Berlomba-lombalah dalam Kebaikan (Bag. 1)
Oleh : Rahmat Hidayat Nasution
Berlomba-lombalah dalam Kebaikan
Adalah menjadi perhatian penting bagi kita untuk merenungkan dan menangkap pesan Rasulullah Saw. yang termaktub dalam hadits di atas, tentang fitnah besar yang akan terjadi dan bakal menggoncang kehidupan manusia. Karena begitu dahsyatnya goncangan fitnah itu, sampai menyentuh “teritorial” keimanan. Bahkan divisualisasikan seorang mukmin akan dapat berubah ideologi agamanya dalam sehari, pagi beriman sore hari kafir, sore hari beriman pagi hari menjadi kafir. Agaknya goncangan-goncangan itu mulai tampak tanda-tandanya dalam kehidupan kita dewasa ini, walaupun belum begitu menyentuh substansi yang dimaksud, atau bahkan mungkin sudah.
Betapa telah kita baca di media masa tentang kondisi pada sementara masyarakat Indonesia saat ini yang tiba-tiba berubah menjadi brutal dan ganas, dikarenakan hanya isu yang tak jelas sumbernya. Atau kita baca berita menyedihkan tentang saudara-saudara kita di Sidoarjo yang hampir genap setahun terkena bencana lumpur Lapindo, yang sampai saat ini belum mendapatkan ganti rugi atas hilangnya tempat tinggal dan juga mata pencaharian mereka. Ironis sekali kehidupan mereka hingga datang ke Jakarta menemui Presiden SBY dengan harapan dapat membantu mereka untuk mendapatkan hak-hak yang semestinya mereka terima.
Memperhatikan pesan Rasulullah Saw. melalui hadits di atas, langkah yang patut dilakukan pada saat kondisi seperti itu adalah berlomba-lomba dalam beramal saleh dan kebaikan. Dengan cara mengingatkan masyarakat akan pentingnya mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan dalam kehidupan, yaitu dengan tidak melakukan tindakan-tindakan anarkis yang dapat menghilangkan nyawa. Langkah ini penting untuk kita tindaklanjuti sebagai upaya antisipasi agar kondisi yang semakin carut-marut itu tidak menjadi lebih parah, apalagi sampai menjadi fitnah agama yang sangat membahayakan.
Bertindak secara bijaksana dan memperbanyak amal saleh sebagai salah satu antisipasi yang dapat dilakukan dengan kemampuan dan kedudukan masing-masing. Yang terpenting adalah, adanya wujud kesadaran dan kepedulian yang setara antar sesama muslim sehingga tidak terjadi ketimpangan dan keganjalan.
Agar terciptanya kondisi yang kondusif, maka yang terpenting saat ini adalah mensosialisasikan pesan moral yang termaktub dalam surat Al-‘Ashr. Allah Swt. berfirman, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman da mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati agar mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati agar selalu bersabar.“
Berdasarkan ayat di atas, ada tiga hal penting dan tak pelak lagi harus dilakukan oleh manusia, yaitu berpegang teguh pada keimanan, memperbanyak amal saleh, nasehat-menasehati agar tetap selalu dalam kebenaran dan kesabaran. Sebagai orang muslim, kita sangat dituntut untuk mampu melaksanakan pesan yang termaktub dalam Kalam Allah di atas, bahkan kita harus menjadi pelopor untuk mengajak manusia kembali kepada ajaran agama, agar kita tidak termasuk orang-orang yang merugi. Sungguh tepat apa yang ditulis ‘Aid bin Abdullah al-Qorny dalam bukunya “Hatta Takuna As’ad an-Nas”, bahwa kebahagian itu adalah ketika kita mampu melerai perpecahan, menghilangkan sikap saling memusuhi, aktif beramal saleh, dan menjauhkan diri dari keinginan syahwat yang menggebu-gebu.
Sebagaimana dikatakan di atas, bahwa berbuat kebaikan dan melakukan amal saleh dapat dilakukan dengan berbagai media dan kesempatan menurut kemampuan masing-masing. Jika kita hanya mampu menyumbangkan pikiran, maka kemampuan ini harus dapat dioptimalkan untuk kebaikan dan amal saleh, dengan cara memberikan solusi terbaik atas setiap permasalahan yang dapat merusak keharmonisan antar kita. Jika kita mampu denga harta, maka marilah kita “belanjakan” untuk segala hal-hal yang menyangkut kebaikan, minimal mampu membantu saudara-saudara kita yang lemah dan mudah ‘goyah’ imannya. Yang penting, kita dapat berbuat baik dan bermanfaat bagi agama kita, dan amal baik itu akan dapat kita petik hasilnya kelak di akhirat.
Dengan berlomba-lomba melakukan amal saleh berarti kita telah ikut mencegah fitnah besar yang merongrongi umat Islam, bahkan mengancam akidah mereka. Dan ini merupakan gaung yang memiliki andil yang sangat besar dalam kehidupan dan kebahagian umat Islam. (bersambung...)
No comments:
Post a Comment