ikatlah ilmu dengan menuliskannya"sanitomichie"

Saturday, April 14, 2007

... Cinta Itu

... Cinta Itu
puisi kiriman dari Rani

Pernahkah kamu merasakan,
bahwa kamu mencintai seseorang,
meski kamu tahu ia tak sendiri lagi, dan
meski kamu tahu cintamu mungkin tak berbalas,
tapi kamu tetap mencintainya,

Pernahkah kamu merasakan,
bahwa kamu sanggup melakukan apa saja demi seseorang yang kamu cintai,
meski kamu tahu ia takkan pernah peduli ataupun
ia peduli dan mengerti, tapi ia tetap pergi.

Pernahkah kamu merasakan hebatnya cinta,
tersenyum kala terluka,
menangis kala bahagia,
bersedih kala bersama,
tertawa kala berpisah,

Aku pernah .........

Aku pernah tersenyum meski kuterluka !
karena kuyakin Tuhan tak menjadikannya untukku,
Aku pernah menangis kala bahagia,
karena kutakut kebahagiaan cinta ini akan sirna begitu saja,

Aku pernah bersedih kala bersamanya,
karena kutakut aku kan kehilangan dia suatu saat nanti, dan......

Aku juga pernah tertawa saat berpisah dengannya,
karena sekali lagi, cinta tak harus memiliki, dan
Tuhan pasti telah menyiapkan cinta yang lain untukku.

Aku tetap bisa mencintainya,
meski ia tak dapat kurengkuh dalam pelukanku,
karena memang cinta ada dalam jiwa, dan bukan ada dalam raga.

Semua orang pasti pernah merasakan cinta..
baik dari orang tua... sahabat.. kekasih dan
akhirnya pasangan hidupnya.

Buat temenku yg sedang jatuh cinta.. selamat yah..
karena cinta itu sangat indah.
Semoga kalian selalu berbahagia.

Buat temanku yg sedang terluka karena cinta...
Hidup itu bagaikan roda yang terus berputar,
satu saat akan berada di bawah dan hidup terasa begitu sulit,
tetapi keadaan itu tidak untuk selamanya,
bersabarlah dan berdoalah karena cinta yang lain
akan datang dan menghampirimu.

Buat temanku yang tidak percaya akan cinta... buka hatimu ...
jangan menutup mata akan keindahan yang ada di dunia
maka cinta membuat hidupmu menjadi bahagia.

Buat temanku yang mendambakan cinta.. bersabarlah..
karena cinta yang indah tidak terjadi dalam sekejab..
Tuhan sedang mempersiapkan segala yang terbaik bagimu.


~ No one

As Saff ayat 4


Drkadir.blogspot.com

Early Warning dari Allah

Eko P Pratomo
Early Warning dari Allah

Apapun yang datang dari Allah SWT, baik kebahagiaan maupun musibah, adalah karunia, sehingga selali baik adanya. Keyakinan itu tertanam kuat dalam diri Eko P Pratomo, presiden direktur PT Fortis Investments. Namun untuk sampai pada keyakinan tersebut, alumnus Teknik Mesin Penerbangan ITB ini mengaku melalui jalan yang tak mudah.

Suami dari Dian Syarief ini mengungkapkan, ujian yang dialami istri tercintanya menjadi sebuah titik balik dalam hidupnya. Pada 1999, Dian Syarief yang mantan public relation Bank Bali itu dinyatakan mengidap lupus, penyakit yang hingga kini belum ditemukan penyebab dan obatnya.

Sejak itu, kehidupan pasangan ini pun berubah. Dian harus keluar masuk rumah sakit, tak cuma di Tanah Air tetapi juga ke mancanegara. Bahkan, Dian harus kehilangan 95 persen penglihatannya.

''Waktu itu sempat bertanya, mengapa kami yang mengalaminya. Tapi seiring perjalanan waktu, kami menyadari bahwa itu adalah yang terbaik yang diberikan Allah,'' katanya kepada Republika, pekan lalu.

Eko mengungkapkan, sebelum istrinya sakit, ia terlebih dulu mengalami suatu masalah dalam pekerjaan. Kala itu, alumnus jurusan Aeronautical Engineering, Delft University, Belanda ini mengaku mengalami kebosanan yang luar biasa dalam bekerja. ''Bagi saya, kalau saya bangun pagi dan saya merasa berat untuk bekerja, itu suatu masalah,'' ujarnya. Yang kemudian memberikan dukungan, membesarkan hati dan mendorongnya untuk bangkit adalah istrinya.

Saat itu pula, Eko dipertemukan dengan beberapa orang yang membuatnya merasa harus semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bahkan, dokter yang menangani kasusnya mengatakan bahwa ia tak mengalami masalah apapun dalam pekerjaan. ''Menurut dokter itu, masalahnya adalah keimanan, jiwa ini kosong,'' tuturnya.

Ketika kemudian istrinya sakit, Eko pun baru paham bahwa tampaknya Allah mempersiapkan dirinya untuk menghadapi ujian yang lebih besar lagi. ''Waktu itu, Dian bertanya, mengapa dia harus mendapat ujian seperti ini, ia merasa tak pernah menyakiti orang lain, tak punya musuh. Itu menjadi sebuah awal bagi kami untuk mencari tahu dan bertanya, akhirnya menemukan jawaban,'' kata penulis beberapa judul buku ini.

Jawaban yang diperolehnya adalah bahwa apapun yang diberikan Allah kepada hamba-Nya pasti baik. Karena tanpa musibah yang dialaminya dan istrinya, Eko mengaku tak akan pernah sampai dalam kondisi yang sekarang. Yakni, meyakini kebenaran Alquran secara mendalam dan merasakan banyak 'keajaiban' dalam hidupnya. ''Pertolongan Allah datang dari tempat yang tidak diduga,'' ujarnya.

Eko pun kemudian menganggap bahwa ujian yang diberikan kepadanya dan istrinya saat ini adalah bentuk early warning dari Allah untuk meluruskan langkah. ''Kita bersyukurlah, kita sempat diberi early warning. Allah masih memberikan kita kesempatan untuk berikhtiar.''

Kini, kehidupan dijalaninya dengan lebih tenang. Salah satu bekal yang dilakukan untuk kehidupan di akherat kelak adalah mendirikan Yayasan Syamsi Dhuha yang diketuai istrinya. Yayasan ini bergerak dalam banyak bidang termasuk edukasi dan pendampingan bagi para odapus dan sahabat low vision. ''Kita ingin berbagi pengalaman, sebagai pendamping odapus dan low vision. Kita ingin berbuat sesuatu untuk orang lain,'' katanya.

Eko P Pratomo
Nama Istri : Dian Syarief
Pekerjaan : Presiden Direktur PR Fortis Investments, 2004 - sekarang
Pendidikan :
* Teknik Mesin Penerbangan ITB, 1982 - 1988
* Aeronautical Engineering, Delft University Netherlands, 1987 - 1988
* MBA Program, Institut Pengembangan Manajemen Indonesia, 1991
* Chartered Financial Consultant (ChFC), Chartered Life Underwriter (CLU), Singapore College of Insurance, 2003
Buku yang ditulis :
* Reksa Dana Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern, bersama Ubaidillah Nugraha, Gramedia, 2000
* Berwisata ke Dunia Reksa Dana, Gramedia, 2004
* Cara Mudah Mengelola Keuangan Keluarga secara Islami, Hijrah Institute, 2005
* Agenda Keuangan Keluarga, Hijrah Institute, 2005

( aan Republika.co.id)

Surat Sayang Dari ALLAH SWT


Jan 16, '07 9:46 PM
for everyone

Surat Sayang Dari ALLAH SWT


Saat kau bangun pagi hari, AKU memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepada KU, walaupun hanya sepatah kata meminta pendapatKU atau bersyukur kepada-KU atas sesuatu hal yang indah yang terjadi dalam hidupmu hari ini atau kemarin ......


Tetapi AKU melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja .......
AKU kembali menanti saat engkau sedang bersiap, AKU tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapa-KU, tetapi engkau terlalu sibuk..........


Disatu tempat, engkau duduk disebuah kursi selama lima belas menit tanpa melakukan apapun. Kemudian AKU Melihat engkau menggerakkan kakimu. AKU berfikir engkau akan berbicara kepada-KU tetapi engkau berlari ke telephone dan menghubungi seorang teman untuk mendengarkan kabar terbaru.


AKU melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan AKU menanti dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua kegiatanmu AKU berfikir engkau terlalu sibuk mengucapkan sesuatu kepadaKU.


Sebelum makan siang AKU melihatmu memandang sekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepada-KU, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu. Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut namaKU dengan lembut sebelum menyantap rizki yang AKU berikan, tetapi engkau tidak melakukannya .......


