ikatlah ilmu dengan menuliskannya"sanitomichie"

Sunday, June 10, 2007

Berkirim Email Secara Menyenangkan

Melangkah dalam satu tujuan menuju ridho illahi.

"Jiwa manusia, apabila telah terputus tali-tali ikatannya, kemudian tidak diikat dengan satu peraturan yang dapat mengatur segala macam urusan kehidupannya dan memusatkan kekuatannya, maka perasaan dan pikirannya akan sama seperti biji-bijian yang bercerai berai, tertumpah berserakan. Tidak ada kebaikan sama sekali padanya, serta tidak memiliki kekuatan sedikitpun". (Muhammad Al-Ghazali)



Berkirim Email Secara Menyenangkan

Manfaat email sejak ditemukannya internet sungguh-sungguh luar biasa. Kita bisa menghemat waktu, tenaga dan uang untuk bertukar informasi dengan rekan-rekan kita di bagian belahan dunia yang tidak bisa terjamah dengan mudah.

Bahkan dengan surat elektronik ini kita bisa menggaet teman baru sebanyak-banyaknya, karena di internet kita bisa dengan mudah menemukan profile-profile baru yang kita kehendaki.

Bagi yang sudah bertahun-tahun �mengabdikan� diri menghadapi layar monitor menatap dunia maya, pasti tidak heran kalau dia sering menerima email-email, yang berguna dan yang tidak berguna. Yang tidak berguna contohnya email iklan, bom email, email virus, email fishing (pemancing) dll. Malah terkadang kita menerima email dari orang yang kita kenal secara bertubi-tubi, padahal yang bersangkutan belum tentu mengirim email itu.

Sebelum kita membicarakan tentang seluk beluk manfaat dan madlarat email dan macam-macamnya, baik kita bicara mulai dari dasar dulu, bagaimana berkirim email secara menyenangkan.

Seperti berikirim surat lewat pos, berkirim email juga punya etika. Berikut TOP TEN etiket dalam berkirim email :

1. Hindari spam, bombing.

Spamming adalah pengiriman email secara berulang-ulang dengan topik berbeda atau sama. Orang yang menerima spam ini akan jengkel, karena bisanya isinya menawarkan informasi, produk atau jasa yang sebenarnya tidak kita butuhkan. Sedang email bomb adalah pengiriman email dengan subject sama secara bertubi-tubi dengan maksud mailbox penerima cepat penuh.

Termasuk spamming adalah mengirim email terlalu sering, kecuali diminta.

Kenapa? Karena orang yang dikirimi email akan merasa jenuh. Memang kita kadang menyangka kalau orang yang kita kirimi email akan selalu merasa senang. Padahal belum tentu. Apalagi kalau isi emailnya itu-itu saja. Supaya tidak membosankan, kirimlah email lagi kalau anda sudah mendapat balasan. Tapi jangan juga terlalu lama tidak mengirim email. Teman anda bisa lupa.

2. Jangan memforward email tanpa diedit.

Seringkali kita punya berita bagus yang perlu kita teruskan/forward ke orang lain. Kalau setting si penerima masih manual, pesan yang diforward itu setiap line akan dihiasi oleh tag seperti ini: > . Usahakan tag-tag ini dibuang dulu biar email kelihatan rapi. Kalau anda orang pertama yg memforward, baru satu tag saja setiap barisnya. Tapi kalau anda yang ke 2, 3, 4 dst, maka tagnya terus bertambah. Email jadi tidak menyenangkan.

Dalam memforward ini, rule #1 juga harus digunakan yaitu, jangan terlalu sering.

3. Ganti judul email bila perlu.

Biasanya ini musti dilakukan dalam sebuah forum atau mailing list. Saking asyiknya balas-balasan, topiknya jadi bergeser. Kalau subject pembicaraan sudah bergeser, gantilah subjeknya. Tentu ini ada alasanya, selain tidak membingungkan peserta lain, pencarian/pelacakan file-file topik diskusi yang sudah lewat jadi mudah.

4. Body reply jangan dikirim semua.

Lama-lama email yang kita reply akan tertambah sizenya. Hal ini terjadi karena tiap kali kita membalas email, seluruh email yang akan kita balas kita kirimkan lagi. Untuk menghindarinya, hapuslah sebagian body email yang akan kita reply. Sisakan kalimat-kalimat yang perlu kita jawab saja.

5. Jangan tanggapi emailTBC�.

Anda mungkin pernah menerima email yang menyuruh anda untuk meneruskannya ke sejumlah orang, supaya bernasib baik. Kalau tidak diteruskan ke sekian orang, maka anda akan ketimpa sial. Email semacam ini jangan ditanggapi. Ini namanya email TBC (takhayul, bid'ah dan khurafat). Teruskan saja ke tong sampah.

