ikatlah ilmu dengan menuliskannya"sanitomichie"

Sunday, April 8, 2007

DiZalimi Mertua & Suami

Dizalimi Mertua dan Suami
Laporan: Drs. Ruswanto Syamsuddin, M.Ag

[Rumahku Surgaku]

Seorang wanita, sebut saja namanya Gina, ikut saudaranya di Jakarta dengan maksud mencari pekerjaan. Ia melamar ke berbagai perusahaan namun tak satu pun yang bersedia menerimanya. Sementara itu ia berkenalan dengan Anto, seorang pemuda yang lumayan tampan dan sudah bekerja di sebuah perusahaan besar.

Selain sering datang bertamu, ngobrol dan bercanda, Anto pun sering melepas rindu via telepon. Gina yang pada awalnya memperlakukan Anto sebagai teman baru, lama-lama jatuh hati, lalu menjalin hubungan asmara.

Akhirnya Anto mengajak Gina untuk menikah. Pada awalnya Gina menolak dengan alasan belum siap, tapi akhirnya setuju karena Anto terus membujuk dan merayunya. Orang tua Anto semula juga kurang berkenan, tapi mengingat kemauan Anto begitu keras, akhirnya merestui niat anaknya itu dan akhirnya mereka datang ke orang tua Gina di kampung untuk melamar Gina.

Seminggu setelah perkawinan di rumah orangtua Gina, kedua pengantin baru itu kembali ke Jakarta. Mereka tinggal di rumah yang telah dibeli Anto secara kredit beberapa tahun sebelumnya.

Musuh Dalam Selimut

Rumah tangga mereka berjalan cukup baik, dikaruniai seorang anak putri. Kehadiran si buah hati itu sangat berarti bagi mereka, mengingat orang tua Anto sejak awal kurang setuju bermenantukan Gina. Kehadiran sang cucu, diharapkan kebekuan hubungan dengan orang tua Anto akan mencair.

Harapan itu rupanya tinggal harapan. Orang tua Anto mempunyai niat lain. Diam-diam mereka berupaya memisahkan Anto dari Gina. Mereka ingin menjodohkan Anto dengan gadis pilihan mereka, anak salah satu teman lama mereka yang sudah bekerja, sebut saja namanya Lidia.

Tanpa sepengatuan Gina, Anto sering diajak berkunjung ke rumah orang tua Lidia dan dikenalkan dengan Lidia. Setelah berkenalan, orang tua Anto selalu mengatur waktu agar Anto sering bertemu dengan Lidia.

Ternyata Lidia naksir Anto, sementara Anto masih bersikap dingin mengingat dia sudah punya istri dan anak. Melihat situasi itu, orang tua Anto berusaha membujuk Anto mau dengan Lidia dan menceraikan Gina. Anto dengan tegas menampik maksud orang tuanya, Dia berat meninggalkan Gina.

Orang tuanya tidak kehilangan akal. Mereka meminta jasa 'orang pintar' (dukun) supaya Anto membenci Gina dan menyukai Lidia. Entah bagaimana, selang beberapa bulan tiba-tiba sikap dan pikiran Anto berubah. Dia mau menuruti kemauan orang tuanya. Dia juga tiba-tiba membenci istrinya dan menyukai Lidia, serta tidak lagi peduii dengan anaknya. Anto pergi meninggalkan rumah dan lebih banyak bertemu dengan Lidia.

Tentu saja Gina kaget dan linglung. Ditinggal Anto, Gina pulang kampung, meminta tolong kepada saudara-saudara kandungnya supaya mau menasihati suaminya yang kabur meninggalkan rumah. Sayangnya, saudara-saudaranya tidak merespon bahkan terkesan menyalahkan Gina.

Balik ke Jakarta, Gina berusaha menemui Anto di rumah mertuanya. E, malah mendapat cacian dari suami dan mertuanya tanpa sebab yang masuk akal. Dengan hati yang teriris-iris dan berurai air mata Gina pulang ke rumah.