Masih ada waktu yang tersisa dan AKU berharap engkau akan berbicara kepadaKU, meskipun saat engkau pulang ke rumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan.
Setelah tugasmu selesai, engkau menyalakan TV, engkau menghabiskan banyak waktu setiap hari didepannya, tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati acara yg ditampilkan. Kembali AKU menanti dengan sabar saat engkau menontonTV dan menikmati makananmu tetapi kembali kau tidak berbicara kepadaKU..........


Saat tidur, KU pikir kau merasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ke tempat tidur dan tertidur tanpa sepatahpun nama-KU, kau sebut ...... Engkau menyadari bahwa AKU selalu hadir untukmu.


AKU telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari. AKU bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain. AKU sangat menyayangimu, setiap hari AKU menantikan sepatah kata, do'a, pikiran atau syukur dari hatimu.


Keesokan harinya ...... engkau bangun kembali dan kembali AKU menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberi sedikit waktu untuk menyapa-KU ........
Tapi yang KU tunggu ........ tak kunjung tiba ...... tak juga kau menyapaKU.

Subuh ........Dzuhur .......Ashyar ..........Magrib .........Isya dan Subuh kembali, kau masih mengacuhkan AKU .....tak ada sepatah kata, tak ada seucap do'a, dan tak ada rasa, tak ada harapan dan keinginan untuk bersujud kepada-KU..........


Apa salah-KU padamu ...... wahai Ummat-KU?????Rizki yang KU limpahkan, kesehatan yang KU-berikan, harta yang KU-relakan,makanan yang KU-hidangkan, anak-anak yang KU-rahmatkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepada-KU ............!!!!!!!


Percayalah AKU selalu mengasihimu .....dan AKU tetap berharap suatu saat engkau akan menyapa-KU .....memohon perlindungan-KU .....bersujud menghadap-KU ......Yang selalu menyertaimu setiap saat ........

Note: apakah kita memiliki cukup waktu untuk mengirimkan surat ini kepada orang - orang yang kita sayangi??? Untuk mengingatkan mereka bahwa segala apapun yang kita terima hingga saat ini, datangnya hanya dari ALLAH SWT...... semata.

Tahajudku & Dhuhurku

Tahajudku & Dhuhurku

Allah Tuhanku
Kadang Aku Berpikir
Apa Beda Shalat Tahajudku Dan Dhuhaku
Apa Pula Beda Shalat Isya & Dhuhurku

Aku Memulai Keduanya
Dengan Takbir Membesarkan Asmamu
Aku Membaca Al Fatihah
Untuk Memuji Dan Mohon Petunjukmu
Aku Ruku Dan Sujud
Mengagungkan & Meninggikan Mu
Aku Berselawat Kepada Rasulmu
Muhammad Yang Mulia
& Ibrahim Kesayanganmu
Dan Akhirnya Aku Mengucapkan Doa Dan Salam
Kepada Seluruh Saudara-Saudaraku
Di Penghujung Pertemuanku Denganmu

Allah, Sang Penguasa Waktu
Seringkali Aku Terpekur Merenungi
Apa Bedanya Siang Dan Malam
Saat Aku Shalat Isya Disini
Saudaraku Di Afrika Shalat Dhuhur
Saudaraku Di Amerika Shalat Shubuh
Saudaraku Di Arab Saudi Shalat Dhuha
Saudaraku Di Hawai Shalat Tahajud
Dan Saudaraku Astronot Sedang Kebingungan Shalat Apa
Karena Ia Tidak Menemui Siang Dan Malam

Tuhan Sang Maha Agung
Aku Tahu Persis
Engkau Tidak Memerlukan Ruang Dan Waktu
Engkau Hanya Ingin Menguji
Ketaatan Hamba Mu
Apakah Dia Masih Tetep Shalat Ketika Di Indonesia
Apakah Dia Masih Tetep Beribadat Ketika Di Amerika
Apakah Dia Masih Tetep Menghadap Mu Ketika Di Afrika
Apakah Dia Masih Tetep Menemui Mu Ketika Di Kutub
Bahkan Di Luar Angkasa Sekalipun



Kekasihku
Bagiku Tak Ada Beda Ruang Dan Waktu
Saat Ingin Bertemu Dengan Mu
Engkau Selalu Hadir
Di Pagiku, Siangku, Malamku
Engkau Selalu Ada Dimanapun
Di Penjuru Bumi Kupijakkan Kakiku
Wajah Mu Yang Maha Luas
Menguasai Seluruh Ufuk Barat Dan Timur
Dzat Mu Yang Maha Agung
Meliputi Seluruh Penjuru Alam Semesta
7 Petala Langit Dan Bumi
Eksistensimu Yang Lembut Telah Menyatu
Dalam Kehidupan Kami
Lebih Dekat Dari Urat Leher Diri Kami Sendiri
Maka
Jangan Biarkan Kami Terjebak Dalam Semu Pesona Dunia Ini Ya Allah
Aku Ingin Selalu Bersama Mu Dalam Seluruh Ruang Dan Waktuku
Dalam Segala Keterbatasanku
Dalam Segala Kelemahanku
Dalam Segala kebodohanku
Dalam Segala Pengabdianku
Untuk Membuktikan Syahadatku Bahwa Seluruh Realitas Ini
Hanyalah Bayang-Bayang Semu Dari Keberadaan Mu

Seluruh Isi Jagad Semesta Sedang Bertasbih
Memuji Keagungan Mu
Dalam Shalat & Zikir Yang Tak Kumengerti
Seluruh Aliran Darahku Berdesir
Mengagungkan Kebesaran Mu
Seluruh Nafasku Menggelora
Memuji-Muji Kekuasaan Mu
Pusaran Energi Di Miliaran Bio Elektronku
Memancar Dan Menyemburkan
Tasbih Yang Tiada Henti-Hentinya

Kami Semua Bersaksi Ya Rabb
Engkau Dzat Maha Dahsyat
Yang Menggenggam Hidup Mati Kami
Diiringi Deburan Ombak Yang Bertasbih
Diikuti Desau Angin Yang Bertasbih
Disirami Cahaya Matahari Yang Bertasbih
Disaksikan Berjuta-Juta Malaikat Yang Terus Bertasbih,
Bahkan Para Setan Iblis Dan Gelegak Api Neraka Takut Kepada Engkau
Dan Kemudian Bertasbih
Seluruh Makhluk Memuji Dan Mengagungkan Engkau
Allah Azza Wa Jalla

Perkenankan aku mencintaimu semampuku


PERKENANKAN AKU MENCINTAIMU SEMAMPUKUJan 30, '07 11:33 PM
for everyone

Perkenankan aku mencintaimu semampuku

Tuhanku,
Aku masih ingat, saat pertama dulu aku belajar mencintai-Mu.

Kajian demi kajian tarbiyah kupelajari, untai demi untai kata para ustadz kuresapi.
Tentang cinta para nabi, tentang kasih para sahabat, tentang muhabbah orang shalih, tentang kerinduan para syuhada. Lalu kutanam di jiwa dalam-dalam, kutumbuhkan dalam mimpi idealisme yang mengawang di awan.

Tapi Rabbi…
Berbilang hari demi hari dan kemudian tahun berlalu, tapi aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untuk-Mu, aku makin merasakan gelisahku memadai dalam cita yang mengawang, sedang kakiku mengambang. Hingga aku terhempas dalam jurang dan kegelapan.

Allahu Rahiim, Illahi Rabbii,

perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku….
Perkenankanlah aku mencintai-Mu, sebisaku. Dengan segala kelemahanku.

Ilaahi aku tak sanggup mencintai-Mu dengan kesabaran menanggung derita.
Umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa hingga Al-Mustafa. Karena itu ijinkan aku mencintai-Mu melalui keluh kesah pengaduanku pada-Mu, atas derita batin dan jasadku, atas sakit dan ketakutanku.

Rabbii,

aku tak sanggup mencintai-Mu seperti Abu Bakar, yang menyedekahkan seluruh hartanya dan hanya meninggalkan Engkau dan Rasul-Mu bagi diri dan keluarganya. Atau layaknya Umar yang menyerahkan separo hartanya demi jihad. Atau Ustman yang menyerahkan 1000 ekor kuda untuk syiarkan Dien-Mu.

Ijinkan aku mencintai-Mu, melalui 100-500 perak yang terulur pada tangan-tangan kecil di perempatan jalan, pada wanita-wanita tua yang menadahkan tangan di pojok-pojok jembatan. Pada makanan-makanan yang terkirim ke handai taulan.