6. Jaga account orang lain.

Kalau anda mereply atau berkirim email, jangan sertakan email-email yang tidak anda kenal atau anda kenal dalam heading �To� nya. Kalau itu anda lakukan, sama saja anda memaksakan anak gadis anda berkenalan dengan lelaki yang bukan muhrimnya. Akibatnya accaount email-email orang yang muncul di email orang lain, bisa tersebar luas, dibajak, dan dispam. Kalau terpaksa mengirim email ke puluhan atau ratusan orang, gunakan header BCC (blind carbon copy), supaya alamat-alamat email yg banyak itu tidak muncul di halaman muka penerima email anda.


7. Hindari Full Caps Lock / huruf besar semua.

Supaya menarik perhatian pembaca, kadang kita menggunakan huruf besar alias capital word, yang di keyboard disebut caps lock. Menggunakan huruf besar secara full, akan mendapat image, bahwa anda sedang marah dan tidak tahu etika. Tampilan email pun jadi tidak menarik kalau penulisannya menggunakan huruf besar semua. Gunakan caps bila mana PERLU saja. Kalau tidak PERLU tidak perlu DIGUNAKAN.

8. Hindari kalimat singkat dalam mereply.

Misalkan teman anda panjang lebar menulis email, bercerita tentang keindahan alam Mesopotamia . Lalu anda membalasnya dengan kalimat singkat, �oh ya?� atau �enak ya�, �benarkah� dan semacamnya. Kalau belum punya konsep, mendingan tidak usah mereply emailnya. Sebab kalimat ungkapan begitu cuma bikin gregetan dan hanya pantas diketik di chating saja.

9. Cek ulang sebelum di �send�.

Setelah email rapi ditulis, luangkan waktu untuk mengecek ulang ejaan, susunan kalimat dan kalau perlu tata bahasanya. Sebab sekali tombol �send� kita klik, tidak bisa dicancel atau dibatalkan. Semuanya langsung terkirim ke recipient dalam hitungan detik.

10. Bersabarlah menerima balasan.

Kalau sudah dikirim, sabarlah menanti balasannya. Sebab tidak semua orang punya akses yang mudah untuk berinternet ria. Tidak semua orang punya waktu luang membaca email-email anda.

Sambil menanti balasan, bagaimana kalau anda menyebar-luaskan email ini ke teman-teman anda? Barangsiapa memforward email ini maka hidupnya akan beruntung. He he he, bukan TBC lho.

M.Abdullah
emabdulah@yahoo.com
tommy_ikhsan@yahoo.com

http://istanasurgaku.blogspot.com

myspace icons
Myspace Icons



Kisah Cinta Manusia Manusia Langit

Melangkah dalam satu tujuan menuju ridho illahi.

Barangsiapa mengerjakan amal saleh, itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan, itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan al-Jaatsiyah : 15




Bila Aku Jatuh Cinta

Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan
kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu...
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu

Amin !


myspace codes
Myspace Codes: MyNiceSpace.com




Kisah Cinta Manusia-Manusia Langit
Author: Abu Saifulhaq Asaduddin

Cinta adalah karunia Allah. Bahkan Allah menciptakan alam semesta ini karena cintaNya. Karenanya ALAM DAN DUNIA INI ADALAH LAUTAN CINTA. Kekuatannya mampu meluluhlantahkan arogansi diri dan kerendahan materi. Maka bukan tanpa alasan seorang Saini KM menuliskan bait-bait terakhirnya dalam puisi Burung Hijau :

Saat kamu tengadah dan dengan tersipu berkata: / 'Memang, yang terbaik dari diri kita layak disatukan.' / Saya pun mabuk karena manis buah berkah, dan melihat: / Malaikat menghapus batas antara dunia dan akhirat.

Ibnu Qoyyim Al jauziyah pernah berkata tentang arti sebuah cinta : 'Tidak ada batasan cinta yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri; membatasinya justru hanya akan menambah kabur dan kering maknanya. Maka batasan dan penjelasan cinta tersebut tidak bisa dilukiskan hakikatnya secara jelas, kecuali dengan kata cinta itu sendiri.'

Kenyataannya, SEJARAH ISLAM MENCATAT KISAH-KISAH CINTA MANUSIA-MANUSIA LANGIT DENGAN TINTA EMAS DALAM LEMBARAN-LEMBARAN SEJARAH PERADABAN. Sebuah sejarah yang mengartikan cinta bukanlah utopia dan angan-angan kosong belaka dalam sebuah potret realita.

