ikatlah ilmu dengan menuliskannya"sanitomichie"

Saturday, August 4, 2007

Melangkah dalam satu tujuan menuju ridho illahi.

Garam & Telaga

Suatu ketika hiduplah seorang tua yang yang bijak ,pada suatu pagi ,datanglah seorang pemuda yang sedang dirundung banyak masalah,langkahnya gontai dan air ,mukanya ruwet,tamu itu memang seperti orang yang tak bahagia.
Tanpa mambuang waktu orang itu menceritakan semua masalahnya ,pak tua yang bijak hanya mndengarkannya dengan seksama ia lalu mengambil segenggam garam dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air dimasukannya garam itu kedalam gelas lalu diaduknya perlahan coba minum ini dan katakanh apa rasanya ...?ujar pak tua itu ,pahit....pahit.......pahiiit sekali jawaban sang tamu sambil meludah kesamping.
Pak tua itu sedikit tersenyum ia lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ketepi telaga didalam hutan dekat tempat tinggalnya ,kedua orang itu berjalan berdampingan akhirnya sampailah mereka ketepi telaga yang sepi dan tenang itu.
Pak tua itu ,lalu kembali menaburkan segenggam garam ,kedalam telaga itu dengan sepotong kayu yang dibuatnya gelombang dan mengaduk ngaduk dan tercipta riak air,mengusik ketenangan telaga itu ..." coba ambilah air dari telaga ini ,dan minumlah ,saat tamu itu selesai mereguk air itu ,pak tua berkata lagi bagaimana asanya ..?.."segar...sahut tamunya ...apakah kamu merasakan garam didalam air itu..."tanya pak tua lagi tidak jawab sianak muda.
Dengan bijak pak tua itu menepuk nepuk punggung sianak muda ,ia lalu mengajaknya duduk berhadapan bersimpuh disamping telaga itu,anak muda dengarlah pahitnya kehidupan adalah layaknya segenggam garam tak lebih dan tak kurang jumlah dan rasa pahit itu adalah sama .dan akan tetap sama.....Tapi,kepahitan yang kita rasakan akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki ,kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakan segalanya.itu semua akan tergantung pada hati kita jadi saat kita merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup hanya ada satu hal yang dapat kita lakukan ,lapangkanlah dadamu menerima semuanya luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.
Pak tua itu lalu kembali memberikan nasehat"Hatimu adalah wadah itu "Perasaanmu adalah tempat itu'Kalbumu adalah tempat kamu manampung segalanya jadi jangan jadikan hatimu itu seperti gelas,buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadikan kesegaran dan kebahagiaan .Keduanya lalu beranjak pulang mereka sama sama belajar hari itu,dan pak tua siorang bijak itu kembali menyimpan segenggam garam"untuk anak muda yang lain ,yang sering datang kepadanya dengan membawa keresahan jiwa.
http://www.mpar-ugm.com/images/kur1-Telaga-Warna-02.jpgtelaga warna,by Ikhsan

No comments:

ilmu adalah investasi tiada henti