Illahi,

aku tak sanggup mencintai-Mu dengan khusyuknya shalat salah seorang sahabat nabi-Mu, hingga tiada terasa anak panah musuh terhujam di kakinya. Karena itu Ya Allah, perkenankanlah aku tertatih menggapai cinta-Mu, dalam shalat yang coba kudirikan dengan terbata-bata, meski ingatan kadang melayang ke berbagai permasalahan dunia.

Rabbii,

aku tak dapat beribadah ala orang-orang shalih atau bagai para al hafidz dan hafidzah yang membaktikan seluruh malamnya untuk bercinta dengan-Mu dalam satu putaran malam. Perkenankanlah aku mencintai-Mu, melalui satu - dua rakaat sholat lailku, atau sekedar sunnah nafilahku, selembar dua lembar tilawah harianku. Lewat lantunan seayat dua ayat hafalanku.

Yaa Rahiim,

aku tak sanggup mencintai-Mu semisal para syuhada, yang menjual dirinya dalam jihad bagi-Mu. Maka perkenankanlah aku mencintai-Mu dengan mempersembahkan sedikit bakti dan pengorbanan untuk dakwah-Mu, dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru.

Allahu Kariim,

aku tak sanggup mencintai-Mu di atas segalanya, ijinkan aku mencintai-Mu dengan mencintai keluargaku, membawa mereka pada nikmatnya hidayah dalam naungan Islam, manisnya iman dan ketabahan. Dengan mencintai sahabat-sahabatku, mengajak mereka untuk lebih mengenal-Mu, dengan mencintai manusia dan alam semesta.

Perkenankanlah aku mencintaiMu semampuku, Yaa Allah. Agar cinta itu mengalun dalam jiwa. Agar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku

Surat Dari Setan

SURAT DARI SETAN Jan 30, '07 11:34 PM
for everyone

SURAT DARI SETAN UNTUK MU

Aku melihatmu kemarin, saat engkau memulai aktifitas harianmu.
Kau bangun tanpa sujud mengerjakan subuhmu
Bahkan kemudian, kau juga tidak mengucapkan “Bismillah” sebelum memulai santapanmu, juga tidak sempat mengerjakan shalat Isha sebelum berangkat ke tempat tidurmu.
Kau benar2 orang yang bersyukur, aku menyukainya.

Aku tak dapat mengungkapkan betapa senangnya aku melihatmu tidak mengubah cara hidupmu.
Hai Bodoh, Kamu millikku.
Ingat, kau dan aku sudah bertahun-tahun bersama, dan aku masih belum bisa benar2 mencintaimu .
Malah aku masih membencimu, karena aku benci Allah.
Aku hanya menggunakanmu untuk membalas dendamku kepada Allah.

DIA sudah mencampakkan aku dari surga, dan aku akan tetap memanfaatkanmu sepanjang masa untuk membalaskannya

Kau lihat, ALLAH MENYAYANGIMU dan dia masih memiliki rencana-rencana untukmu di hari depan.

Tapi kau sudah menyerahkan hidupmu padaku, dan aku akan membuat kehidupanmu seperti neraka.
Sehingga kita bisa bersama dua kali dan ini akan menyakiti hati ALLAH.

Aku benar-benar berterimakasih padamu, karena aku sudah menunjukkan kepada NYA siapa yang menjadi pengatur dalam hidupmu dalam masa2 yang kita jalani.

Kita nonton film porno bersama, memaki orang, mencuri, berbohong, munafik, makan sekenyang-kenyangya, guyon2an jorok, >http://tausyiah275.blogsome.com/2005/12/11/ngerumpi-dan-menggosip-adalah-ghibah/">bergosip, manghakimi orang, menghujam orang dari belakang, tidak hormat pada orang tua, tidak menghargai masjid, berperilaku buruk.

TENTUNYA kau tak ingin meninggalkan ini begitu saja.
Ayolah, Hai Bodoh, kita terbakar bersama, selamanya.
Aku masih memiliki rencana2 hangat untuk kita.
Ini hanya merupakan surat penghargaanku untuk mu.

Aku ingin mengucapkan ‘TERIMAKASIH’ karena sudah mengizinkanku memanfaatkan hampir semua masa hidupmu.

Kamu memang sangat mudah dibodohi, aku menertawakanmu.
Saat kau tergoda berbuat dosa kamu menghadiahkan tawa.
Dosa sudah mulai mewarnai hidupmu.
Kamu sudah 20 tahun lebih tua, dan sekarang aku perlu darah muda.

Jadi, pergi dan lanjutkanlah mengajarkan orang-orang muda bagaimana berbuat dosa.
Yang perlu kau lakukan adalah merokok, mabuk-mabukan, berbohong, berjudi, bergosip, dan hiduplah se-egois mungkin.

Lakukan semua ini di depan anak-anak dan mereka akan menirunya.
Begitulah anak-anak .
Baiklah, aku persilakan kau bergerak sekarang.
Aku akan kembali beberapa detik lagi untuk menggoda mu lagi.
Jika kau cukup cerdas, kau akan lari sembunyi, dan bertaubat atas dosa-dosamu.
Dan hidup untuk Allah dengan sisa umurmu yang tinggal sedikit.

Memperingati orang bukan tabiatku, tapi di usiamu sekarang dan tetap melakukan dosa, sepertinya memang agak aneh.
Jangan salah sangka, aku masih tetap membencimu.
Hanya saja kau harus menjadi orang tolol yang lebih baik di mata ALLAH.


Sumber Abiridha.multiply.com

Hikmah

"Keuntungan hakiki adalah keuntungan yang tidak hanya menguntungkan diri pribadi, tapi juga menguntungkan sebanyak mungkin hamba-hamba Allah lainnya. Usahakanlah apa yang menjadi nikmat tidak menjadi musibah bagi orang lain." (Aa Gym)








Belajar Dari Buku Kematian


Jumat, 09 Maret 2007
Meidiana Hutomo
'Belajar dari Buku Kematian'

Ada pernyataan bijak yang sering diungkap pada pemakaman seseorang; kafaa bil mauti 'ibratan (cukuplah kematian itu mejadi pelajaran). Namun bukan dari peristiwa kematian hidayah datang pada presenter yang juga bintang sinetron Meidiana Hutomo. Ia menjadi sosok yang berubah setelah membaca sebuah buku mengenai perjalanan kematian.

''Ketika saya baca buku itu, sangat menyentuh sekali. Begitu saya menamatkan buku itu saya ngeri sekali kalau saya mati hari ini juga belum membawa apa-apa,'' ungkap ibu dari Talullah Adjani (13) dan Belinda Nur Fadilla (6) kepada Republika, Senin (5/3).

Usai membaca buku tersebut, istri dari Gunadi Soekemi ini hatinya gamang. Shalat saya belum sempurna, puasa juga. Itu baru ibadah wajibnya, belum terpikir soal jilbab,” ujarnya.

Ia pun berdoa sungguh-sungguh pada Allah agar dibimbing agar hidupnya selamat dunia akhirat. Dia mulai membenahi shalatnya. Dari yang tadinya bolong-bolong, menjadi lengkap. Dari semula sering ngaret kalau shalat, menjadi tepat waktu. “Dulu shalat saya sering ujar mantan reporter sebuah stasiun televisi ini mengibaratkan.

Wanita kelahiran 15 Mei 1966 ini juga mulai memperhatikan puasanya, terutama puasa Ramadhan. “Dulu kalau ada utang puasa, tak pernah saya bayar di hari lain,” akunya.

Kedekatannya pada Allah dengan mengawal penuh ibadah wajibnya, membuahkan ketenteraman di hatinya. Ia sering membincangkan agama dengan rekan-rekannya sesama artis. Juga ketika terlibat dalam sinetron Asmara Banyak Canda di akhir 1990-an, ia senang menghabiskan waktu di sela-sela syuting dengan diskusi agama bersama komedian Tenny.

Hingga suatu saat, Tenny datang dengan busana Muslimah. Lawan mainnya ini mantap dengan pilihannya menutup aurat. Walau sempat meneriaki rekannya itu ketika berubah penampilan, namun ia penasaran dengan pilihan hidup Tenny. ia pun makin rajin bertanya.Saya disuruh membaca Alquran tentang kewajiban seorang muslimah menutup auratnya. Ketika saya membaca Alquran ternyata benar, memakai jilbab hukumnya wajib.''

Akhirnya atas kesadarannya sendiri, ia pun berhijrah penampilan dengan berjilbab. “Ya, Allah, kalau memang menutup aurat ini salah satu bentuk dari ketaatan saya sebagai seorang muslimah, tolong ya Allah permudah urusan saya,'' ungkapnya. Prosesnya waktu itu hanya dua minggu setelah memahami ayat Alquran yang mewajibkan berjilbab.