  • Tak apalah meregang nyawa bagi seorang Hisyam bin �eAsh takkala mendengar seorang saudaranya merintih kehausan dalam peperangan Yarmuk, memberikan air miliknya sementara bibir bejana hampir menyentuh bibirnya.
  • Atau indahnya ungkapan yang diberikan seorang sahabat yang mencintai sahabatnya karena Rabb-Nya.
  • Atau seorang Rasul yang memanggil umatnya takkala sakaratul maut menyapa dirinya.
  • Teringat episode cantik dalam sejarah seorang wanita yang rela menukar cinta dan hatinya dengan Islam sebagai maharnya. Takkala Rumaisha binti Milhan dengan suara lantang menjawab pinangan Abu Tholhah, seorang terpandang, kaya raya, dermawan dan ksatria 'Kusaksikan kepada anda, hai Abu Tholhah, kusaksikan kepada Allah dan Rasul Nya, sesungguhnya jika engkau Islam, aku rela engkau menjadi suamiku tanpa emas dan perak. Cukuplah Islam itu menjadi mahar bagiku !' Akhirnya tinta emas sejarah mencatatnya sebagai seorang ummu Sulaim yang mendidik anaknya, Anas bin Malik dan dirinya sebagai perawi hadits Rasulullah sementara suaminya menjadi mujahid dalam sejarah Islam.
  • Melagu hati Sayyid Qutb dalam nada angan akan sebuah keinginan. Lompatan jiwanya melebihi energi yang ada. Baginya kehidupan dunia bukanlah segalanya. Ia belokkan gelora yang ada hanya pada pencipta-Nya yang dengannya syahid menjadi pilihan hidupnya. Tiada mengapa tanpa wanita.
  • Gejolak gelora percintaan Rabiah dengan Rabbnya mengajarkan keikhlasan akan sebuah arti penghambaan. Tak sanggup rasanya mengikutinya yang mengharap Ridho-Nya sekalipun neraka menjadi pilihan akhir tempat tinggalnya.
  • Lain pula kisah sang Kekasih Allah, Nabiyullah Ibrahim �eAlaihissalam. Sebuah kisah yang menggoreskan samudra hikmah kehidupan bagi manusia yang mengedepankan ketundukan dan kepasrahan yang terbalut cinta daripada darah daging sendiri untuk menjadi persembahan.

Adakah CINTA YANG MASIH ADA DI HATI KITA MENYAMAI ATAU BAHKAN MELEBIHI CINTA MEREKA TERHADAP APA YANG MEREKA CINTAI? Jika tidak, lantas APA YANG MEMBUAT KITA MEMBUSUNGKAN DADA DAN MENGKLAIM SEBAGAI PECINTA SEJATI HANYA LANTARAN BUNGA-BUNGA KATA TANPA MAKNA REALITA YANG KITA LONTARKAN?

Diri KITA SERINGKALI MENCARI PEMBENARAN (APOLOGI) ATAS KETIDAKMAMPUAN DAN KETIDAKBERDAYAAN DALAM MENGAKUI SEGALA KELEMAHAN YANG KITA MILIKI. Jika cinta yang mereka hadirkan dapat begitu mempesona bukan hanya karena mereka para sahabat dan shabiyah atau para Nabi dan Rasul. Perlu diingat, mereka juga adalah manusia yang mempunyai keinginan dan kecenderungan sebagaimana manusia biasa. Artinya kecintaan mereka dapat kita duplikasikan pada diri kita.

Lihatlah bagaimana SEJARAH MENCATAT KEMBALI ARTI SEBUAH CINTA ANAK MANUSIA DALAM AKHIR HAYATNYA, sebuah cinta yang dihadirkan oleh mujaddid akhir zaman, Hasan Al Banna yang mendahulukan iparnya Abdul Karim Mansur untuk diberi pertolongan justru pada saat tujuh peluru masih bersarang ditubuhnya...

Ibnu Taimiyah berkata, 'MENCINTAI APA YANG DICINTAI KEKASIH ADALAH KESEMPURNAAN DARI CINTA PADA KEKASIH.' Teori ini bukanlah teori belaka. Teori ini merupakan SEBUAH KONSEKUENSI LOGIS DARI SEBUAH CINTA. Segala daya dan upaya �ekan menjadi tak berharga jika ia dapat menjadi serupa. Hal ini berlaku kebalikannya. MEMBENCI APA SAJA YANG DIBENCI KEKASIH ADALAH KESEMPURNAAN DARI CINTA PADA KEKASIH. Amboi, indahnya jika semua itu dilandasi atas kecintaan kepada Rabb-Nya. Dan menundukkan kecintaan lainnya karena ia hanyalah kenikmatan sesaat.

