Rindu Indahmu
::
sayang,
sungguh kasihku padamu
tak berujungtak bertepi
walau harus kususuri lorong gelap tanpa akhir
ku takkan berbalik dan mencari terang yang lain
terangku ada di sini
di dadamu
di pelukmu yang erat
::
kasih,
betapa lelah dan luka jiwa ini mencarimu
betapa salah telah mengukiri sluruh hidupku
hanya karena ku ingin bertemu denganmu
kasih,
hati yang tlah lelah ini
kerap berteriak nyalang
dan ia tak pernah henti menjeritkan
kerinduannya padamu
seduku tertahan
bila teringat betapa airmata tlah melumuri jiwaku
yang selalu berlinang
dan terus berlinang
mengapa tak kunjung berakhir perjalanan ini
ketika kutemu dirimu
tetes bahagia membasah di sudut mataku
apakah kaki yang renta ini
tlah menemukan perhentiannya?
kurasakan cintamu
yang sangat dalam
menjelajahi relung hatiku
memberi kesejukan dalam dahaga yang kering
cinta,
siapa yang berani berkata telah menemukan cinta,
bila ia tak pernah diuji
dengan hati yang pedih menahan perih
dengan mata yang sembab membasah
dengan tubuh yang lunglai
dan kelemahan yang terus berderai-derai
dihantam dera
dan cinta pun hadir,
mengusap wajah penuh airmata
membelai tubuh ringkih meringkuk
menenangkan hati yang meratap lirih
dan cinta,
hanya cinta yang mampu merubuhkan gunung
yang mampu menenggelamkan gurun
yang mampu memberi hidup diantara mati
dalam matiku
kutemukan lagi hidupku
dalam rinai pelangi cintamu
menuntunku menyusuri alur yang pernah hilang
cinta,
kumohon,
jangan pernah lagi hilang
walau sekejap
cinta,
kumohon,
izinkan dirimu menjadi perhentian akhirku
karena tak pernah lagi kuingin
memulai perjalanan penuh luka
cinta,
kumohon,
jangan pernah lagi meneteskan airmataku
cinta,
aku membutuhkanmu
karena aku mencintaimu,
cinta,
aku mencintaimu
karena aku mencintaimu ...
Enggan Berpaling
Mungkin dia tidak tahu ada yang terluka di sisinya
Mereka bahagia tampaknya, penuh kasih, penuh mesra
masih menghangat raga baru empat bulan lamanya.
Tidak ingin, hanya pilu
kemana milikku yang selalu terbawa angin.
Aku juga punya tapi aku tak punya.
Wujud hanya desir lembut
Laku hanya tergores di angan
desah hanya bisik perlahan
memang tiada
Aku punya, tapi mana dirinya ?
Ku tlah enggan berpaling, hanya punya satu.
Tidak berbanding dengan dirinya
aku tersenyum, selalu ada yang ingin merebutnya dariku.
Kupandang dengan sudut mata
aku harus bersabar.
Hanya penantian,
Ku tak ingin berpaling, dramaku tlah berakhir.
No comments:
Post a Comment