Ia beruntung, sang suami mendukung penuh keputuannya itu. Ganjalannya hanya satu, ia masih terikat kontrak tiga sinetron. Dan, dalam sinetron itu dia memerankan peran antagonis. Lagi-lagi Allah bersama-Nya. “Dalam kebingungan itu ternyata saya boleh memakai jilbab, dan akhirnya jalan ceritanya diubah.

Sejak berjilbab, ia juga menghijab hatinya dan menyeleksi teman-teman dan lingkungan pergaulannya. Iseng-iseng ia mengirimkan pesan singkat kepada Inneke Koesherawati, padahal sebelumnya mereka tidak saling kenal. Akhirnya, setelah pertemuannya dengan bintang sinetron itu di sebuah televisi swasta, mereka menjadi teman dekat. Juga dengan beberapa rekan artis lainnya.

Namun bukan berarti dia tidak mau berteman dengan yang lain. Hubungannya dengan teman-teman lamanya masih terjalin. Juga dengan sahabtnya yang non-Muslim. Namun seperti lagu Tombo Ati saya juga harus sering berkumpul dengan orang-orang shaleh,ujarnya.

Kini empat tahun sudah metamorfosis Mediana. Dia merasakan banyak manfaatnya. Hatinya selalu tenang, tidak kemrungsung. “Apa sih yang orang cari, selain kedamaian batin?” ujarnya, yang tiap minggu tak pernah absen mengikuti majelis taklim.

Meidiana Hutomo
Tanggal lahir : Jakarta 15 Mei 1966
Suami : Gunadi Soekemi
Anak-anak : Tallullah Adjani (13)
Belinda Nur Fadilla (6)
Ibu : Irewati Madiani
Bapak : Hutomo (alm)
Pendidikan : S1 Fisip UI Jurusan Komunikasi
Organisasi : Bendahara PARSI
Pengalaman : Penyiaran Radio Prambors (1989-1990)
Penyiar Continuity RCTI (1989-1992)
Reporter Sindo News RCTI (1994-1996)
Penyiar Radio Tri Jaya FM (1990-1992)
Sinetron : Bunga Sutra, Anak Ajaib, Istri Pilihan,
Kehormatan, Asmara Banyak Canda, Bulan Bintang
Rahasia Ilahi, Sinema Hidayah dan Legenda

( dam ) Republika.co.id

Tentang Sholat Khusyu,....

Jumat, 30 Maret 2007
Ansufri Idrus Sambo
Makna Shalat Khusyuk

Mengapa banyak orang yang rajin shalat masih tetap korupsi? Mengapa banyak orang yang gemar shalat masih suka melakukan kemaksiatan? Mengapa banyak orang yang terbiasa shalat tapi sakit-sakitan?

Bila hal itu ditanyakan kepada Ustadz Ansufri Idrus Sambo, niscaya ia akan menjawab, ''Sebab shalat orang itu belum khusyuk.'' Menurut lelaki kelahiran Medan, Sumatera Utara, 20 November 1970, kekhusyukan dalam shalat merupakan kunci agar shalat itu benar-benar membekas seperti penegasan Allah dalam Alquran, ''Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar.''

Lalu, mengapa banyak orang yang belum khusyuk shalatnya? Hal itu, kata alumnus Jurusan Matematika, FMIPA Institut Pertanian Bogor itu, karena mereka belum memahami tatacara shalat yang khusyuk. ''Betapa banyak orang yang setiap hari mengerjakan shalat, namun mereka tidak mengetahui cara mencapai shalat yang khusyu,'' ujarnya.

Hal itu pun pernah dialami oleh lelaki yang pernah nyantri di Pesantren Ulul Albab, Bogor itu. Bertahun-tahun ia mencoba memahami arti khusyuk dan mencari cara untuk menggapai shalat yang khusyu'. Namun ia tidak juga menemukannya. ''Saya bertanya kepada banyak ustadz. Namun jawaban yang saya peroleh tidak memuaskan saya. Karena itu saya terus mencarinya,'' papar ayah empat anak itu.

Lelaki yang akrab dipanggil Ustadz Sambo itu melakukan berbagai cara untuk mencari dan menemukan makna khusyu' dalam shalat. Selain bertanya kepada para ustadz, ia pun rajin membaca berbagai macam buku. Cara lainnya yang rutin ia lakukan adalah melakukan i'tikaf pada 10 hari terakhir Ramadhan. Ia melakukannya di Masjid Ulul Albab, setiap tahun sejak tahun 1993.

Ketika tahun 1999 ia berkesempatan menunaikan umrah Ramadhan, maka ia pun memanfaatkan waktu tersebut untuk melakukan i'tikaf. ''Setelah mencari selama 13 tahun, Alhamdulillah, akhirnya pada tahun 2005, sewaktu iktikaf Ramadhan, saya menemukan makna dan cara menggapai khusyuk dalam shalat,'' kata lelaki yang pernah belajar Ilmu Bahasa Arab dan Ilmu Tafsir selama satu tahun di Jordan.

Selama ini, kata lelaki yang tengah menyelesaikan program magister di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, khusyuk itu terlalu abstrak, padahal sebetulnya tidak. Nabi sewaktu jadi imam, mendengar anak menangis. Lain waktu, ia shalat sambil menggendong cucunya. ''Khusyuk itu adalah kenikmatan berdialog dengan Tuhan. Jadi, bukan berarti tidak ingat apa-apa, tapi hal-hal lain kalah dengan nikmat dialog itu,'' tegasnya.

Sambo lalu memberikan rahasia singkat cara mencapai shalat khusyuk. Misalnya, tidak terburu-buru, tidak dalam keadaan perut lapar, tidak menahan buang angin ataupun buang air kecil, mengenakan pakaian terbaik, matikan ponsel, serta memahami bacaan shalat. Selain itu, bacaan shalat hendaknya perlahan-lahan, jangan terburu-buru. ''Lakukanlah shalat dengan bacaan yang menghiba, memelas, merintih kepada Allah. Sebab, Nabi mengatakan, 'Allah senang mendengarkan hamba-Nya merintih','' papar Sambo.

Setelah shalat ditunaikan dengan sebaik-baiknya, maka shalat itu harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, yakni meninggalkan maksiat. ''Inilah salah satu hikmah terpenting shalat,'' tuturnya.

Di tengah kesibukannya sebagai juru dakwah, ustadz yang hobi bulutangkis itu telah memformulasikan langkah praktis yang teruji untuk mencapai kekhusyukan dalam melaksanakan shalat, yang dikenal luas dengan nama Manajemen Sholat menuju Khusyu' dan Nikmat (MSKN). ''Insya Allah formula ini apabila diamalkan dengan benar dapat membangkitkan kesehatan dan kekuatan diri, dan pada akhirnya dapat memperoleh kesuksesan hidup dunia dan akhirat,'' paparnya.

Ia telah memberikan pelatihan manajemen shalat khusyuk kepada ribuan orang. Baik karyawan perusahaan-perusahaan besar maupun jamaah majelis ta'lim. ''Kami tengah menyiapkan acara gerakan nasional shalat untuk menyelamatkan bangsa, yang insya Allah akan digelar pada Mei 2007,'' ujarnya.

Dengan memadukan logika matematika dan pemahaman terhadap dalil (Alquran dan hadis), Sambo mengembangkan berbagai program yang sampai sekarang terus digelutinya. Ia misalnya, membuat model pemberdayaan masyarakat miskin secara terpadu melalui Yayasan HILAL yang dipimpinnya. Selain itu juga mengembangkan metode yang disebutnya “Buraq”, sebuah cara praktis untuk menterjemahkan Alquran secara mudah sistem 16 jam).

Kini Sambo berencana membuat Pesantren Imam Masjid. ''Saya berharap pesantren tersebut akan menghasilkan imam-imam masjid yang benar pemahaman agamanya dan khusyuk dalam shalatnya,'' ujarnya. Semoga terlaksana dan barokah.

Ir Ansufri Idrus Sambo Tempat tanggal lahir: Medan, 20 November 1970
Pendidikan: Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, IPB
Istri: Rani Sinta Kusumawangi
Jumlah anak: empat orang
Jabatan: Pimpinan Yayasan Hilal

( ika Republika.co.id)

Tahajud atasi depresi

dr Sulistyo M Agustini SpPK
Tahajud Atasi Depresi

Depresi akrab dengan kehidupan dr Sulistyo M Agustini SpPK, pembina Korps Sukarelawan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang, Jawa Timur. Ia gampang cemas dan panik. Ia pun kerap merasa tertekan batinnya.

