Berlomba-lombalah dalam Kebaikan (Bag. 2)
Oleh : Rahmat Hidayat Nasution
Sekalipun demikian, kita perlu mengetauhi apakah arti “kebaikan” itu sebenarnya. Kebanyakan manusia memahami arti kebaikan dengan berbuat hal-hal yang menyenangkan orang lain, memberi uang kepada orang miskin, berperilaku toleran terhadap setiap jenis perbuatan dan tindakan yang dilakukan orang lain maupun agama lain. Padahal, Allah Swt. telah menjelaskan di dalam Kalam-Nya tentang hakekat kebaikan sebenarnya. Allah Swt. berfirman, “ Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu merupakan suatu kebaikan, akan tetapi, sesungguhnya kebaikan itu adalah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintai kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan), orang yang meminta-minta; memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]:177).
Jadi, berdasarkan ayat di atas, kebaikan sesungguhnya adalah takut kepada Allah, tetap mengingat hari pembalasan, mengikuti hati nurani, dan selalu melakukan perbuatan yang akan diridhai Allah. Maka, bukanlah kebaikan bila kita merusak subtansi akidah kita dengan memberikan toleransi seluas-luasnya terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang dari risalah tauhid yang diajarkan Rasulullah Saw. Jelasnya, tidak ada toleransi jika menyangkut “teritorial” akidah kita.
Di dalam al-Qur’an, Allah Swt. telah berjanji untuk menggandakan nilai perbuatan setiap hamba yang berbuat baik. Di antara ayat-ayat Allah yang menjelaskan hal ini adalah, “Siapa yang melakukan amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan siapa yang melakukan amal yang jahat, maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedangkan mereka sediktpun tidak dianiaya (dirugikan).” (QS. Al-an’am [6]: 160)
Bukti yang paling konkrit bahwa Allah menggandakan setiap perbuatan baik adalah perbedaan kehidupan di dunia dan di akhirat. Kehidupan di dunia ini memiliki masa yang pendek. Walaupun demikian, orang-orang yang menyucikan dirinya dan melakukan perbuatan baik di dunia ini akan diberi balasan dengan kebaikan yang tidak terbatas di akhirat, sebagai balasan dari apa yang telah mereka lakukan selama kehidupan yang pendek (baca; dunia) tersebut.
Oleh karena itu, marilah kita berlomba-lomba dalam kebaikan dan amal saleh. Di samping sebagi bekal kita kelak di akhirat, juga menjadi media untuk mewujudkan keharmonisan antar kita dan membendung ‘teritorial’ akidah dari goncangan-goncangan yang berbahaya. Allah Swt. berfirman, “...Maka berlomba-lombalah kamu (dalam) kebaiakan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 148).
Penulis adalah mahasiswa universitas al-Azhar Kairo, Mesir, Fakultas Syariah Islamiyah, Tingkat IV dan wartawan media TëROBOSAN Kairo, Mesir.
No comments:
Post a Comment