Sesungguhnya siapakah kita ini kekasihku? / Hanya setitik debu melekat di bintang mati. / Menggeliat sejenak karena embun dan matahari: / Hanya sedetik dalam hitungan tahun cahaya. (Saini KM)

Jika saja Sapardi mengungkapkan kekuatan keinginan cintanya dengan bait-baitnya : Aku ingin, / Aku ingin mencintaimu dengan sederhana / dengan kata yang tak sempat diucapkan / kayu kepada api yang menjadikannya abu / Aku ingin mencintaimu dengan sederhana / dengan isyarat yang tak sempat disampaikan / awan kepada hujan yang menjadikannya tiada (Sapardi Dj. D), maka ISLAM MENGAJARKAN INDAHNYA CINTA DALAM UNTAIAN DO'A :

' Ya Alloh, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu. Telah berjumpa dalam taat pada-Mu. Telah bersatu dalam da'wah pada-Mu. Telah terpadu dalam membela syari'at-Mu. Kokohkanlah, Ya Allah ikatannya, kekalkan cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan cahaya-Mu yang tiada pernah pudar. Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal pada-Mu. Nyalakanlah hati kami dengan ma'rifat kepada-Mu. Matikanlah ia dalam syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong...'

*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb Fillah wa Lillah,

Abu Aufa


myspace codes
Myspace Codes: MyNiceSpace.com



Dudung.net









































test 10 juni 07

Melangkah dalam satu tujuan menuju ridho illahi.

myspace icons
Myspace Icons

Ketika Setan Jadi Pahlawan

Melangkah dalam satu tujuan menuju ridho illahi.

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (al-Baqarah: 286)



Ketika Setan Jadi Pahlawan
Ketika guru itu hampir frustrasi karena sekolah budi pekerti yang dibukanya ternyata tak membuat seorang pun berminat untuk menjadi muridnya, suatu hari datanglah setan mendaftarkan diri.
Tentu saja guru itu terkejut! Apa yang sesungguhnya terjadi sehingga setan yang satu ini datang dan ingin berguru budi pekerti kepadanya? Bukankah setan adalah makhluk jahat yang menghembuskan kejahatan ke dalam diri manusia sehingga ia tidak lagi punya budi pekerti? Guru itu merasa gugup dan takut, terlebih ketika setan itu memaksa agar ia diterima sebagai muridnya. Tapi di tengah ketakutannya, guru tersebut masih sempat bertanya tentang alasan mengapa setan yang satu itu ingin belajar budi pekerti.

Teriakan Antiperang dari Tubuh Tony Broer
Tubuh-tubuh merangkai membentuk lingkaran. Dalam posisi tidur, kepala dan sebagian besar wajahnya dibalut kain. Cahaya lampu melingkari tepat sebesar lingkaran tubuh. Tak ada kata atau desah napas sedikit pun, semuanya terbujur kaku. Lewat tayangan foto-foto slide dan film dokumenter perang di layar putih, tubuh-tubuh korban perang tampak bergelimpangan di mana-mana. Besamaan dengan itu ilustrasi musik memperkuat dan mengantarkan aroma kegetiran, kehancuran, dan kematian. Tubuh-tubuh itu lahir, tubuh-tubuh itu bangkit, tubuh-tubuh itu mengerang, menggeliat penuh kewaspadaan dan protes.



Perempuan Kedua
Cerpen LABIBAH ZAIN

Perempuan berumah di ujung gang itu benar-benar membuat sekujur tubuhku tegang. Cara bicaranya yang lembut, membuat aku kalang kabut. Sungguh aku tak mengira akan jatuh cinta macam anak-anak SMA.

Aku bertemu perempuan itu, ketika menghindari tabrakan dengan ojek. Motor yang aku kendarai dengan memboncengkan Dina, anak perempuanku itu, terjerembab di salah satu got, dekat rumahnya. Tangis anakku yang meraung-raung, membuat perempuan itu datang menawarkan bantuan. Gini, nama perempuan itu. Dia menggandeng Dina ke rumahnya dengan kasih sayang seorang ibu.

Aroma sabun wangi badan Gini tercium tanpa sengaja olehku, ketika dia memberikan secangkir air putih.

Sejak pertemuan itu, hidupku tak tenang. Aku mulai membanding-bandingkan keadaan perempuan itu dengan Gami, istriku. Seandainya istriku bisa serapi Gini, pastilah aku tambah betah di rumah. Seandainya perut istri serata Gini, pastilah aku tak harus mencari-cari foto-foto wanita setengah telanjang di tabloid jalanan hanya untuk meningkatkan gairahku di kasur. Tetapi, semua membuatku frustrasi. Begitu membuka mata, yang kulihat hanyalah tubuh Gami yang mulai berlemak di sana-sini.

Otakku mulai berputar-putar tak karuan. Bagaimana cara agar aku bisa mengunjungi Gini tanpa ada yang curiga. Sungguh! Dua hari tak bertemu Gini, membuatku seperti orang gila. Mulailah kuatur rencana demi rencana untuk bisa menemuinya.