Gangguan ini dialami Agustini sejak kecil. Tepatnya, sejak ditinggal sang ibu, almarhumah S Hermiani, ketika usianya baru menginjak 12 tahun. “Sejak ibu meninggal, saya sakit-sakitan, sampai berkeluarga saya juga sering sakit-sakitan, tapi saya tidak mengerti itu dampak dari depresi yang lama karena saya tidak pernah merasakan itu menjadi suatu gejala atau gangguan psikologis,” ujarnya.

Ia melewati semuanya sendirian. Jatuh bangun sendirian, begitu dia mengistilahkan. “Setiap saya mengalamai sakit tak ada bimbingan sehingga persoalan-persoalan hidup tidak bisa teratasi sendiri,'' ujar Agustini.

Beruntung, kemudian ia kenal dengan Prof Dr Moh Sholeh Mpd PNI, ahli terapi shalat tahajud yang juga Guru Besar IAIN Surabaya. Dengannya, ia mengaku banyak belajar bagaimana shalat khusyuk dan shalat tahajud. Ia pun mempraktikkannya secara rutin. Makin hari, ia terasa makin terikat batinnya dengan Sang Khalik. “Batin menjadi tenteram dan tidak merasa sendiri lagi,” ujarnya tentang manfaat tahajud.

Di tengah malam ia selalu bermohon kepada Allah. Ya Allah hari ini saya banyak persoalan, saya hanya manusia lemah, saya mohon kekuatan-Mu. ”Ternyata itu yang membuat saya makin tenang menjalani berbagai persoalan. Saya bisa lebih sabar, emosi saya bisa dikendalikan,'' ujarnya kepada Republika Senin (26/3).

Menurut dokter yang dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang jurusan Patologi Klinik ini, sudah beberapa tahun ini ia men-dawam-kan shalat tahajud. Ia juga tak segan untuk meresepkan tahajud kepada pasien-pasiennya. “Jadi apapun sakitnya sebaiknya dibantu dengan shalat tahajud, dengan memohon kesembuhan pada Allah. Meminum obat itu hanya satu sarana untuk menyembuhkan.

Ia mengaku kini makin hari hidupnya makin tenang. ''Alhamdulillah, dengan shalat tahajud rasanya hidup ini tidak ada sulitnya. Pasti ada solusinya yang langsung diberi oleh Allah SWT,'' ungkap ibu tiga anak ini.

Kebesaran Allah SWT kembali terbukti saat ia melaksanakan ibadah haji tahun 2002. Sejak berangkat dari Tanah Air, mantan kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kabupaten Malang ini merasa saat puncak pelaksanaan ibadah haji, kemungkinan besar dirinya sedang datang bulan. Apalagi dia adalah tipe wanita yang sikus haidnya selalu tepat.

Namun diluar dugaannya, ampai selesai wukuf di Padang Arafah, ia belum datang bulan. Padahal, ia tidak mengonsumsi obat-obatan apapun. “Alhamdulillah saya diberikan kemudahan, saya di sana tidak hidup dengan siklus yang sebenarnya. Bagi saya itu menjadi suatu keanehan yang luar biasa,” ujarnya. Maka seluruh sunah dan rukun haji dilaksanakannya tanpa hambatan.

Kejadian di Masjid Nabawi juga menambah keimanannya. Saat itu, dia jatuh sakit sehingga berpikir tidak akan bisa melakukan shalat Arbain. “Saya sudah pasrah karena badan saya demam, panas tinggi seperti terbakar. Bahkan saya merasa tidak bakal hidup lebih lama lagi,” ujarnya.

Ia duduk di pinggiran masjid, sampai kemudian datang seorang wanita tua yang membawa air zamzam di tangannya. Wanita itu mendoakannya dengan doa waktu Nabi Ibrahim dibakar oleh Raja Namrud dan membasuhnya dengan air itu. Ia juga diminta untuk melakukan shalat Tobat.

Ia pun bergerak untuk melakukan shalat. Di rakaan kedua, ia merasa badannya ringan. Usai shalat, ia merasa panas tubuhnya menurun. “Saya bahkan sempat membaca Alquran meskipun tajwid saya waktu itu tidak bagus,” ujarnya. “Subhanallah!” kata itu yang selalu keluar dari bibirnya jika mengingat kebesaran Allah yang dilimpahkan baginya.

( dam )

Contohlah kesabara ala Rassulullah SAW,...







Jumat, 30 Maret 2007
Prof Dr Azyumardi Azra
Contohlah Kesabaran Rasulullah SAW

Yang dialami Rasulullah SAW pada masa-masa awal kelahiran Islam di tengah-tengah kaum Quraisy Makkah hanyalah kesulitan. Namun, Rasulullah SAW mampu menghadapinya dengan penuh kesabaran. Dan, itulah yang membuat Rasulullah SAW dan umat Islam berkembang hingga menebar ke sejumlah jazirah.

''Berbagai perilaku beliau harusnya kita contoh, kita teladani. Termasuk juga di masa-masa sulit seperti sekarang ini,” ujar Direktur Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatulah Jakarta Prof Dr Azyumardi Azra kepada Damanhuri Zuhri dari Republika., akhir pekan lalu.

Salah satu sifat yang ditekankan Azyumardi adalah kesabarannya. “Rasulullah SAW membuktikan, kesabaran di dalam menghadapi ujian dan tantangan membawanya pada kemenangan,” ujarnya. Berikut ini wawancara dengannya seputar figur dan peran Rasulullah SAW yang bisa dijadikan teladan bagi bangsa Indonesia:

Apa yang bisa diteladani dari figur Rasulullah SAW oleh pemimpin dan bangsa Indonesia sekarang ini?
Berbagai perilaku beliau harusnya kita contoh, kita teladani. Termasuk juga di masa-masa sulit seperti sekarang ini. Karena kita tahu Rasulullah SAW adalah sepanjang hidupnya terutama setelah beliau mendapat wahyu selalu mendapat kesulitan, tantangan, dan berbagai masalah dia hadapi. Tapi, kata kunci yang saya kira perlu dicontoh dari Rasulullah adalah kesabaran. Jadi, kesabaran di dalam menghadapi ujian, tantangan, sebab tidak ada masalah yang bisa diselesaikan dengan ketidaksabaran. Kuncinya kesabaran.

Kalau kita lihat di masyarakat kita sekarang, banyak orang yang kurang sabar. Mereka ingin mengadakan perubahan tapi harus secara instan. Menurut saya nggak bisa. Perubahan instan itu tidak sesuai dengan sunnatullah. Rasulullah SAW itu mengikuti sunatullah. Oleh karena itu beliau selalu sabar dalam menghadapi berbagai cobaan. Tetapi pada saat yang sama beliau tetap berikhtiar semaksimal mungkin mengerahkan segenap tenaganya, hartanya, sambil memohon pertolongan kepada Allah SWT.

Kedua, yang harus diteladani dari pribadi Rasululah adalah ikhtiar terus menerus. Ketiga, komitmen atau sikap istiqamah dalam memperjuangkan cita-cita. Dengan sikap istiqamah itulah maka kemudian tantangan, masalah, dan lain sebagainya bisa diatasi. Karena beliau yakin dengan sikap istiqamah, konsisten, semua itu bisa mengatasi masalah. Kalau tidak konsisten, tidak punya komitmen, baru mendapat tantangan sedikit kita langsung menyerah, langsung menyalahkan orang lain. Nah komitmen dan konsistensi itu juga penting.

keempat, saya kira keikhlasan. Jadi, ikhlas berjuang di jalan kebenaran. Keikhlasan itulah yang akhirnya membuat beliau selalu usaha sebaik-baiknya meskipun beliau dicaci maki, ditentang bahkan dilempari dengan batu dan beliau tetap berjuang karena beliau ikhlas perjuangan itu untuk mencapai ridha Allah SWT.

Tampaknya sikap ikhlas kurang dimiliki para pemimpin kita?
Secara umum dalam masyarakat kita, gejala ketidakikhlasan itu sangat menonjol. Orang selalu bekerja dengan pamrih, baik secara terbuka maupun secara tersembunyi. Yang terbuka kalau kita lihat, berusaha mendapatkan insentif, fasilitas sebesar-besarnya dengan mengorbankan masyarakat. Tidak memiliki sifat sensitif terhadap kesulitan yang mendera masyarakat. Perjuangan dan pekerjaan lebih hanya untuk mendapatkan pamrih kebendaan entah dalam bentuk, insentif, gaji, maupun dalam bentuk laptop. Jadi, akibat dari tidak ikhlas akhirnya kalau orang itu berposisi dalam kepemimpinan baik di eksekutif maupun legislatif akhirnya masyarakat menjadi tidak percaya, sinis, melihat tingkah laku para pemimpinnya yang tidak ikhlas. Pemimpinnya itu hanya mengejar pamrih material.

