ikatlah ilmu dengan menuliskannya"sanitomichie"

Monday, July 23, 2007

Melangkah dalam satu tujuan menuju ridho illahi.

Singgah di Taman Surga Dunia
Oleh ADE SUDARYAT

RABI'AH bin Aslam, salah seorang sahabat Nabi saw. dari kelompok ahlu shuffah yang juga menjadi pembantu Nabi saw., pernah ditawari oleh Nabi saw., "Mintalah kamu kepadaku! Apa yang kau inginkan dariku?"

"Aku hanya menginginkan, kelak di akhirat dapat menyertaimu duduk di surga," kata Rabi'ah. "Ada permintaan yang lainnya?" lanjut Nabi saw. "Hanya itu saja, ya Rasulallah", jawab Rabi'ah.

"Kalau begitu, bantulah aku agar doa atas permintaanmu terkabul", demikian pinta Rasulullah saw. "Dengan apa membantumu ya Rasulallah?"

"Perbanyaklah melaksanakan salat sunat," jawab Rasul saw.

Itulah sebagian keinginan sahabat Rasulullah saw. Mereka begitu mendambakan menjadi ahli surga. Mereka menginginkan sekali mendapatkan kebahagiaan yang abadi. Untuk mencapainya mereka rela berjuang mengorbankan kesenangan dunia, demi kebahagiaan akhirat. Mereka rela tak memiliki apa-apa di dunia, asalkan mereka memiliki apa-apa di akhirat.

Banyak sekali ayat Alquran maupun Alhadis yang menerangkan tentang keindahan dan kenikmatan surga. Hal itu Allah dan Rasul-Nya terangkan agar kita merasa terdorong untuk berusaha menjadi salah seorang calon penghuninya. Tidaklah mudah untuk menjadi penghuni surga. Banyak rintangan terbentang yang menghadang untuk meraihnya. Lain halnya dengan jalan ke neraka. Hawa nafsu dan setan begitu kuat mendorongnya.

Namun demikian, janganlah putus asa berjuang untuk meraihnya. Kita harus senantiasa meningkatkan kesungguh-sungguhan kita dalam menaati perintah Allah dan Rasul-Nya. Dekatkanlah selalu diri kita terhadap-Nya. Mintalah selalu pertolongan-Nya agar kita senantiasa istiqamah di jalan-Nya. "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (Q.S. 29:69).

Kebersihan hati merupakan kunci utama terbukanya pintu surga bagi kita. Hanya orang-orang yang hatinya bersih dari sifat riya, takabur, dendam dan bersih dari prasangka buruk, baik kepada Allah maupun kepada manusia, yang akan menjadi penghuni surga. Sebesar biji sesawi saja terdampar kesombongan di hati kita, pahala dari Allah dan pintu surga tertutup bagi kita. Demikian pula halnya bila sifat riya, dendam dan su'udzon masih terdampar di hati kita.

"Tiga golongan orang yang pertama akan mengisi neraka, ialah ulama, mujahidin dan para dermawan yang semuanya riya dengan amalnya." (Tafsir Ibnu Katsit, Juz I:496).

"Barangsiapa yang riya dalam beramal, tak ada bedanya dengan orang yang menggendong air untuk dipindahkan ke atas gunung. Ia hanya memperoleh rasa lelah dan capek. Amal perbuatannya tertolak sama sekali. Tatkala gunung itu telah menyatu dengan air, sedikit pun gunung itu tidak meleleh" (Imam Al-Ghazali dalam Al-Mawa'idz fil Ahadits Al-Qudsiyah).

Suatu ketika, tatkala Nabi saw. memberi nasihat kepada para sahabat sambil duduk berkeliling, beliau berkata, "Sebentar lagi akan datang melewati kita seorang laki-laki dari golongan ahli surga".

Para sahabat sangat heran dengan perkataan Nabi saw. tersebut. Tak lama kemudian lewatlah seorang laki-laki dengan penampilan yang sangat sederhana. Rasul pun menunjuk kepada orang tersebut, itulah dia dari golongan ahli surga. Abdullah bin Amru ibnu Ash, penasaran dengan perkataan Rasul saw. Beranjaklah ia untuk meneliti perilaku orang tersebut. Ia berpura-pura kemalaman dan memohon menumpang tidur di rumah orang tersebut.