**

Kucukur habis bulu-bulu yang ada diwajahku. Kusemprotkan minyak wangi di tubuhku. Ah, ternyata aku masih ganteng juga. Kutatap wajahku di cermin. Tak kalahlah dengan Doni Damara, pikirku. Melihat penampilanku, istriku bertanya-tanya. Katanya, aku seperti orang yang sedang puber kedua. Aku bilang saja, semuanya kulakukan karena aku harus foto buat kartu identitas di kantorku besok pagi. Istriku pun tampak paham.

Aku tidak bohong. Memang besok paginya ada acara foto-foto untuk melengkapi kartu identitas perusahaan. Hanya saja, sepulang dari kantor, aku mengajak Dina untuk mengunjungi Gini.

Gini dan dua anaknya, Tono dan Tini menyambut kedatangan kami dengan gembira. Dina langsung bermain sepeda dengan mereka. Aku pun duduk berdua dengan Gini di ruang tamu. Dari percakapan sore itu, aku tahu kalau Gini seorang pengajar bahasa Inggris di salah satu lembaga bahasa. Satu ide melintas. Saat itu, aku meminta Gini untuk memberikan kursus bahasa Inggris buat Dina, karena Dina berumur 4 tahun. Sudah saatnya belajar bahasa Inggris. Gini setuju untuk memberi kursus Dina setiap hari Senin dan Rabu. Ketika pulang ke rumah dan kurundingkan dengan Gami tentang kursus itu, dia tak keberatan sedikit pun.

Sejak itu, hari Senin dan Rabu merupakan hari yang sangat kutunggu-tunggu. Kursus hanya berlangsung selama satu jam saja, tetapi Dina selalu meminta untuk tinggal di rumah Gini agak lama, karena dia ingin bermain bersama Tini dan Tono. Jadilah aku punya alasan untuk ngobrol panjang lebar dengan Gini.

Berbicara dengan Gini, aku serasa menemukan masa mudaku lagi. Ternyata Gini suka puisi. Lantaran bicara puisi-puisi Gibran, kami menjadi semakin akrab dan terbuka.

Gini juga bercerita tentang seorang duda, yang menjadi direktur lembaga bahasa tempat ia bekerja itu, beberapa kali memintanya untuk menjadi istrinya. Bagi Gini, penampilan duda itu tak menarik. Dia lebih suka lelaki yang suka menghadiahinya puisi, seperti almarhum suaminya.

Tahu akan hal itu, aku pun getol menghadiahi satu puisi buat Gini setiap pagi. Puisi itu aku serahkan sebelum aku pergi ke kantor. Sepulang kerja, aku pun sering mampir ke rumahnya hanya untuk mencekoki Gini dengan kata-kata yang menghiba-hiba tentang penderitaanku sejak menikahi Gami.

"Jangankan merawat anak dan suami, merawat diri pun dia tak mampu. Daster kumalnya menjadi pemandanganku sehari-hari. Makanan hambar alakadarnya menjadi menuku sehari-hari. Tempat tidur bau ompol anak, menjadi alas tidurku sepanjang malam. Dengkuran istriku menjadi musik pengantar tidurku. Secangkir teh atau kopi sepulang kerja hanyalah impian. Aku sangat menderita!"

Gini memandangku dengan muka murung. Sepertinya aku sudah berhasil menarik simpatinya dengan rahasia-rahasia rumah tanggaku.

''Seandainya istriku itu adalah kamu, Gini…… ''

Pipi Gini merona. Matanya berkejapan. Aku merasa terbang ke langit ketujuh. Seperti berdendang, kata-kata itu terus ku ulang-ulang.

Lama-kelamaan, aku punya keyakinan, kalau Gini juga menaruh perhatian terhadapku. Oleh karenanya, dengan mengumpulkan segala keberanian, aku menyatakan cinta di beranda rumahnya! Gini tersentak. Tetapi di wajahnya, aku melihat kebahagiaan yang menggelegak.

Dia berkata, "Mas ‘kan sudah punya istri...."

"Tapi kau kan tahu kalau aku menderita?"

"Selesaikan baik-baik hubungan Mas dengan Isteri. Kalau memang Mas tak bahagia, Mas harus menceraikannya secara baik-baik atau minta izin kepadanya untuk menikahiku."

Aku bersorak. Masalah dengan istriku? Gampanglah diatur.

Dengan hati berbunga-bunga, aku pulang ke rumah. Begitu malam tiba, kutidurkan Dina sebelum jamnya. Setelah itu, aku mulai mencumbui Gami seperti layaknya pengantin baru. Usai bercinta, kubuatkan istriku mi goreng instant. Sepiring berdua kami makan bersama. Selama dua minggu kami tampak mesra. Gami menatap curiga tetapi dia tampak bahagia.