Dalam kondisi bangsa yang sedang ditimpa berbagai musibah, momentum sekarang ini adalah sangat tepat untuk bercermin kepada Rasulullah SAWyang dalam hidupnya juga sering ditimpa ujian?
Ya. Ujian Rasulullah SAW, jelas jauh lebih berat. Dari sudut keagamaan kita, sekarang umat Islam tidak menghadapi tantangan yang berat. Kita sebatas tantangan keimanan, keislaman, yang dirasakan sangat berat ketika Rasulullah menyampaikan risalah ini. Dalam bidang itu Rasulullah sangat berat di samping tantangan di bidang politik dan sosial. SEkarang ini tantangan pokok kita bukan soal akidah dan keimanan karena toh Islam sudah kuat dalam hati kita, tinggal orang yang berat masalahnya ini dalam bidang politik, sosial, ekonomi, budaya. Jadi tantangan itu sesunggunya kalau dilihat skala dengan tantangan yang dihadapi Rasulullah SAW sesungguhnya kadarnya lebih rendah karena persoalan keimanan dan akidah itu persoalan yang sangat hakiki, sanga esensial bagi kita.

Dalam penegakan hukum, Rasulullah SAW juga dikenal sangat tegas. Apa yang bisa dilakukan oleh bangsa Indonesia dalam kaitan ini?
Yang tadi saya bilang, Rasululah SAW itu istikamah. Sikap istikamah itu juga sikap yang tegas, konsisten. Jadi, tidak ke kiri, ke kanan, tidak plinplan. Kalau pemimpin tidak istikamah, rakyatnya mau ke mana? Mereka bisa kehilangan arah. Oleh karena itu sikap istikamah dari pemimpin sangat penting. Pemimpin harus menunjukkan ketegasan, harus menunjukkan keberanian, konsistensi. Rasulullah itu tantangan apa yang tidak pernah beliau dihadapi? Tetapi beliau tetap tegar menghadapi berbagai macam tantangan, tetap bisa mengambil keputusan dengan cepat. Meskipun tantang itu terasa berat bagi beliau. Misalnya, kapan harus menghadapi kaum Quraisy dengan senjata. Itu beliau cepat mengambil keputusan, sehingga muncullah perang Badar.

Rasulullah juga membuka masukan dari masyarakat, bukan?
Ya. Rasulullah itu sangat mendengarkan. Kalau dalam istilah sekarang, Rasulullah SAW seorang yang demokratis. Contohnya dalam perang khandaq (parit) dia mendapat saran dari Salman Al-Farisi, seorang sahabat yang berasal dari Persia yang menganjurkan kepada Nabi SAW bahwa perlu mengadopsi taktik dan strategi yang dipakai oleh orang Persia, antara lain dengan menggali parit sehingga musuh tidak mudah untuk masuk ke wilayah lawan. Nah, ternyata usulan itu diterima oleh Rasulullah SAW. Dan taktik itu rupanya sangat baik dan sangat strategis. Beliau itu mendengarkan pendapat dari orang lain meskipun beliau mempunyai pandangan sendiri tapi beliau mendengarkan. Dan kalau pandangan itu baik beliau terima dengan lapang dada. Walapaun sesungguhnya Rasulullah SAW itu mendapat bimbingan langsung dari Allah tapi beliau mendengarkan pendapat sahabatnya.

Langkah apa saja yang harus dilakukan para pemimpin dan seluruh bangsa Indoensia dalam bercermin pada kepemimpinan Rasulullah?
Saya kira banyak yang bisa dicontoh dari Rasulullah sebagai pemimpin umat yang kontekstual dalam masa sekarang ini. Nilai-nilai dalam konteks kehidupan sosial kemasyarakatan beliau sudah mencontohkan dengan jelas bagaimana menjadi seorang pemimpin yang harus mempunyai sikap ikhlas, istiqamah, konsisten, sikap yang tidak mudah menyerah, dan sikap tidak sellu memberikan harapan kepada umat, tidak cepat menyerah, tidak menyalahkan orang lain serta sikap mau mendengarkan pendapat orang lain. Itu saya kira yang perlu kita contoh dari kepemimpinan beliau.

(

Surat Untuk Cintaku

"Keuntungan hakiki adalah keuntungan yang tidak hanya menguntungkan diri pribadi, tapi juga menguntungkan sebanyak mungkin hamba-hamba Allah lainnya. Usahakanlah apa yang menjadi nikmat tidak menjadi musibah bagi orang lain." (Aa Gym)

Surat Untuk Cintaku
Oleh : Muhammad Baiquni

Sebenarnya surat ini ingin kukirimkan kepadamu wahai engkau yang mampu melumpuhkan hatiku. Surat ini ingin kuselipkan dalam satu kehidupanmu, namun aku hanya lelaki yang tak memiliki keberanian dalam mengungkapkan semua percikan-percikan rasa yang terjadi dalam hatiku. Aku hanya dia yang engkau anggap tidak lebih, aku hanya merasa seperti itu.

Assalamu’alaikum wahai engkau yang melumpuhkan hatiku

Tak terasa dua tahun aku memendam rasa itu, rasa yang ingin segera kuselesaikan tanpa harus mengorbankan perasaan aku atau dirimu. Seperti yang engkau tahu, aku selalu berusaha menjauh darimu, aku selalu berusaha tidak acuh padamu. Saat di depanmu, aku ingin tetap berlaku dengan normal walau perlu usaha untuk mencapainya.

Takukah engkau wahai yang mampu melumpuhkan hatiku? Entah mengapa aku dengan mudah berkata “cinta” kepada mereka yang tak kucintai namun kepadamu, lisan ini seolah terkunci. Dan aku merasa beruntung untuk tidak pernah berkata bahwa aku mencintaimu, walau aku teramat sakit saat mengetahui bahwa aku bukanlah mereka yang engkau cintai walaupun itu hanya sebagian dari prasangkaku. Jika boleh aku beralasan, mungkin aku cuma takut engkau akan menjadi “illah” bagiku, karena itu aku mencoba untuk mengurung rasa itu jauh ke dalam, mendorong lagi, dan lagi hingga yang terjadi adalah tolakan-tolakan dan lonjakan yang membuatku semakin tidak mengerti.

Sakit hatiku memang saat prasangkaku berbicara bahwa engkau mencintai dia dan tak ada aku dalam kamus cintamu, sakit memang, sakit terasa dan begitu amat perih. Namun 1000 kali rasa itu lebih baik saat aku mengerti bahwa senyummu adalah sesuatu yang berarti bagiku. Ketentramanmu adalah buah cinta yang amat teramat mendekap hatiku, dan aku mengerti bahwa aku harus mengalah.

Wahai engkau yang melumpuhkan hatiku, andai aku boleh berdoa kepada Tuhan, mungkin aku ingin meminta agar Dia membalikkan sang waktu agar aku mampu mengedit saat-saat pertemuan itu hingga tak ada tatapan pertama itu yang membuat hati ini terus mengingatmu. Jarang aku memandang wanita, namun satu pandangan saja mampu meluluhkan bahkan melumpuhkan hati ini. Andai aku buta, tentu itu lebih baik daripada harus kembali lumpuh seperti ini.

Banyak lembaran buku yang telah kutelusuri, banyak teman yang telah kumintai pendapat. Sebahagian mendorongku untuk mengakhiri segala prasangku tentangmu tentang dia karena sebahagian prasangka adalah suatu kesalahan,mereka memintaku untuk membuka tabir lisan ini juga untuk menutup semua rasa prasangmu terhadapku. Namun di titik yang lain ada dorongan yang begitu kuat untuk tetap menahan rasa yang terlalu awal yang telah tertancap dihati ini dan membukanya saat waktu yang indah yang telah ditentukan itu (andai itu bukan suatu mimpi).

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mungkin aku bukanlah pejantan tangguh yang siap untuk segera menikah denganmu. Masih banyak sisi lain hidup ini yang harus ku kelola dan kutata kembali. Juga kamu wahai yang telah melumpuhkan hatiku, kamu yang dengan halus menolak diriku menurut prasangkaku dengan alasan belum saatnya memikirkan itu. Sungguh aku tidak ingin menanggung beban ini yang akan berujung ke sebuah kefatalan kelak jika hati ini tak mampu kutata, juga aku tidak ingin BERPACARAN denganmu.

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mungkin saat ini hatiku milikmu, namun tak akan kuberikan setitik pun saat-saat ini karena aku telah bertekad dalam diriku bahwa saat-saat indahku hanya akan kuberikan kepada BIDADARI-ku. Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, tolong bantu aku untuk meraih bidadari-ku bila dia bukanmu.