Sampai tiga malam ia meneliti dan mengikuti perilaku dan ibadah orang tersebut. Tak ada yang istimewa dari cara ibadahnya. Persis sama seperti yang dilakukan para sahabat lainnya. Akhirnya Abdullah bin Amru berterus terang tentang kedatangannya di rumah orang tersebut. Ia sampaikan apa yang dikatakan Nabi saw. sambil menanyakan apa keistimewaan dari orang tersebut.

Sang calon penghuni surga menjawab, "Seperti yang kamu lihat, aku tak melakukan apa pun kecuali seperti yang kamu lihat. Namun, aku tidak mendapatkan dalam diriku rasa curang terhadap seseorang dari saudara se-Islam dan juga aku berusaha untuk tidak iri dengki terhadap kebaikan yang Allah berikan kepada saudaraku se-Islam. Juga aku berusaha untuk tidak dendam terhadap orang-orang yang mengkhianatiku. Aku berusaha untuk tidak riya dengan amal-amalku".

Abdullah bin Amru mengambil kesimpulan. Selain kekhusyukan ibadahnya, kebersihan hatinyalah yang mengantarkan orang tersebut menjadi salah seorang dari golongan ahli surga. Subhanallah. "Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang yang datang kemudian. Dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang memusakai surga yang penuh kenikmatan. Dan ampunilah bapakku, karena sesungguhnya ia adalah termasuk golongan orang-orang yang sesat. Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, yaitu pada hari di mana harta dan anak-anak tidak berguna lagi, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih." (Q.S. 26:84 -89).

Menurut hadis Rasul saw., di dunia yang fana ini terdapat tiga taman surga. Jika kita mendapatkannya, sempatkanlah untuk menyinggahinya walaupun hanya sebentar. Dengan menyinggahinya setidak-tidaknya kita sedang benar-benar mencalonkan diri untuk menjadi penghuninya yang abadi kelak di akhirat. Ketiga taman surga tersebut adalah, pertama, menjenguk saudara se-Islam yang sedang sakit. "Seorang Muslim jika menjenguk saudaranya sesama Muslim yang sedang sakit tetap berada dalam taman surga hingga ia kembali" (H.R. Muslim).

"Tidaklah seorang Muslim yang menjenguk sesama Muslim yang sedang sakit pada pagi hari, melainkan didoakan oleh tujuh puluh ribu malaikat hingga sore hari. Dan jika menjenguknya pada sore hari, didoakan tujuh puluh ribu malaikat hingga pagi hari dan kelak di akhirat akan mendapat jaminan buah-buahan yang ada di taman surga" (H.R. At-Tirmidzy).

Kedua, majelis zikir. Yang dimaksud zikir di sini tidak saja hanya ingat kepada Allah secara lisan saja. Kebanyakan para ulama berpendapat, membahas halal dan haram, mencari ilmu yang manfaat, memberi nasihat yang baik dan mencegah kemunkaran termasuk zikir kepada Allah SWT.

"Apabila kamu melewati taman-taman surga, maka singgahilah dan nikmatilah sajiannya olehmu. Para sahabat bertanya, "Hai Rasulallah! Apakah taman surga itu?" Rasul menjawab, "Majelis-majelis zikir. Allah memiliki para malaikat yang selalu berkeliling mencari majelis-majelis zikir. Apabila mereka datang ke tempat itu, mereka duduk bersama orang-orang yang berzikir" (H.R. Muslim). Ketiga, salat di Masjid Nabawi. "Antara rumahku dan mimbarku ini merupakan salah satu dari taman-taman surga".

Sungguh berbahagia apabila kelak kita menjadi penghuni surga. Kita akan dapat merasakan kenikmatan yang luar biasa. Suatu ke-nikmatan yang belum pernah terdengar, terbayangkan dan belum pernah dirasakan selama kita hidup di dunia. Namun demikian, kita pun menyadari, betapa kotor dan hinanya diri kita. Kemaksiatan dan dosa selalu menghiasi perjalanan hidup kita.