Cerai Paksa

Beberapa hari kemudian Anto pulang ke rumah dan marah-marah dengan alasan yang dibikin-bikin. Ia memaksa Gina bercerai dan meminta surat nikah diserahkan kepadanya. Kebetulan kedua surat nikah mereka disimpan oleh Gina di kampung. dan Gina tidak mau menyerahkannya kepada Anto. Karena Gina tidak mau mengambil dan menyerahkannya kepada Anto, dia marah lagi dan memukul Gina, bahkan mengancam mau membunuh Gina kalau tidak mau menyerahkan surat nikah dan enggan dicerai.

Tidak kuat menahan sakit karena dipukul dan takut dibunuh, Gina terpaksa mau dicerai dan bersedia mengambil surat nikah di kampung dan menyerahkannya kepada Anto. Lalu Anto membuat surat pernyataan cerai yang ditandatangani oleh mereka berdua dan dua orang saksi teman Anto sendiri. Dalam surat pernyataan cerai tersebut, Anto menjatuhkan talak tiga sekaligus.

Gina bergegas pulang kampung, menggendong anaknya tanpa diantar Anto. Kedatangannya disambut biasa-biasa saja oleh saudara-saudara kandungnya. Untunglah ada saudara sepupunya yang bersimpati dan empati. Sarannya, Gina tidak usah menyerahkan surat nikah itu kepada Anto. "Kalau Anto berani, suruh dia datang kemari," kata saudara sepupunya tegas. Dan dia, katanya akan memperkarakan Anto ke Pengadilan jika ia datang. Sikap saudara sepupunya itu berpengaruh pada saudara-saudara kandung Gina, sehingga mereka berubah sikap, ikut membela Gina yang dizalimi suaminya itu.

Memalsukan Identitas

Setelah sebulan berlalu, Anto mulai gelisah. Surat nikah itu sangat penting bagi Anto untuk menghifangkan jejak, menghindari tuntutan dan memudahkan jalan untuk kawin lagi. Tadinya, dia akan memusnahkan surat nikah tersebut, lalu membuat KTP baru dengan status bujang untuk menikah lagi. Pikirnya, tanpa surat nikah, Gina tidak punya bukti untuk menuntut ke Pengadilan. Sementara itu orang tua Anto mendesak terus agar Anto segera menikah dengan Lidia seraya mengabaikan persoalan surat nikah yang ditahan oleh Gina. Yang terpenting bagi mereka Gina sudah mau dicerai dan sudah menandatangani surat pernyataan cerai.

Anto menuruti kemauan orang tuanya, melamar dan menikahi Lidia, dengan menunjukkan KTP bujang yang baru saja dibuat.

Tanggapan Pengasuh

Memperhatikan persoalan yang terjadi pada rumah tangga Anto-Gina, ada empat masalah yang perlu diungkap, yakni masalah campur tangan orang tua, perdukunan, kezaliman dan pelecehan hukum talak.

1. Campur tangan orang tua.
Tidak sepantasnya orang tua merusak rumah tangga anaknya, hanya karena tidak cocok dengan menantunya. Ikut campur tangan dalam urusan rumah tangga anaknya saja tidak boleh, apalagi merusak perkawinannya. Orang tua seperti ini bisa dikenai sanksi hukum jika hal ini diperkarakan ke Pengadilan.

Orang tua memang punya hak untuk melarang/tidak setuju terhadap pilihan anaknya soal jodoh. Apabila larangan itu dibenarkan oleh agama, Allah akan meridhai sikap orang tua tersebut, tapi jika larangan itu bertentangan dengan agama, Allah tidak akan meridhai sikap orang tua tersebut. Jika anak bersikeras menikah dengan wanita pilihannya, orang tua tidak bisa memaksa, apalagi punya rencana jahat terhadap rumah tangga anaknya. Si anak toh sudah dewasa dan pilihannya itu akan dipertanggungjawabkannya sendiri di hadapan Allah. Jika pilihannya itu tidak baik dalam pandangan Agama dan orang tua tidak ridha, maka resikonya menjadi tanggungan anak, termasuk soal ridha Allah, atau kesulitan-kesulitan lain.

