal-hal yang diharamkan Allah.

Padahal, pandangan adalah utusan syahwat. Membakar gairah, memunculkan bermacam keinginan –yang sebagiannya bisa jadi kita tidak mampu bersabar menanggung akibatnya-, meracuni hati dan meninggalkan luka padanya, juga menghasilkan penyesalan. Bukankah ia adalah salah satu panah beracunnya Iblis, laknatullah ‘alaihi?

Racun-racun yang Lain
Selain banyak memandang, ada hal-hal lain yang tampak sepele namun sesungguhnya sangat membahayakan hati kita. Perkara-perkara ini akan memunculkan iradah (keinginan) yang menyimpang, menyebabkan hati menjadi sakit, kemudian menghancurkannya. Maka menjadi sangat penting bagi pendamba hati yang bening untuk mewaspadainya.

Banyak Bicara
Yang pertama adalah banyak bicara. Kenapa? Umar bin Khaththab aberkata, “Barangsiapa yang banyak bicaranya, banyak kesalahannya. Barangsiapa yang banyak kesalahannya, akan banyak dosanya. Dan barangsiapa yang banyak dosanya,maka neraka adalah tempat yang pantas baginya.” Maka, hati-hatilah jika berbicara! Agar untaian kata yang meluncur keluar dari lisan kita, bukanlah kata-kata yang sia-sia tanpa makna.
Gerakan lisan adalah gerakan anggota tubuh paling ringan,.yang justeru karena ringannya ini, banyak ucapan yang mendatangkan madharat bagi manusia. Di samping permusuhan, kebencian dan akibat negatif yang lain, banyak berbicara juga akan mengeraskan hati, kemudian menjauhkan mereka dari Allah. Bisa saja mereka mengucapkan kata-kata yang dimurkai Allah tanpa menyadarinya, kemudian kita masuk neraka karenanya. Naudzubillahi min dzalika!

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya, ada manusia mengucapkan kalimat yang dianggapnya biasa, namun dia terjun ke neraka sejauh tujuh puluh tahun karenanya.” (HR. at Tirmidzi.)
Umar bin Khathab pernah mengunjungi Abu Bakar yang sedang menarik lidah dengan tangannya. “Inilah benda yang akan menjerumuskanku ke neraka,” Abu Bakar menjawab pertanyaan Umar.
Marilah bermohon kepada Allah, agar untaian kalimat yang kita ucapkan membawa keuntungan dan manfaat bagi agama, dunia dan akhirat. Agar kita bisa berbicara yang baik-baik, atau diam saja. Ibnu Mas’ud berkata, “Wahai lisan, ucapkanlah kalimat yang baik-baik, niscaya kamu akan beruntung! Diamlah dari mengucapkan yang buruk-buruk, niscaya kamu akan selamat sebelum menyesal!”
Maka, kebersihan hati bisa dirasakan lewat lisan. Karena ucapan mengisyaratkan apa yang terpendam dalam hati, baik kita sadar ataupun tidak. Yahya bin Mu’adz berkata,”Hati ibarat kuali yang mendidihkan isinya. Sedang lisan ibarat centong pengambilnya .” Artinya, jika dengan centong kita bisa merasakan rasa satu masakan, kita juga bisa mencicipi hati seseorang lewat lisannya.
Maka benarlah sabda baginda Rasulullah, “Iman seseorang tidak akan lurus sebelum hatinya lurus sedang hati tidak akan lurus sebelum lisannya lurus.”

Banyak Makan
Salah satu yang bisa membuat hati menjadi lembut, daya pikir menguat, hawa nafsu dan sifat marah melemah, adalah laparnya perut. Maka alangkah bagusnya jika kita bisa makan seperlunya dan tidak berlebihan. Sebab banyak makan termasuk salah satu racun hati, yang akan memberi akibat sebaliknya dari hal-hal di atas.
Rasulullah bersabda,
“Tidak ada bejana yang diisi anak Adam yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam untuk menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak bisa, maka sepertiga perutnya untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya, dan sepertiga lagi untuk nafasnya! ” (HR.at Tirmidzi)
Kemajuan bidang kuliner yang luar biasa, menyediakan makanan lezat berlimpah di sekitar kita. Jika tidak waspada, kita akan tergoda mencobanya. Kadang kita malah tidak peduli dengan kehalalannya. Bejana paling buruk ini memang bisa menyeret kita pada makan secara berlebihan. Banyak makan membuat kita banyak minum, kemudian banyak tidur. Setelah itu banyak hal buruk yang mengintai sebagai akibatnya.
Obesitas (kegemukan) adalah salah satu contohnya. Ada lagi kekenyangan yang seringkali membuat kita malas dan berat mengerjakan ibadah, juga dorongan untuk berbuat maksiat yang lebih kuat. Bukankah banyak kemaksiatan yang berawal dari perut yang kekenyangan? Maka, barangsiapa yang bisa menjaga perutnya dari keburukan, sesungguhnya dia telah menjaga dirinya dari keburukan yang lebih besar.
Seperti ucapan Ibrahim bin Adham,”Barangsiapa memelihara perutnya, akan terpelihara diennya. Barangsiapa mampu menguasai rasa laparnya, akan memiliki akhlak yang baik. Karena sesungguhnya kemaksiatan kepada Allah itu jauh dari hamba yang lapar, dan dekat kepada hamba yang kenyang .”