Tapi seperti Allah SWT firmankan, kita tak boleh putus asa dari rahmat dan kasih sayang-Nya. Tobat dan pembersihan jiwa dengan akhlak mulia serta selalu mendekatkan diri kepada-Nya akan membuka peluang bagi kita untuk meraih kenikmatan surga.

Jika kamu memohon kepada Allah SWT, jangan tanggung-tanggung, memohonlah agar diperkenankan menjadi penghuni Surga Firdaus. Demikian sabda Rasul saw. Karenanya, jangan berhenti beramal saleh dan berharap ampunan, keridaan serta surga-Nya.

"Wahai manusia! Andaikan engkau takut pada api neraka sebagaimana engkau takut kepada kemiskinan, niscaya akan kucukupi kebutuhan hidupmu melalui cara-cara yang tak terjangkau oleh otakmu. Seandainya engkau tergila-gila kepada surga sebagaimana engkau tergila-gila kepada dunia, maka Aku akan memberikan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat" (Imam al Ghazali dalam Al-Mawa'idz fil Ahadits Al-Qudsiyah).***

Penulis Ketua DKM Nurul Hidayah Pasar Tengah Cisurupan Garut, anggota Klub Penulisan Hardim Bandung.

http://wiramandiri.files.wordpress.com/2007/05/surga.jpgBy Ikhsan Sanitomichie email-AbuBa_8@yahoo.com/http://istanasurgaku.blogspot.com
Melangkah dalam satu tujuan menuju ridho illahi.

Hijrah dari Musibah
Oleh ARY GINANJAR AGUSTIAN

WAKTU ibarat pedang, kata pepatah Arab. Waktu tak terasa sama sekali. Siang berganti malam dan malam pun bertukar siang. Rembulan terus mengitari bumi dan bumi senantiasa mengelilingi matahari.

Waktu terus berputar, musim demi musim berganti. Gerbang tahun baru berganti dan bergulir ke tahun baru. Berjuta impian dan harapan berpendar, memacu semangat untuk senantiasa berbuat lebih baik di esok hari.

Ada beberapa catatan kejadian yang lekat membekas dan terpatri sampai saat ini. Peristiwa-peristiwa tersebut seharusnya dapat dijadikan cermin untuk melangkah ke depan. Serangkaian peristiwa muram terjadi, tragedi-tragedi mengenaskan meronai hari-hari di negeri ini. Bencana seolah tidak ada henti.

Dalam beberapa tahun terakhir negeri tercinta ini dilanda banjir, tanah longsor, lumpur di Jawa Timur yang tak kunjung surut. Terakhir, musibah dan berbagai kecelakaan dialami beberapa alat transportasi baik darat, laut, maupun udara. Bahkan, penerbangan Indonesia dilarang mengunjungi negara-negara Eropa sehingga pemerintah Arab Saudi pun mempertanyakan kelaikan "Garuda" untuk mengangkut jemaah haji tahun ini.

Tak dapat dimungkiri, jumlah bencana alam terus mengalami peningkatan. Menurut sebuah sumber, jumlah bencana alam di tahun 1990-an meningkat tiga kali lipat dibandingkan jumlah bencana alam yang terjadi pada tahun 1970-an dan diperkirakan akan terus meningkat pada dekade yang akan datang.

Bandingkan 964 bencana alam di tahun 1970-an, menjadi 2.720 pada 1990-an, dan akan mencapai 4.650 bencana alam di tahun 2000-an. Ditinjau dari segi jumlah korban, setiap kejadian mengakibatkan sekitar 10 kematian dan bahkan lebih, dan setiap kematian akan memengaruhi 100 orang lainnya. Sebuah kenyataan yang tak seorang pun mengharapkannya.

Diakui atau tidak, berbagai bencana itu merupakan bukti bahwa manusia pada masa kini sudah semakin jauh dari garis orbit. Begitu banyak pelanggaran suara hati yang menimbulkan kekacauan di muka bumi ini. Hukum aksi-reaksi berlaku pada alam. Apa pun aksi yang dilakukan manusia pada alam, maka akan menimbulkan reaksi alam pada manusia.