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, tahukah kamu betapa saat-saat inilah yang paling kutakutkan dalam diriku, jika saja Dia tidak menganugerahi aku dengan setitik rasa malu, tentu aku telah meminangmu bukan sebagai istriku namun sebagai kekasihku. Andai rasa malu itu tidak pernah ada, tentu aku tidak berusaha menjauhimu. Kadang aku bingung, apakah penjauhan ini merupakan jalan yang terbaik yang berarti harus mengorbankan ukhuwah diantara kita atau harus mengorbankan iman dan maluku hanya demi hal yang tampak sepele yang demikian itu.

Aku yang tidak mengerti diriku…

Ingin ku meminta kepadamu, sudikah engkau menungguku hingga aku siap dengan tegak meminangmu dan kau pun siap dengan pinanganku?! Namun wahai yang telah melumpuhkan hatiku, kadang aku berpikir semua pasti berlalu dan aku merasa saat-saat ini pun akan segera berlalu, tetapi ada ketakutan dalam diriku bila aku melupakanmu... aku takut tak akan pernah lagi menemukan dirimu dalam diri mereka-mereka yang lain.

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, ijinkan aku menutup surat ini dan biarkan waktu berbicara tentang takdir antara kita. Mungkin nanti saat dimana mungkin kau telah menimang cucu-mu dan aku juga demikian, mungkin kita akan saling tersenyum bersama mengingat kisah kita yang tragis ini. Atau mungkin saat kita ditakdirkan untuk merajut jalan menuju keindahan sebahagian dari iman, kita akan tersenyum bersama betapa akhirnya kita berbuka setelah menahan perih rindu yang begitu mengguncang.

Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku, mintalah kepada Tuhan-mu, Tuhan-ku, dan Tuhan semua manusia akhir yang terbaik terhadap kisah kita. Memintalah kepada-Nya agar iman yang tipis ini mampu bertahan, memintalah kepada-Nya agar tetap menetapkan malu ini pada tempatnya.

Wahai engkau yang sekarang kucintai, semoga hal yang terjadi ini bukanlah sebuah DOSA.

Wassalam
Cuplikan dari : Dudung net

Lelaki yang gelisah,............


Lelaki yang gelisah (kisah yang menyentuh)

Dear All,
Rasanya ini baik untuk direnungkan setiap kita yang merasa "berkecukupan" dan selalu "dimanja" oleh Tuhan.
-------------------------------------------------------------------------------- Dari pinggir kaca nako, di antara celah kain gorden, saya melihat lelaki itu mondar-mandir di depan rumah. Matanya berkali-kali melihat ke rumah saya.Tangannya yang dimasukkan ke saku celana, sesekali mengelap keringat di keningnya.

Dada saya berdebar menyaksikannya. Apa maksud remaja yang bisa jadi umurnya tak jauh dengan anak sulung saya yang baru kelas 2 SMU itu? Melihat tingkah lakunya yang gelisah, tidakkah dia punya maksud buruk dengan keluarga saya? Mau merampok? Bukankah sekarang ini orang merampok tidak lagi mengenal waktu? Siang hari saat orang-orang lalu-lalang pun penodong bisa beraksi, seperti yang banyak diberitakan koran. Atau dia punya masalah dengan Yudi, anak saya?

Kenakalan remaja saat ini tidak lagi enteng. Tawuran telah menjadikan puluhan remaja meninggal. Saya berdoa semoga lamunan itu salah semua. Tapi mengingat peristiwa buruk itu bisa saja terjadi, saya mengunci seluruh pintu dan jendela rumah. Di rumah ini, pukul sepuluh pagi seperti ini, saya hanya seorang diri. Kang Yayan, suami saya, ke kantor. Yudi sekolah, Yuni yang sekolah sore pergi les Inggris, dan Bi Nia sudah seminggu tidak masuk.

Jadi kalau lelaki yang selalu memperhatikan rumah saya itu menodong, saya bisa apa? Pintu pagar rumah memang terbuka. Siapa saja bisa masuk.

Tapi mengapa anak muda itu tidak juga masuk? Tidakkah dia menunggu sampai tidak ada orang yang memergoki? Saya sedikit lega saat anak muda itu berdiri di samping tiang telepon. Saya punya pikiran lain. Mungkin dia sedang menunggu seseorang, pacarnya, temannya, adiknya, atau siapa saja yang janjian untuk bertemu di tiang telepon itu. Saya memang tidak mesti berburuk sangka seperti tadi. Tapi dizaman ini, dengan peristiwa-peristiwa buruk, tenggang rasa yang semakin menghilang, tidakkah rasa curiga lebih baik daripada lengah?

Saya masih tidak beranjak dari persembunyian, di antara kain gorden, di samping kaca nako. Saya masih was-was karena anak muda itu sesekali masih melihat ke rumah. Apa maksudnya? Ah, bukankah banyak pertanyaan di dunia ini yang tidak ada jawabannya.

Terlintas di pikiran saya untuk menelepon tetangga. Tapi saya takut jadi ramai. Bisa-bisa penduduk se-kompleks mendatangi anak muda itu. Iya kalau anak itu ditanya-tanya secara baik, coba kalau belum apa-apa ada yang memukul.

Tiba-tiba anak muda itu membalikkan badan dan masuk ke halaman rumah. Debaran jantung saya mengencang kembali. Saya memang mengidap penyakit jantung. Tekad saya untuk menelepon tetangga sudah bulat, tapi kaki saya tidak bisa melangkah. Apalagi begitu anak muda itu mendekat, saya ingat, saya pernah melihatnya dan punya pengalaman buruk dengannya. Tapi anak muda itu tidak lama di teras rumah. Dia hanya memasukkan sesuatu ke celah di atas pintu dan bergegas pergi. Saya masih belum bisa mengambil benda itu karena kaki saya masih lemas.

* * *

Saya pernah melihat anak muda yang gelisah itu di jembatan penyeberangan, entah seminggu atau dua minggu yang lalu. Saya pulang membeli bumbu kue waktu itu. Tiba-tiba di atas jembatan penyeberangan, saya ada yang menabrak, saya hampir jatuh. Si penabrak yang tidak lain adalah anak muda yang gelisah dan mondar-mandir di depan rumah itu, meminta maaf dan bergegas mendahului saya. Saya jengkel, apalagi begitu sampai di rumah saya tahu dompet yang disimpan di kantong plastik, disatukan dengan bumbu kue, telah raib.

Dan hari ini, lelaki yang gelisah dan si penabrak yang mencopet itu, mengembalikan dompet saya lewat celah di atas pintu. Setelah saya periksa, uang tiga ratus ribu lebih, cincin emas yang selalu saya simpan di dompet bila bepergian, dan surat-surat penting, tidak ada yang berkurang.

Lama saya melihat dompet itu dan melamun. Seperti dalam dongeng. Seorang anak muda yang gelisah, yang siapa pun saya pikir akan mencurigainya, dalam situasi perekonomian yang morat-marit seperti ini, mengembalikan uang yang telah digenggamnya. Bukankah itu ajaib, seperti dalam dongeng. Atau hidup ini memang tak lebih dari sebuah dongengan?

Bersama dompet yang dimasukkan ke kantong plastik hitam itu saya menemukan surat yang dilipat tidak rapi. Saya baca surat yang berhari-hari kemudian tidak lepas dari pikiran dan hati saya itu. Isinya seperti ini: � "Ibu yang baik, maafkan saya telah mengambil dompet Ibu. Tadinya saya �� mau mengembalikan dompet Ibu saja, tapi saya tidak punya tempat untuk �� mengadu, maka saya tulis surat ini, semoga Ibu mau membacanya. �� Sudah tiga bulan saya berhenti sekolah. Bapak saya di-PHK dan tidak� mampu membayar uang SPP yang berbulan-bulan sudah nunggak, membeli�� alat-alat sekolah dan memberi ongkos. Karena kemampuan keluarga yang minim itu saya berpikir tidak apa-apa saya sekolah sampai kelas 2 STM saja. Tapi yang membuat saya sakit hati, Bapak kemudian sering mabuk dan judi buntut yang beredar sembunyi-sembunyi itu.

Adik saya yang tiga orang, semuanya keluar sekolah. Emak berjualan �� goreng-gorengan yang dititipkan di warung-warung. Adik-adik saya membantu mengantarkannya. Saya berjualan koran, membantu-bantu untuk beli beras.

Saya sadar, kalau keadaan seperti ini, saya harus berjuang lebih keras. �� Saya mau melakukannya. Dari pagi sampai malam saya bekerja. Tidak saja �� jualan koran, saya juga membantu nyuci piring di warung nasi dan kadang �� (sambil hiburan) saya ngamen. �� Tapi uang yang pas-pasan itu (Emak sering gagal belajar menabung dan �� saya maklum), masih juga diminta Bapak untuk memasang judi kupon gelap. �� Bilangnya nanti juga diganti kalau angka tebakannya tepat. Selama ini �� belum pernah tebakan Bapak tepat. Lagi pula Emak yang taat beribadah itu �� tidak akan mau menerima uang dari hasil judi, saya yakin itu.