Pada minggu ketiga, mulailah aku bercerita tentang banyaknya orang-orang yang perlu disantuni. Anak yatim dan janda yang terlunta-lunta. Gami yang mudah tersentuh sangat terharu, tetapi menjadi pilu ketika aku mulai mengemukakan pintu surga bagi istri yang merelakan suaminya menikahi janda miskin.

Dari tatapan matanya, aku tahu hatinya teriris. Tapi tekatku tak terkikis. Kupeluk dia. Di telinganya, kubisikan betapa aku mencintai dia dan berjanji semuanya takkan berubah. Istriku menatapku. Dia bilang, dia ingin bertemu Gini. Aku pun setuju. Kucium keningnya. Kuusap-usap rambutnya sampai dengkurnya terdengar. Malam itu, dia terlelap di pelukanku.

**

Akhirnya di rumahku, kedua perempuan itu bertemu. Dari jendela rumahku, aku bisa melihat kalau istriku tampak tegang dan Gini tampak salah tingkah. Tetapi, beberapa saat kemudian mereka bersalaman, mulai bicara dan akhirnya tertawa-tawa. Sejak itu, keduanya memang tambah akrab. Aku lega. Hajadku ada di depan mata!

**

Pagi ini, ketika aku hendak menyelipkan satu puisi di rumah Gini, aku mendapati rumah Gini lengang. Suara keributan anak-anak Gini karena hendak bersiap-siap berangkat ke sekolah, tak kudengar.

Kuketuk rumahnya berkali-kali. Tak ada yang menjawab. Aku semakin keras mengetuk pintunya. Sepi!

Kugedor dan kugedor lagi pintunya. Kali ini, Ibu Karto, tetangga sebelah rumahnya, muncul dan mengabarkan bahwa Gini dan anak-anaknya pulang ke kampung halaman untuk mempersiapkan pernikahannya dengan direkturnya!

Gini, perempuan ranum yang hendak kujadikan istri keduaku, hendak menikah tanpa memberitahuku sama sekali.

Kurasakan perasaan tersinggung mulai menggelegak di dadaku! Dalam keadaan limbung, aku ingat istriku. Perempuan setia yang selalu menerimaku apa adanya. Boleh jadi tubuhnya menjadi tak terawat, karena waktunya habis buat mengurus rumah tangga dan uang belanja yang kuberikan dihabiskannya buat urusan keluarga daripada untuk dirinya sendiri. Tiba-tiba, aku ingin memeluk istriku dan meneriakkan betapa tak ada perempuan lain yang lebih aku butuhkan di dalam hidupku selain dirinya.

Sepeda motor pun kukebut dengan kecepatan tak kira-kira. Sampai di rumah, kembali aku terpana. Kudapati rumahku tak berpenghuni. Kuperiksa pot tanaman, tempat Gami biasa menyimpan kunci kalau dia harus pergi. Di situ kutemukan kunci rumahku dan sepucuk surat.

Mas Poly,

Merangkai kata, aku memang tak pandai tetapi semoga yang akan kusampaikan ini bisa kau mengerti.

Beberapa bulan yang lalu, ada seorang pria yang perhatiannya membuatku berbunga-bunga.

Tetapi kemudian aku sadar bahwa cinta itu seperti tanaman. Dia bisa mati kalau kita tak merawatnya. Nah! Cinta yang kita bina sudah layu! Hampir mati! Kalau aku mencoba merawat tanaman lain, bagaimana mungkin aku bisa yakin kalau dua-duanya tak mati? Sedang merawat satu tanaman saja, aku tak bisa?

Oleh karenanya, aku memutuskan untuk merawat cinta kita dan mematikan cinta-cinta yang lain. Bagiku keluarga berada di atas segala-galanya.

Tetapi, takdir bicara lain. Mas memilih hendak membawa tanaman lain dengan cara menikah lagi. Bagiku, dua orang istri terlalu banyak dalam satu pernikahan dan susah bagiku untuk berbagi perasaan. Daripada aku tertekan, akhirnya kuputuskan untuk melayangkan gugatan cerai ke pengadilan agama. Dengan demikian, kita bisa berbahagia dengan merawat satu cinta di keluarga masing-masing. Mas menikah dengan Gini. Aku pun akan bahagia karena Mas Mono, tetangga kita yang pernah memberikan perhatiannya kepadaku itu, berjanji akan menikahiku begitu selesai masa idahku.