Bencana, apa pun bentuknya, senantiasa menyadarkan kita betapa lemahnya manusia. Bahkan, teknologi canggih yang amat dibanggakan manusia pun kerap tak mampu melawan kehendak alam. Berbagai musibah pada dasarnya adalah sinyal sekaligus pesan. Alam adalah cermin perilaku manusia, sedangkan peristiwa dan berbagai gejala alam adalah bahasa dari Sang Pencipta kepada makhluk-Nya.

Saatnya kita melakukan introspeksi secara serius dan mendalam, atas apa yang telah kita lakukan. Hijrah adalah momen perubahan. Ada banyak pelajaran berharga dari hijrahnya Rasulullah saw yang bisa kita teladani. Hijrah bisa bermakna melangkah kembali ke garis orbit. Hijrah adalah segera kembali mengarah pada pusat orbit yang benar. Kembali ke fitrah.

Beberapa bulan lagi kita akan menjelang bulan suci Ramadan. Sebuah bulan teramat istimewa bagi umat Islam. Ramadan bukan hanya bermakna fisik yakni sebatas berpuasa, melainkan lebih dalam lagi, yaitu menuju ketundukan pada keteraturan dan ketetapan Sang Pencipta alam semesta.

"Demi matahari dan sinarnya di pagi hari. Demi bulan apabila mengiringi. Demi siang apabila menampakkan diri. Demi malam apabila menutupi. Demi langit dan seluruh binaannya. Demi bumi dan semua yang ada di permukaannya. Demi jiwa dan penyempurnaannya. Allah mengilhami sukma kebaikan dan keburukan. Beruntunglah siapa yang menyucikannya. Dan rugilah siapa yang mengotorinya". (Q.S. Asy Syams 1-10).

Wallahu-a'lam.***

http://i.cnn.net/cnn/SPECIALS/2004/tsunami.disaster/images/top.aceh.ap.jpgBy Ikhsan Sanitomichie email AbuBa_8@yahoo.com/http://istanasurgaku.blogspot.com

