ikatlah ilmu dengan menuliskannya"sanitomichie"

Tuesday, July 17, 2007

Melangkah dalam satu tujuan menuju ridho illahi.

Menguak Belenggu Waktu
Oleh ARY GINANJAR AGUSTIAN

WAKTU seakan berlari dengan tempo yang tinggi. Tak terasa, tahun 2006 berlalu dan kini kita melangkahkan kaki di tahun 2007. Semoga di tahun 2007 kita menjadi lebih baik dan lebih mendekat kepada Allah dari tahun-tahun sebelumnya.

Waktu bagaikan "gudang terbatas" yang hanya menyediakan kita 86.400 detik per hari untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya. Apabila kita gagal dalam menggunakannya, waktu yang telah berlalu itu tidak akan pernah kembali. Ia akan hangus, tanpa sempat termaknai apalagi untuk diinvestasi. Ada baiknya kita meluangkan waktu di tengah ketersempitan itu untuk sekadar sabbatical (isi baterai) sejenak. Mari kita renungkan perjalanan kita sebelumnya. Ke garis orbit manakah selama ini kita melangkah? Akankah kita kuat erat menggenggam orbit spiritual kita nantinya? Atau malah sebaliknya, akankah kita terlempar dan luluh lantak karenanya? Seperti kaum Tsamud yang terempas dari orbit karena menolak aturan ketetapan hukum konvergen milik-Nya.

Samakah kita dengan mereka (kaum Tsamud) yang begitu congkak menolak Grand Unified milik Sang Mahasempurna? Sahabatku, kejarlah cita-cita setinggi-tingginya! Yakinlah, karena Sifat Allah Yang Mahatinggi itu sedikitnya telah ada dalam "God spot" kita. Jangan pernah takut menghadapi kegagalan karena kita telah mengarahkan laras senapan kita ke matahari dengan mission statement berupa syahadat.

Walau tak terjangkau sang matahari, paling tidak peluru kita akan terbang jauh, lebih tinggi dibanding mengarahkan larasnya sejajar dengan bahu kita. Yakinlah, kita bisa melampauinya karena kita adalah pribadi yang transendental dan visioner. Pribadi visioner kita yang menembus dan mengatasi, sedangkan pribadi transendental yang senantiasa mencari dan selalu mendekati Zat Allah. Baik suka maupun tidak suka, sadar maupun tidak, menyadari akan entitas Allah yang sebenarnya ada dalam diri kita.

"Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari." (Q.S. Ar Ra'du: 15)

Manusia akan selalu mencari nur Allah. Ketika ia mencari rumah nan megah dan taman indah yang luas, sesungguhnya ia lupa bahwa ia tengah mencari sifat Allah Yang Mahaluas. Kala ia begitu haus akan kedudukan yang terhormat, sesungguhnya yang ia inginkan adalah sifat Allah Yang Mahatinggi dan Mahamulia.

Demikian pula saat ia begitu silau dengan berlian dan permata nan gemerlap, sesungguhnya ia terlena akan fatamorgana dunia. Bahwa sifat Allah Yang Maha Bercahaya yang hakiki itulah yang sedang didambakannya.

Sahabatku, di lembar waktu kekinian 2007 ini, alam semesta makro dan mikrokosmos kembali mengajak kita untuk bertawaf. Kita akan memulai sebuah langkah baru, sebuah perjalanan baru. Bertawaf bersama bumi, rembulan, matahari serta triliunan bintang.

Di tengah kegelapan angkasa raya nan mahaluas, kita akan bersama-sama, bergandengan tangan dengan erat agar tak terempas, berjalan menembus ruang dan waktu, menempuh sebuah perjalanan yang panjang. Perjalanan mulia, menjalankan misi Ilahi. Selamat jalan menempuh ruang dan waktu, selamat bertawaf! ***

No comments:

ilmu adalah investasi tiada henti