Ketika Bapak semakin sering meminta uang kepada Emak, kadang sambil �� marah-marah dan memukul, saya tidak kuat untuk diam. Saya mengusir �� Bapak. Dan begitu Bapak memukul, saya membalasnya sampai Bapak terjatuh-jatuh. �� Emak memarahi saya sebagai anak laknat. Saya sakit hati. Saya bingung. �� Mesti bagaimana saya?

Saat Emak sakit dan Bapak semakin menjadi dengan judi buntutnya, sakit �� hati saya semakin menggumpal, tapi saya tidak tahu sakit hati oleh �� siapa. Hanya untuk membawa Emak ke dokter saja saya tidak sanggup. �� Bapak yang semakin sering tidur entah di mana, tidak perduli. Hampir saya �� memukulnya lagi.

Di jalan, saat saya jualan koran, saya sering merasa punya dendam yang �� besar tapi tidak tahu dendam oleh siapa dan karena apa. Emak tidak bisa �� ke dokter. �� Tapi orang lain bisa dengan mobil mewah melenggang begitu saja di depan �� saya, sesekali bertelepon dengan handphone. Dan di seberang stopan itu, �� di warung jajan bertingkat, orang-orang mengeluarkan ratusan ribu untuk �� sekali makan.

Maka tekad saya, Emak harus ke dokter. Karena dari jualan koran tidak �� cukup, saya merencanakan untuk mencopet. Berhari-hari saya mengikuti �� bus kota, tapi saya tidak pernah berani menggerayangi saku orang. �� Keringat dingin malah membasahi baju. Saya gagal jadi pencopet.

Dan begitu saya melihat orang-orang belanja di toko, saya melihat Ibu �� memasukkan dompet ke kantong plastik. Maka saya ikuti Ibu. Di atas �� jembatan penyeberangan, saya pura-pura menabrak Ibu dan cepat mengambil �� dompet. Saya gembira ketika mendapatkan uang 300 ribu lebih.

Saya segera mendatangi Emak dan mengajaknya ke dokter. �� Tapi Ibu, Emak malah menatap saya tajam. Dia menanyakan, dari mana saya �� dapat uang. Saya sebenarnya ingin mengatakan bahwa itu tabungan saya, ��atau meminjam dari teman. Tapi saya tidak bisa berbohong. Saya�mengatakan sejujurnya, Emak mengalihkan pandangannya begitu saya selesai bercerita.

Di pipi keriputnya mengalir butir-butir air. Emak menangis. �� Ibu, tidak pernah saya merasakan kebingungan seperti ini. Saya ingin �� berteriak. Sekeras-kerasnya. Sepuas-puasnya. Dengan uang 300 ribu lebih �� sebenarnya saya bisa makan-makan, mabuk, hura-hura. Tidak apa saya jadi �� pencuri. Tidak perduli dengan Ibu, dengan orang-orang yang kehilangan. �� Karena orang-orang pun tidak perduli kepada saya. Tapi saya tidak bisa �� melakukannya. Saya harus mengembalikan dompet Ibu. Maaf."

Surat tanpa tanda tangan itu berulang kali saya baca. Berhari-hari saya mencari-cari anak muda yang bingung dan gelisah itu. Di setiap stopan tempat puluhan anak-anak berdagang dan mengamen. Dalam bus-bus kota. Di taman-taman. Tapi anak muda itu tidak pernah kelihatan lagi. Siapapun yang berada di stopan, tidak mengenal anak muda itu ketika saya menanyakannya.

Lelah mencari, di bawah pohon rindang, saya membaca dan membaca lagi surat dari pencopet itu. Surat sederhana itu membuat saya tidak tenang. Ada sesuatu yang mempengaruhi pikiran dan perasaan saya. Saya tidak lagi silau dengan segala kemewahan. Ketika Kang Yayan membawa hadiah-hadiah istimewa sepulang kunjungannya ke luar kota, saya tidak segembira biasanya.Saya malah mengusulkan oleh-oleh yang biasa saja.

Kang Yayan dan kedua anak saya mungkin aneh dengan sikap saya akhir-akhir ini. Tapi mau bagaimana, hati saya tidak bisa lagi menikmati kemewahan. Tidak ada lagi keinginan saya untuk makan di tempat-tempat yang harganya ratusan ribu sekali makan, baju-baju merk terkenal seharga jutaan, dan sebagainya.

Saya menolaknya meski Kang Yayan bilang tidak apa sekali-sekali. Saat saya ulang tahun, Kang Yayan menawarkan untuk merayakan di mana saja. Tapi saya ingin memasak di rumah, membuat makanan, dengan tangan saya sendiri. Dan siangnya, dengan dibantu Bi Nia, lebih seratus bungkus nasi saya bikin. Diantar Kang Yayan dan kedua anak saya, nasi-nasi bungkus dibagikan kepada para pengemis, para pedagang asongan dan pengamen yang banyak di setiap stopan.

Di stopan terakhir yang kami kunjungi, saya mengajak Kang Yayan dan kedua anak saya untuk makan bersama. Diam-diam air mata mengalir dimata saya.

Yuni menghampiri saya dan bilang, "Mama, saya bangga jadi anak Mama." Dan saya ingin menjadi Mama bagi ribuan anak-anak lainnya. �
--------------------------------------------------------------------------------

sumber : Cuplikan dari Dudung Net

tentang memuji pasangan

Tentang Memuji Pasangan


Suatu saat saya berbincang dengan seorang ibu rumah tangga tentang memuji pasangan. Dia terkejut ketika tahu bahwa saya dan suami sering saling memuji, karena dia berpikir itu bukanlah hal penting dan bisa membuat pasangan GR. Saya tersenyum, mengingat betapa seringnya kami saling memuji hingga kadang pipi memerah karena senangnya. Tadinya saya pikir kebiasaan saling memuji ini hanya bertahan selama awal pernikahan saja, tetapi ternyata setelah sekian lama, kami masih sering melakukan hal itu. Ada perasaan berbunga bunga ketika suami memuji kecantikan saya saat saya berdandan rapi atau ekspresinya ketika memakan kue buatan saya, hmmm..uenak banget dek...padahal saya tahu kuenya tidak terlalu enak karena saya baru mulai belajar memasak ketika menikah. Saya juga pernah melihat suami saya tersenyum senyum bangga saat saya bilang..mas ganteng banget deh kalo pakai baju ini.....meskipun setelahnya dia jadi sering memakai baju itu sampai warnanya memudar dan bahannya menjadi rusak.

Memuji pasangan, mungkin bukan perbuatan yang mudah tetapi juga tidak terlalu sulit,. Untuk sebagian pasangan, memuji mungkin bukan hal yang penting tetapi bisa jadi penting untuk suatu kondisi tertentu. Terkadang manusia butuh penghargaan untuk memotivasi dirinya. Seperti halnya ketika suami memuji masakan saya, meskipun saya tahu rasanya tidak jelas, tetapi itu justru membuat saya bersemangat untuk membuat masakan dengan rasa yang lebih enak lagi, saya tidak bisa membayangkan bagaimana sedihnya saya kalau suami mencela masakan saya.

Seperti yang dikatakan teman saya tadi, bisa jadi pasangan GR setelah dipuji, tetapi saya yakin tidak ada orang yang tidak senang ketika dipuji, dan bukankah Islam pun menganjurkan dalam rumah tangga untuk saling menyenangkan satu sama lain. Bahkan Rasulullah pun sering menghargai dan menyenangkan hati istri-istrinya dengan pujian. Begitu banyak pahala yang bertaburan dalam suatu rumah tangga, dan memuji pasangan merupakan salah satu pahala yang bertaburan itu, tinggal bagaimana kita apakah mau meraihnya atau tidak. So...kenapa masih pelit memuji pasangan?



Hanifa Syahida
160606

hikmah nikmat

"Berbahagialah orang yang bisa menahan pandangan dan lisannya. Karena pandangan dan lisan yang tidak terjaga, selain mengotori hati juga akan lebih menjerumuskan dalam perbuatan dan perkataan. Minimal sia-sia dan maksimalnya maksiat. Kemampuan menahan lisan Insya Allah akan lebih banyak membawa keselamatan dibandingkan dengan orang-orang yang banyak bicara. Mereka banyak berpeluang tergelincir dengan kata-katanya, berlumur dosa. Minimal menjadi malu." (Aa Gym)




ilmu adalah investasi tiada henti