Melangkah dalam satu tujuan menuju ridho illahi.
Muslimah Seharum Melati

Wanita sering digambarkan sebagai sekuntum bunga,indah,cantik,beraneka warna,,membuat idah dimana ia berada,menyenangkan bagi siapa saja yang melihatnya . Tak jarang orang menjadika bunga sebagai hiasan namun juga untuk penggunaan yang lainnya,seperti terapi. Ada kebanggaan tersendiri bagi kaum wanita bila dirinya diidentikan dengan sekuntum bunga. Terasa romantis dan membuat perasaan melambung tinggi ketika mendengarnya. Seperti puisi tempo tempo dulu yang sarat dengan perumpamaan. Dewasa ini mungkin sudah bukan jamannya lagi seorang wanita mudah terbuai ketika dirinya disanjung bagaikan bunga. Kaum wanita semakin kritis pemikirannya ,tidak semua wanita memberi arti keindahan, sejalan dengan pemahaman permukaan bulan itu tidak rata,berbatu batu penuh dengan lekukan seperti kawah ,maka seorang wanita cantik tidak mau diibaratkan bak bulan purnama. Karena berarti wajahnya penuh bopeng bekas jerawat,tidak mulus.
Ada bunga yang tampak indah bentuk namun mengeluarkan bau busuk yang menusuk hidung seperti unga bangkai misalnya. rasanya tidak akan ada wanita yang mau dirinya diibaratkan sekuntum bunga bangkai meskipun mempunyai nama yang indah, Rafflesia Arnoldi ,jadi sekarang mulai pilih pilih ,wanita diibaratkan bunga apa dulu,baru dia merasa senang. Seandainya boleh menawarkan dan memilihkan untuk kaum wanita,pilihlah bunga melati,bukan karena terkenak menjadi lambang kesucian,atau sebagai ciri khas bangsa kita atau karena baunya yang harum mewangi,namun bunga melati ini membumi,dikenal dihampir seluruh pelosok negeri bumi yang da dibumi ini,disenangi wanginya karena tidak ada yang merasa bosan. Harumnya yang khas mempesona manusia yang ada dibumi ini,meskipun sudah berubah wujud namun tetap orang mengenal jati dirinya sebagai bunga melati, Sebotol parfum atau segelas teh rasa melati atau jasmine dengan mudah dikenali karena ada ciri khasnya. bahkan dewasa ini minyak esensial melati dijadikan salah satu bahan terapi. Subhanallah ,seandainya kaum wanita khusunya kaum muslimah seperti bunga melati ini.kehadirannya menyegarkan suasana dengan keharuma yang terpancar dari akhlaknya,bukan dari sekedar tetesan parfum yang menempel ditubuhnya. Walaupun kecil bunga melati mampu memberi arti bagi orang banyak. Kaum muslimah walau dengan keterbatasan gerak,namun mampu menembus peradaban dengan tunduk patuhnya pada aturan Allah. kelemahlembutannya menjadi modal utama untuk mendidik danmembentuk generasi baru yang akan meneruskan peradaban umat manusia,generasi rabbani.keberadaan muslimah mampu menjadi penyejuk ,terap bagi jiwa jiwa yang memerlukan khususnya bagi keluarganya.
Kemajuan jaman dengan segala bentuk teknologi canggih tidak menjadi penghalang bagi muslimah untuk mempertahankan jati dirinya,menundukan pandangan dan hijab yang melindungi diri menjadi ciri khasnya. Dimanapun dsan kemanapun muslimah berada orang akan mudah mengenalnya bukan karena ia keturunan orang penting atau terpandang cantik atau berharta melimpah,namun karena ketawaduan dan kemuliaan akhlaknya sderta kecerdasan akal pikirannya.
Mungkinkah semua itu ...? sesungguhnya segala sesuatu yang Allah ciptakan tidak ada yang sia sia ,sepintas mungilnya bentuk bunga melati tidak begitu berarti ,namun setelah diteliti ternyata kehadirannya mampu mengalahkan bunga bunga lain yang jauh lebih besar dan indah rupanya. Allah sengaja menciptakan demikian agar kita mampu untuk terus menggali ilmu dan hikmah dibalik penciptaan-Nya.
Sudah saatnya kaim wanita ,khususnya muslimah untuk bangkit...! tidak menjadika kerudung lebarnmya sebagai penghambat untuk berkarya atau alasan takut terdedah( terbuka ) hijabnya.Allah menciptakan aturan untuk kebahagiaan hamba-Nya bukan untuk mempersulit.
Dewasa ini muslimah sudah memperlihatkan cirinya dengan kerudung. hampir diberbagai pelosok daerah bahkan diluar negeri,muslimah ada yang tetap istiqomah dengan kerudungnya. Namu semua itu belum cukup,belum semua mampu menebarkan bau harumnya seperti melati.bahkan terkadang ibarat bunga melati plastik,indah rupa namun tidak ada ruhnya,hanya sekedar pajangan dan bila sudah berubah warna karena debu atau kotoran,dibuang begitu saja.
Ilmu dan wawasasn yang mutlak diperluka agar kita tidak terlindas oleh kemajuan zaman dan bertambah kompleksnya masalah,kaum muslimah jangan segan segan untuk menuntut ilmu seluas luasnya selagi ada kesempatan terus berusaha untuk meng upgrade dirinya.mengadakan perubahan perubahan kearah kebaikan,menjadi muslumah shalehah yang diharapkan-Nya.
Kerukuna dan kekompakan antar muslimah akan membawa suasana baru bagi lingkungan sekitar ,kompak bukan dalam hal bergosip ria namun kompak dalam berbagi ilmu dan wawasan.Keharuman bunga melati kurang memberi kalau hanya sekuntum saja.akan kalah terlindas oleh bunga lainnya yang jauh lebih besar dan indah. Begitupun dengan seorang muslimah,akan lebih banyak membawa arti apabila berada dalamsatu kesatuan yang kompak, bukankah melati akan tampak lebih indah bila berada dalam suatu rangkaian...? lebih tampak indah dan anggun ,dan yang pasti lebih semerbak harumnya.***
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/gambar/melati.jpg
By Ikhsan Sanitomichie email-AbuBa_8@yahoo.co.id/http://istanasurgaku.blogspot.com
ilmu adalah investasi tiada henti