Salam Gami

Aku merasa tubuhku dipukul-pukul dengan martil hingga lenyap terkubur rencana-rencanaku sendiri. Kupandangi rumah Mono. Tiba-tiba, aku ingin membunuh perjaka tua itu!***

Januari, 2007


Tan Boen Kim dan Tragedi Sang Pelacur

Cerita Fientje de Feniks yang ditulis oleh Tan Boen Kim memang fenomenal dan menginspirasi banyak penulis. Salah satunya adalah Pramoedya Ananta Toer. Ia mengadaptasi kisah nyata kematian pelacur Indo kelas atas yang legendaris ini ke dalam alur cerita Rumah Kaca (1988).
Dalam novel terakhir dari tetralogi Pulau Buru itu, nama Fientje de Feniks diubah menjadi Rientje de Roo.

Jumat, 17 Mei 1912. Batavia gempar. Sesosok mayat wanita muda ditemukan membusuk di Pintu Air Kali Baru.

Tubuh si mayat berada di dalam karung beras yang mengambang. Kedua tangannya terikat. Melihat keadaannya, tidak diragukan lagi bahwa wanita muda yang telah menjadi mayat itu adalah korban pembunuhan.

Pada bulan-bulan berikutnya, diketahui bahwa mayat itu bernama Fientje de Feniks. Seorang wanita Indo berumur sekitar dua puluh tahun yang berprofesi sebagai "nona goela-goela" alias pelacur. Ia tercatat sebagai anggota dari "roemah plesiran" yang dikelola oleh mantan pelacur kelas atas bernama Jeanne Oort.

Setelah dilakukan penyelidikan oleh polisi, pembunuhnya diketahui adalah seorang pria Belanda. Namanya Willem Frederik Gemser Brinkman. Pria ini dikenal sebagai seorang hartawan yang berstatus sebagai pegawai Gouvernement Bedrijven. Ia adalah pelanggan sang pelacur.

Brinkman membunuh Fientje karena cemburu. Asal mula permasalahannya muncul, ketika ia menggundik wanita itu dan menyuruhnya untuk tidak melacurkan diri lagi. Namun, Fientje tetap melakukan profesinya. Brinkman lalu memergoki nyai-nya bersama pria lain. Ia menjadi panas hati dan pembunuhan yang terencana pun terjadi.

Kasus ini kemudian dibawa ke Raad van Justitie. Proses peradilannya memakan waktu dua tahun. Brinkman dan puluhan saksi dihadirkan dalam persidangan. Sang tersangka dibela oleh pengacara terkenal Mr. Hoorweg. Dengan didampingi pembela yang piawai, Brinkman dinyatakan tidak bersalah.

Kasus yang menggemparkan ini terus menjadi pembicaraan masyarakat Batavia. Koran-koran terus memuatnya sebagai berita utama. Raad van Justitie pun mencatat proses persidangannya secara cermat dan teliti. Dengan data yang berlimpah, tak heran apabila kematian Fientje de Feniks ini menjadi satu di antara banyak kejadian nyata yang dibukukan sebagai novel pada dekade awal abad ke-20.

Memang, sastra Melayu-Rendah mulai membangun tradisi sejak munculnya Hikayat Nyai Dasima pada 1896. Kejadian nyata yang sensasional sering diangkat menjadi tema cerita dalam novel.

Umumnya, kejadian nyata itu berupa kasus-kasus pembunuhan. Hal ini berlangsung setidaknya hingga 1930-an. Tak aneh apabila novel-novel pada masa itu lazim mengidentifikasikan diri sebagai "satoe tjerita jang betoel soeda terdjadi".

Pembunuhan Fienjte de Feniks yang sensasional itu dibukukan menjadi novel berjudul Nona Fientje de Feniks, atawa djadi korban dari tjemboeroean. Edisi pertama novel ini diterbitkan tahun 1915. Penulisnya adalah seorang Tionghoa peranakan bernama Tan Boen Kim (TBK).

Di dalam buku Literature in Malay by the Chinese of Indonesia: a Provisional Annotated Bibliography (1981), Claudine Salmon mengatakan bahwa TBK dilahirkan pada 1887. Tidak diketahui apakah TBK mendapat pendidikan formal atau tidak. Namun yang pasti, ia adalah seorang jurnalis yang berpengalaman.

Pria ini pernah menjadi direktur harian Tionghoa peranakan Thjioen Thjioe di Surabaya 1916. Setahun kemudian, ia bekerja sebagai editor mingguan Ien Po di Batavia. Tahun 1926, TBK hijrah ke Palembang selama beberapa bulan dan bekerja untuk mingguan Kiao Po.

Tulisan-tulisan TBK terkenal sangat tajam dan kritis. Ia sering keluar masuk penjara karena buah penanya. Tak jarang, ia dianiaya oleh orang-orang yang tidak meyukai tulisan-tulisannya. Oleh karena itu, TBK menjadi terkenal sebagai orang yang kenjang dibatjok dan keloear masoek pendjara.