2. Tentang perdukunan.

Salah besar jika orang tua membawa persoalan anaknya kepada dukun sehingga anaknya terkena permainan dukun tersebut. Jika orang tua Anto mengaku Muslim, berarti mereka telah melakukan perbuatan syirik. Sedangkan syirik adalah perbuatan dosa yang paling besar (QS. 31: 13) dan tidak akan diampuni oleh Allah (QS. 4: 48) kecuali bertobat sebelum mati. Di sisi lain, sebenarnyajika ketakwaan anak kokoh, ilmu dukun tidak akan berpengaruh padanya.

3. Tentang kezaliman.

Akibat perbuatan orang tua Anto yang zalim, Anto ikut terpengaruh lalu berbuat zalim kepada istrinya. Dia menceraikannya tanpa sebab, bahkan mengantayanya. Ini adalah bentuk kekerasan daiam rumah tangga yang bertentangan dengan agama dan UU No 23 tahun 2004.

Tindakan Gina menahan surat nikahnya, sudah tepat. Karena sudah jelas niat Anto tidak benar. Dia licik dan tidak bertanggung jawab. Lalu dia mau kawin lagi tanpa beban. Kalau surat itu diserahkan kepada Anto, bisa jadi akan dimusnahkan oleh Anto sehingga Gina yang sudah dizalimi tidak bisa menuntut apa-apa, Meskipun sebenarnya kantor KUA masih memiliki data tentang pernikahan mereka. Surat cerai yang ditandatangani oleh Anto, Gina dan dua orang saksi itu belum diakui oleh pemerintah, sehingga Gina masih bisa menuntut hak nafkah penuh sebagai istri kepada Anto. Juga dapat menuntut hak nafkah anaknya. Jika Anto ingin menceraikan Gina secara baik-baik lakukanlah di kampung tempat dia menikah, dan ajukan bersama-sama ke Pengadilan. Dengan demikian maka akan sah perceraiannya secara hukum dan akan ada kejelasan pembagian harta serta tanggung jawab nafkah anak.
4. Tentang pelecehan hukum talak.

Perbuatan Anto menceraikan istrinya dengan talak tiga sekaligus, selain melecehkan hukum talak, secara tidak sadar membuat lubang untuk dirinya sendiri. Mengapa? Karena dia sebenarnya sedang dalam kondisi "tidak sadar" dan pada saat ia sadar, ia akan menyesal. Dia tidak bisa kembali lagi dengan Gina karena telah ditalak tiga.

Itu sebabnya Islam melarang suami menceraikan istrinya talak tiga sekaligus. Jika talak dilakukan secara bertahap, masih ada kesempatan untuk rujuk bila keduanya menyesal dan masih saling mencintai. Bukan mustahil, setelah rujuk, rumah tangga mereka makin baik dan bahagia.

Mahmud bin Lubaid menuturkan hadis Rasulullah yang menjelaskan kepada sahabat tentang seorang laki-laki yang menceraikan istrinya talak tiga sekaligus. beliau berdiri dengan marah, lalu bersabda: "Apakah akan dipermainkan kitab Allah, padahal saya ada di tengah-tengah kamu?" Seorang sahabat lalu berdiri dan berkata: "Wahai Rasulullah! Bolehkah saya membunuh dia?" (maksudnya lelaki yang menceraikan istrinya dengan talak tiga itu) (HR Imam Nasai)

Hadis tersebut menunjukkan bahwa talak tiga sekaligus dilarang. Demikian juga berdasarkan firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 229.

Sebaiknya Gina dan Anto mengajukan kasus mereka ke Pengadilan Agama, agar perceraian mereka sah dan adil, baik secara agama maupun secara hukum negara. Atau meminta bantuan kepada pengacara atau aktivis LBH, terutama LBH perempuan, tentu mereka akan membantu, Insya Allah.


Sumber : www.Amanah.or.id
Luqman al-Hakiim berkata, "Wahai anakku, barangsiapa suka berbohong, ia telah kehilangan air mukanya (malunya), dan siapa yang buruk akhlaknya akan banyak susahnya. Memindahkan batu yang besar lebih mudah daripada memberi pemahaman kepada orang yang bodoh."

No comments:

ilmu adalah investasi tiada henti