Banyak Bergaul
Kuper alias kurang pergaulan? No way! Demikian ucapan yang sering kita dengar di telinga. Seolah-olah hal itu adalah keburukan total yang tidak ada kebaikan lagi baginya. Karena itu, banyak yang kemudian berlomba menjadi manusia gaul, sepertinya bagus dan keren jika disebut begitu. Banyak media, -cetak maupun elektronik- yang memandu penikmatnya cara-cara gaul paling moderen, lengkap dengan segala pernik-perniknya. Benarkah bergaul banyak, bermanfaat banyak?
Jawabannya, tidak selalu! Karena bergaul ibarat makanan. Tidak semuanya lezat dan menyehatkan. Banyak juga makanan yang tampak membangkitkan selera, ternyata adalah junk food (makanan sampah), yang bukan saja tidak memberikan gizi seimbang, namun malah membahayakan kesehatan. Yang lezat dan bergizi saja jika berlebihan juga bisa menimbulkan akibat negatif.
Seperti itu juga bergaul. Ia bisa menambah ilmu dan wawasan, memperluas jaringan pertemanan, atau sebagai realisasi ke-makhluk sosial-an kita, yang karenanya menjadi baik dan dibutuhkan asal tidak berlebihan. Namun banyak juga bentuk bergaul yang malah menimbulkan madharat. Membuat kita akrab dengan maksiat dan kejahatan, atau minimal mengurangi nilai ibadah kita.
Dalam bergaul, ada empat tipe manusia. Ketepatan kita mengklasifikasikannya akan membantu kita memilih mana yang bisa kita ajak bergaul, dan mana yang harus kita singkiri. Kesalahan melakukan klasifikasi akan mendatangkan bencana yang merugikan.

Empat Tipe Manusia
Para ulama adalah tipe makanan bergizi. Bergaul dengan mereka adalah keuntungan yang nyata, karena kebutuhan kita yang demikian besar kepada mereka. Ibarat makan yang kita butuhkan pagi, siang dan malam, pergaulan dengan mereka mutlak harus kita lakukan. Mereka memahami perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya, tipu daya musuh-musuh Allah, penyakit-penyakit hati beserta obatnya, juga keteladanan dalam kesetiaan kepada Allah dan Rasulullah.
Tipe obat adalah tipe yang kita perlukan sekedarnya saat kita sakit. Jika kita sehat, kita tidak memerlukan untuk bergaul dengan tipe ini. Bukankah obat tidak kita perlukan saat sehat badan? Mereka adalah para profesional dalam urusan muamalat, bisnis dan semacamnya. Kita membutuhkan mereka untuk memperlancar urusan maisyah (mata pencaharian) kita.
Ada tipe penyakit, bergaul dengan mereka berarti mengkonsumsi penyakit. Setelah kita tertular, seringkali butuh waktu lama untuk menyembuhkannya. Mereka adalah orang-orang yang tidak membawa keuntungan dunia akhirat, namun malah merugikan. Salah satunya atau kedua-duanya.
Ada juga pergaulan yang bisa membinasakan kita secara total. Ini adalah tipe racun. Tidak ada kebaikan sama sekali bergaul dengan mereka. Para ahli bid’ah, penghalang sunnah, penyeru kesesatan serta dai-dai kemaksiatan termasuk dalam kategori ini. Sebagai hamba yang berakal tentu saja kita wajib menjauhi mereka sekuat tenaga.
Akhirnya, membersihkan hati salah satunya dengan menyelamatkan hati dari racun-racun yang ada. Semoga kita berhasil. Wallahu Musta’an.

Sumber: ar-risalah

Diceritakan bahwa 'Umar bin al-Khaththab menulis surat kepada Abu Musa al-'Asy'ary, "Segala kebaikan terletak di dalam keridlaan. Maka jika engaku mampu, jadilah orang yang ridla; jika tidak mampu, jadilah orang yang sabar."
ilmu adalah investasi tiada henti