Nona Fientje de Feniks adalah novel TBK yang paling sukses. Karyanya ini adalah perpaduan antara keakuratan data dan kelincahan bercerita. Kesuksesan novel tersebut telah membuat TBK menulis kelanjutan ceritanya: Njai Aisah atawa djadi korban dari rasia dan G. Brinkman atawa djadi korban perboeatannja. Kedua novel ini juga diterbitkan pada 1915.

Seperti halnya novel pertama, kedua sekuel ini pun diangkat dari kisah nyata yang merupakan kelanjutan kasus Fientje de Feniks. Ceritanya seputar kisah hidup Brinkman yang menjadi buronan polisi setelah dinyatakan tidak bersalah atas tuduhan pembunuhan Fientje.

Setelah sekian lama menjadi pelarian karena melakukan perampokan-perampokan dan pembunuhan terhadap Aisah, istri dari salah satu anggota komplotannya, Brinkman akhirnya tertangkap dan diadili. Ia divonis hukuman mati. Di ujung cerita, ia dikisahkan melakukan bunuh diri di penjara. Kematian Brinkman mengakhiri cerita berantai Fientje de Feniks.

Kedua novel lanjutan ini juga terbilang sukses. Dengan latar belakang kesuksesan itu, pada 1916 TBK menggabungkan trilogi Fientje de Feniks-nya ke dalam satu buku. Akan tetapi, ceritanya tidaklah lagi berbentuk prosa melainkan dalam bentuk syair. Buku itu berjudul Sair Nona Fientje de Feniks dan sekalian ia poenja korban jang bener terdjadi di Betawi antara taon 1912-1915.

Cerita Fientje de Feniks yang ditulis oleh TBK memang fenomenal dan menginspirasi banyak penulis. Salah satunya adalah Pramoedya Ananta Toer. Ia mengadaptasi kisah nyata kematian pelacur Indo kelas atas yang legendaris ini ke dalam alur cerita Rumah Kaca (1988).

Dalam novel terakhir dari tetralogi Pulau Buru itu, nama Fientje de Feniks diubah menjadi Rientje de Roo. Wanita ini juga dikisahkan menjadi seorang pelacur yang dibunuh. Bedanya, Pram mengisahkan Rientje de Roo memiliki seorang pelanggan bernama Jacques Pangemanann yang menjadi tokoh utama cerita.

Ketika Rientje dipanggil untuk "dipakai", Pangemanann mendengar kabar bahwa bahwa sang pelacur telah mati. Tidak diceritakan siapa pembunuhnya dan bagaimana kelanjutan kasusnya. Cerita Rientje hanya dipaparkan sebatas hubungannya dengan tokoh utama. Akan tetapi, kisah kematian yang diselipkan ini turut membangun cerita utama Rumah Kaca secara keseluruhan.

Selain Pram, penulis lain yang tampaknya terinspirasi oleh karya TBK ini adalah seorang pria berkebangsaan Belanda bernama Peter van Zonneveld. Ia menulis buku De Moord op Fientje de Feniks (Pembunuhan Fientje de Feniks) yang diterbitkan pada 1992.

Kesuksesan trilogi Fientje de Feniks dan buku syairnya ternyata tidak berbanding lurus dengan kehidupan sang penulis. TBK menjalani tahun-tahun terakhir kehidupannya dalam kemelaratan. Ia diketahui tinggal menumpang dalam sepetak ruangan Jinde Yuan, salah satu kelenteng tertua di Jakarta hingga akhir hayatnya. Sungguh sangat ironis.

Untungnya, satu perhargaan tak terhingga diberikan kepada TBK oleh Leo Suryadinata. Sinolog terkemuka ini mengabadikan riwayat hidup TBK di dalam bukunya Prominent Indonesian Chinese: Biographical Sketches (1995).

Lewat buku yang berisi biografi orang-orang Tionghoa peranakan terkemuka ini, Leo menyatakan bahwa TBK adalah seorang Tionghoa peranakan yang unggul di bidangnya. Penilaian ini bukan tanpa alasan.

Kesuksesan menulis trilogi Fientje de Feniks menjadi salah satu pertimbangannya. Selain itu, produktivitas TBK dalam menulis juga menjadi nilai tambah. Ia tercatat telah menghasilkan lebih dari 20 karya selama periode 1912-1933. Umumnya, karyanya berupa novel yang diangkat dari kisah nyata.

TBK memang telah meninggal pada 1959. Namun, kisah tentang tragedi sang pelacurnya tetap hidup dan menginspirasi banyak orang.*** Pikira Rakyat.9 juni 07

IRAWAN SANTOSO S.B.
Penulis, tinggal di Bandung


myspace icons
Myspace Icons





ilmu adalah investasi tiada henti